...Sarana Menuangkan Inspirasi dan Imajinasi... Add me on My Space : Dopang Andrianto Batara
Jumat, 21 Januari 2011
Joe Sandy
Nama : Joshua Sandy [Joe Sandy]
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Subang, 02 April 1973
Biogarfi:
Joshua Sandy atau lebih terkenal dengan nama Joe Sandy adalah pemenang di ajang The Master, yang merupakan ajang pencarian bakat untuk para pesulap di Indonesia.
Pria kelahiran Subang, 2 April 1973 sebelum memutuskan jadi pesulap adalah seorang pekerja kantoran di sebuah bank. Setelah keluar dari profesinya, ia serius menekuni dunia entertainment dengan menjadi pembawa acara.
Namun sejak menjadi pemenang di The Master, Joe fokus sebagai pesulap 100%. Joe yang punya hobi membaca dan mempelajari banyak hal ini percaya membaca adalah jendela ke segala pengetahuan termasuk kekuatan pikiran. Oleh karenanya, genre sulap yang ia tekuni adalah mentalist.
Masa kecil Joe yang tak memiliki figur seorang ayah tak membuatnya lemah. Karena ia mendapat kasih sayang berlimpah dari almarhumah ibunya dan adiknya. Lewat pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki, Joe berambisi untuk mengubah image mentalist yang menyeramkan dengan aksi-aksinya yang fun.
Sumber : http://pedasmaniscinta.blogspot.com/2009/05/biodata-joe-sandy-master.html
David Copperfield
David Copperfield (nama asli: David Seth Kotkin lahir di Metuchen, New Jersey, Amerika Serikat, 16 September 1956; umur 54 tahun) adalah pesulap dan ilusionis yang telah 21 kali memenangkan Penghargaan Emmy. Di antara ilusinya yang terkenal adalah pertunjukan "menghilangkan" Patung Liberty, "terbang" di atas Grand Canyon, dan "berjalan menembus" Tembok Besar di RRC.
Biografi :
Copperfield mulai bermain sulap sejak berusia 12 tahun, dan menjadi pesulap termuda yang diterima sebagai anggota Society of American Magicians[1] Sewaktu berusia 16, Universitas New York sudah mengundangnya untuk mengajar kursus sulap.[2] Nama "David Copperfield" diambilnya dari tokoh fiksi bernama David Copperfield yang muncul dalam novel berjudul sama, David Copperfield karya Charles Dickens. Pada usia 19 tahun, Copperfield sudah mengadakan pertunjukan besar di Hotel Pagoda, Honolulu, Hawaii.[2]
Sebagian besar penampilan Copperfield berupa acara spesial televisi dan sebagai bintang tamu dalam acara televisi. Di layar lebar, Copperfield pernah bermain sebagai Ken si pesulap dalam film horor Terror Train produksi tahun 1980. Selain itu, Copperfield pernah tampil sebagai figuran dalam film Prêt-à-Porter (1984), namun namanya tidak dicantumkan dalam daftar pemain.
Pada tahun 1982, Copperfield mendirikan yayasan Project Magic[3] untuk membantu rehabilitasi pasien yang mengalami lumpuh tangan dengan mengajarkan gerakan sulap sebagai salah satu metode terapi fisik. Metode yang dikembangkannya mendapat akreditasi dari American Occupational Therapy Association, dan digunakan di lebih dari 1.100 rumah sakit di 30 negara di dunia.
Pada tahun 1996, Copperfield menulis antologi fiksi berjudul David Copperfield’s Tales of the Impossible yang mengambil latar belakang dunia sulap dan ilusi. Dalam penulisan buku tersebut Copperfield bekerja sama Dean Koontz, Joyce Carol Oates, Ray Bradbury, dan anggota tim yang lain. Pada tahun berikutnya terbit volume kedua, David Copperfield's Beyond Imagination (1997).
Copperfield memiliki Museum Internasional dan Perpustakaan Seni Sulap di Las Vegas, Nevada. Museum tersebut didirikan sebagai usaha Copperfield untuk melestarikan sejarah seni sulap, dan koleksi perangkat sulap antik, buku, dan benda-benda yang berkaitan dengan seni sulap.
Majalah Forbes melaporkan David Copperfield memiliki penghasilan sebesar 57 juta dolar AS pada tahun 2003. Jumlah tersebut menjadikannya berada di urutan ke-10 selebritas dengan bayaran paling mahal di dunia. Pada tahun 2004, penghasilannya diperkirakan sebesar 57 juta dolar AS (urutan ke-35), sedangkan penghasilannya pada tahun 2005 tetap berjumlah 57 juta dolar AS, namun turun ke urutan ke-41 dalam daftar selebritas top dunia.[4] Setiap tahunnya, David Copperfield melakukan lebih dari 550 pertunjukan di seluruh dunia.[5]
Copperfield pernah bertunangan dengan supermodel Claudia Schiffer. Setelah berhubungan selama 6 tahun, mereka berpisah pada tahun 1999.
Ayah Copperfield yang bernama Hyman Kotkin alias Hy meninggal dunia pada bulan Februari 2006 di San Diego, California. Semasa hidupnya, Hy sering menemani anaknya sewaktu melakukan tur keliling dunia. Copperfield memiliki situs web Remember Hy untuk mengenang ayahnya.
Pada bulan April 2006, Copperfield dan dua asisten wanitanya menjadi korban perampokan bersenjata di West Palm Beach, Florida. Pada waktu itu, mereka baru saja selesai melakukan pertunjukan ketika dirampok kelompok perampok muda usia. Kedua asistennya menyerahkan semua uang, paspor, dan telepon genggam yang dimiliki. Namun menurut pernyataan yang diberikannya kepada polisi, Copperfield tidak memberikan apa-apa kepada si perampok. Copperfield mengaku dirinya menggunakan kecepatan tangan pesulap untuk menyembunyikan harta bendanya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/David_Copperfield_(pesulap)
Lukisan Waktu Lomba HUT Smpesa
Lukisan saya kali ini beda dengan lukisan saya sebelumnya karena ini berbeda tema. Lukisan yang kali ini mengambil tema perayaan Hari Ulang Tahun SMPN 1 Tenggarong. Lukisan ini mengabil suasana ceria dan senang serta mengambil waktu pada malam hari dan berlokasi di sbeuah panggung yang disediakan ketika perayaan HUT Smpesa. Lukisan ini banyak mengandalkan warna merah,kuning dan oranye.
Lukisan ini terinspirasi oleh grup band favorite saya yaitu Vierra. Lukisan ini ingin bercerita tentang kemerihan HUT SMPN 1 Tenggarong dengan penuh sukacita dan keceriaan. Dalam lukisan ini terdapat 6 persoinl grup band dan salah satu diantaranya adalah seorang wanita cantik yang ketika itu dalam imajinasi saya adalah seorang Widi *Vierra*. Namun untuk mencegah saya menambahkan 1 gitarist dan 1 bass gaitar yang sebenarnya dalam grup band Vierra tidak ada. Mereka memainkan musik mereka dengan penuh kecerian dan semangat yang tinggi.
Lukisan saya ini istimewa dari yang lainnya karena lukisan saya ini berhasil mendaptkan juara 3 di lomba melukis di SMPN 1 Tenggarong tingkat siswa-siswi SMPN 1 Tenggarong.
Sekian dari ulasan untuk lukisan saya kali ini, terima kasih...
Desain Pra 2 Lomba HUT RI Ke-64 di Smpesa
Lukisan ini merupkan desain pra ke-2 sebelum lomba HUT RI Ke-64 di SMPN 1 Tenggarong. Lukisan kali ini tampak berbeda dari lukisan sebelumnya karena di sini Indonesia berhasil mengalahkan Belanda. Lukisan ini terinpirasi oleh sebuh lukisan mantan siswi SMPN 1 Tenggarong yang telah meninggal karena sebuah kecelakaan serta lukisannya terdapat di perpustakaan sekolah SMPN 1 Tenggarong.
Lukisan ini hampir sama dengan lukisan sebelumnya yang masih mengandalkan banyak warna pokok. Lukisan ini mengambil waktu ketika di sore hari serta bersuasana bahagia dan senang karena tentara Indonesia berhasil mengalahkan tentara Belanda. Lukisan ini bercerita tentang perjuangan tentara Indonesia dalam membela Indonesia sampai titik dari penghabisan bahkan bisa di lihat pada gamabr rumah-rumah warga dan phon terbakar dan rusak karena pertempuran membela Indonesia, hingga 1 orang tentara Indonesia mengibarkan bendera merah putih dan menancapkannya ke tanah berarti di sini bahwa Bendera Merah Putih masih milik Nusantara.
Sekian dari ulasan lukisan saya ini, terima kasih...
Desain Pra 1 Lomba HUT RI Ke-64 di Smpesa
Lukisan ini saya buat ketika saya tengah berlatih untuk menghadapi lomba menggambar tingat SMP di SMPN 1 Tenggarong dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-64. Lukisan saya kali ini, mendapat dari inspirasi sebuah film dokumenter di salah stasiun televisi Indonesia. Di mana di sana, orang Indonesia kalah mempertahankan wilayah mereka Indonesia bahkan sampai ada warganya yang dibunh dengan cara tragis dengan cara organ tubuhnya dibantai dan alhasil penjajah dapat merebut wilayah mereka serta bendera Belanda berhasil dikibarkan di wilayah warga Indonesia.
Lukisan ini mengambil banyak warna cerah dengan perpaduan warna pokok seperti merah, biru dan kuning. Lukisan nini mengambil latar di sebuah tembok besar dan tangguh di mana di sana saya ceritakan warga Indonesia yang tengah membela Indonesia sampai titik darah penghabisan hingga akhirnya tembok dan wilayah mereka berhasil diruntuhkan. Lukisan ini saya buat di kertas HVS Putih. Suasana dalam lukisan ini sedih serta mengambil waktu di siang hari yang panas.
Ini saja tentang penjelasan lukisan saya, terima kasih...
Lukisan ini mengambil banyak warna cerah dengan perpaduan warna pokok seperti merah, biru dan kuning. Lukisan nini mengambil latar di sebuah tembok besar dan tangguh di mana di sana saya ceritakan warga Indonesia yang tengah membela Indonesia sampai titik darah penghabisan hingga akhirnya tembok dan wilayah mereka berhasil diruntuhkan. Lukisan ini saya buat di kertas HVS Putih. Suasana dalam lukisan ini sedih serta mengambil waktu di siang hari yang panas.
Ini saja tentang penjelasan lukisan saya, terima kasih...
Kamis, 20 Januari 2011
Geisha
Geisha berdiri pada akhir Desember 2003. Band ini telah meraih beragam prestasi musik di kota asalnya Pekanbaru. Kesuksesan luar biasa dicapai band yang terdiri dari Momo[vocal],Roby[guitar]leader,Aan[drum], Amek[keyboard] dan Bernard[bass]ini, saat menjadi finalis A Mild Live Wanted 2007.
geisha-band
Awalnya band ini bernama Jingga. Personel Jingga waktu itu terdiri dari Febri[drum]leader,Momo[vocal],Roby[guitar],Aan[guitar], Amek[keyboard], dan Bernard[bass]. Hits lagu indie yang pernah mereka keluarkan diantaranya, Hey_ya(untuk selamanya), Sya La La, Cintaku Hilang. Lagu Untuk Selamanya adalah lagu yang telah dirilis ulang untuk kompilasi A Mild Live Wanted 2007 bersama dengan D’Masiv.
Lagu-lagu Geisha Band merupakan karya-karya musik yang mengisahkan sisi kehidupan yang banyak terjadi di sekitar kita. Geisha sendiri terjun dialiran art rock progressive, karena dalam penciptaan lagu, Geisha Band memadukan berbagai unsur-unsur yang berbeda, sehingga menjadi sebuah ciri khas dari Geisha dengan hentakan musik rock dan alunan beat yang cukup kencang.
geisha
Tahun 2009, Geisha akhirnya mendapat kontrak dengan Musica Studios untuk album perdana yang bertitelkan Anugerah Terindah. Mereka pun mengandalkan lagu yang berjudul “Jujurlah Padaku”.
Sumber : http://fansclubartis.wordpress.com/2009/09/25/profil-geisha-band/
Vierra
VIERRA adalah sebuah band asal Jakarta yang beranggotakan Widy (vocal), Kevin Aprilio (piano/keyboard), Tryan (drum, backing vocal) dan Raka (guitar). Awalnya Kevin menggunakan nama Andante untuk band yang didirikannya 2008 lalu. Merasa kurang cathy terdengar ditelinga kemudian Tryan mengusulkan menggunakan VIERRA sebagai pengganti nama bandnya yang berarti ‘Empat’.
Persahabatan mereka dimulai melalui internet. Dengan menggunakan situs pertemanan, Tryan yang lebih dulu sudah berteman dengan Kevin mengenalkan Raka kepada Kevin. Setelah setuju untuk mendirikan sebuah band, kemudian mereka mencari satu orang lagi untuk mengisi posisi vocal. Lalu Raka pun mengenalkan Widy kepada Tryan dan Kevin juga melalui situs petemanan yang sama. Merasa karakter vocal Widy yang tinggi dan lembut cocok dengan konsep musik VIERRA, akhirnya gadis kelahiran 1990 ini pun masuk sebagai vokalis VIERRA.
Personil dan konsep musik sudah ada, kini tinggal membuat demo dan mengirimnya ke perusahaan rekaman. Dengan bermodalkan sebuah demo, Kevin memberanikan diri mengajukan demo CD-nya ke salah satu perusahaan rekaman di Indonesia, yaitu Musica Studio’s. Tetapi setelah pihak Musica Studio’s mendengarkan demo VIERRA, pihak Musica Studio’s kurang setuju dengan konsep musik yang dibawakan Kevin dan kawan-kawan karena musik Vierra saat itu kurang pas jika dibawakan anak-anak seusia mereka. Tak merasa gentar, Kevin, Widy, Tryan dan Raka kembali bermusik dan membuat karya yang lebih ‘jujur’. Dan untuk kedua kalinya VIERRA kembali mengajukan demo-nya ke Musica Studio’s, akhirnya pihak Musica Studio’s setuju untuk merilis album VIERRA.
Dan pada Februari 2009, album debut VIERRA yang betajuk “My First Love” dirilis di Indonesia. Animo masyarakat tentang album “My First Love” pun sangat tinggi. Pasalnya, hadirnya VIERRA di belantika musik Indonesia sudah sangat di nanti-nanti masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, belakangan ini penggemar musik Indonesia sudah jenuh dengan musik yang memiliki nuansa sama dan repetitive. Lain dengan musik yang ditawarkan VIERRA di album debutnya, “My First Love” yang segar, jujur.dan polos. Secara musikal, mereka lebih suka menyebut lagu-lagu mereka berada di jalur power pop atau pop disney. Kepolosan, keyakinan dan keinginan untuk sharing jadi modal utama dari perjalanan Vierra. Dan sepertinya, itu semua modal yang mereka miliki memang bisa membedakan mereka dari band lain yang banyak beredar. Dan itu sebuah modal yang kuat untuk bisa menjaga eksistensi mereka di dunia musik. Tentunya dengan bantuan dari semua penikmat musik di Indonesia. Mari berbagi cerita bersama Vierra.
Sumber : http://www.musica-studios.co.id/?show=artist&pages_id=268&detail=1
Suara Hatiku
Aku sangat mencintaimu
Setiap saat aku memikirkanmu
Tiap hari aku hanya bisa memandangmu
Dengan berharap suatu saat aku dapat memilikimu
Rasa ini terkadang sakit untukku
Namun ku tak kan menyerah untuk mendapatkanmu
Rasa ini untuknya
Rasa yang membuatku haus menginginkan kasih sayangnya
Ku mohon dengarlah suara hatiku
Meski ku tahu kau tak mendengar suara hatiku
Ku mohon terimalah rasa sayang dan cintaku
Meski ku tahu kau tak kan pernah menginginkanku
Semua ini kulakukan tanpa ada rasa kesal dan dendam dalam hatiku
Aku sangat menyayangimu
Tuhan tolonglah, sampaikan rasa sayangku
Rasa sayang yang tak berguna baginya
Rasa sayang bagaikan sampah baginya
Tuhan jadikan semua ini, simpanan terindah dan termanis dalam hatinya
Yang akan selalu ku merindukannya
Bunda
Di waktu ku masih kecil
Ku selalu bermain tanpa mengenal waktu
Terkadang ku sakit dan terjatuh di saat itu
Tapi kau selalu ada menjaga dan merawaku
Kini ku beranjak dewasa
Ku selalu melanggar dan mencela segala perkataanmu
Hingga ku terkadang menyakiti hatimu
Tapi Bunda, kau selalu ada bagiku
Bunda kau adalah
Harta terindah di dalam hidupku
Setiap detika kau selalu memberikan kasih sayangmu kepadaku
Hanya di saat bunda di sisiku
Maha Besar kau telah berikanku hidup
Yang dia adalah terbaik bagiku
Dia yang kucintai di dalam hidupku
Bunda, kau selalu terbaik dimataku
Berhenti
Dirimu,... tak pernah memikirkan
Segala sesuatu yang telah kau miliki
Dirimu,...selalu mementingkan keinginan
Keinginan tuk menang sendiri
Hentikan segala sandiwaramu
Hentikan segala perkataan manis dari mulut kita berdua
Jika... kau tahu betapa ku menyanyangimu saat ini..
Mungkin ku merasa hubungan kita
Tidak harus sampai di sini...
Berhenti menangis...
Tangisanmu tak dapat menyelesaikan ini
Hujan pun telah menangis...
Mentari tak juga memancarkan sinarnya...
Seolah-olah mereka berdua berkata
Hubungan... kita hanya bisa sampai di sini...
Saatnya kita menatap ke arah masa depan
Tuk bersama-sama... menemukan pengganti kita berdua...
Rabu, 19 Januari 2011
Bab 4_Harta Terindah
Tema Bab Ini : Continue to strive to have you
Dhan pun bangun pagi dengan sangat lesuh seperti tak ada semangat untuk menyambut hari yang datang padanya sambil memgang kepalanya.
“ Aduh….untuk aja sakit kepalaku telah hilang…kalau gak gue gak bisa pergi kuliah “ keluh DHan
“ Pantasan semalam kepalaku pusing…lupa makan malam, mungkin maq ku kembali kambuh…” sesal Dhan
Setelah ia menyesalai perbuatannya yang membuatnya sakit kepala semalam, ia pun menuju kamar mandi untuk pergi mandi serta bersiap-siap untuk pergi ke toko kue. Dhan saat berada dalam kamar mandi, supaya ia tak sepi membersihkan diri ia pun menyempatkan untuk menyanyikan lagu favoritnya.
Akhirnya, Dhan telah selesai mandi dan ia pun pergi menuju kamar untuk berpakaian dan bersiap-siap menuju ke toko kue. Ia pun telah selesai berpakaian dan bergegas menuju keluar apartemennya. Namun ketika ia bar u saja ingin menutup dan mengunci pintu, ia teringat akan kata-kata semalam yang berbunyi bahwa ia harus secepatnya mencari seorang vokalis baru untuk mengisi grup bandnya. Seketika pikiran Dhan langsung tertuju kepada Nadia yang memiliki suara yang nan indah.
“ Oh iya…aku lupa kasih tau ke Nadia bahwa ada tawaran ngeband bersama kami…aduh gawat “ sahut Dhan dalam hatinya
Dhan pun mengamabil handphonenya dan ia pun mencoba menghubungi Nadia untuk menanyakan hal tersebut.
“ Assalammualaikum….” sahut Dhan
“ Walaikumsalam Dhan…ada apa ? “ tanya Nadia
“ Gini Nadia, gue ada tawaran sesuatu ke kamu tapi susah banget kalau jelasinnya di handphone. Jadi aku pengen nanyakan hal tersebut ke rumahmu…kamu bisa gak ? “ tanya Dhan
“ Bisa aja sih…ya sudah cepat ke sini Dhan “ ajak Nadia
“ Iya Nadia…bye…” balas Dhan sambil menutup pembicaraan mereka di handphone
Dhan pun kini berlari menuju lift untuk segera menuju ke parkiran motor. Setibanya ia di parkiran motor, ia pun menyalakan mesin motornya dan bergegas menuju ke rumah Nadia.
Di perjalana Dhan mengeluh karena jalanan sangat macet maklum saja hampir sepuluh ribu kendaraan keluar masuk ke dalam dank e luar Kota Jakarta. Mungkin DHan harus menunggu hingga tiga puluh menit agar jalanan yang ia lalui tak macet lagi.
Ia pun kini telah sampai di rumah Nadia dan ia pun tak lupa terlebuh dahulu memarkirkan motornya kemudian mengetuki pintu kediaman Nadia. Dhan kini telah berhadapan dengan pintu kediaman Nadia dan ia pun langsung mengetuk pintu rumah Nadia.
“ Assalammualaikum, permisi…” sahut Dhan dari luar sambil mengetuk pintu
“ Walaikumsalam…” balas Nadia
“ Oh Dhan, ayo silahkan masuk “ ajak Nadia
“ Tunggu sebentar ya Dhan, gue bikini minum …” minta Nadia
“ Ah, gak usah Nadia…tak usah repot-repot…” tolak Dhan sambil bermaksud minta maaf
“ Baiklah kalau gak mau…memang yang kamu omongin ama aku apa Dhan ???” tanya Nadia
“ Gini…kamu punya hobi menyanyi kan Nadia? dan jug ague dengar kalau kamu nyanyi ketika kecil bagus…jadi…” tanya Dhan
“ Yup situ benar bnget…mksudnya jadi apa Dhan “ tanya Nadia kembali
“Gini yang semalam kamu lihat aku main keyboard waktu di café…itu adalah grup bandku…nah jadi grup bandku tersebut belum mempunyai seorang vokalis kebetulan banget Robi ketua grup band kami ngusulin bahwa untuk seorang vokalisnya adalah wanita…nah kamu kan punya suar yang bagus niy, mau gak jadi vokalis di grup band kami, kami sangat berharap banget niy Nadia ? “ minta Dhan
“ Hm, ini harus aku pikirkan dengan matang dulu Dhan..tapi sih kayaknya gue mau ikut tapi aku harus minta izin dulu ke mama dan papa, jadi ntar kalau di bolehkan aku kasih kabar ke kamu deh “ jawab Nadia
“ Baiklah,kami sangat berharap kamu bisa saja menjadi voklais kami “ sahut Dhan
“ Iya,iya “ balas Nadia
“ Ya udah,kalau gitu Nadia, gue mau pulang dulu soalnya banyak kerjaan..” ucap Dhan
“ Iya…” balas Nadia
“ Nadia aku pulang dulu….assalammualaikum….” sahut Dhan sambil melambaikan tangannya
“ IYa Dhan…walaikumsalam…” balas Nadia sambil melangkahkan kaikinya masuk ke dalam kediamannya
Setelah Dhan telah selesai menyampaikan aspirasi Robi, ia pun pergi dari kediaman Nadia dengan tujuan toko kue untuk membeli kue coklat kesukaan Nadia.
Beberapa menit berlalu, Dhan kini sudah berada di toko kue. Sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam toko, ia terlebih dahulu melihat apakah uang dalam dompetnya masih cukup untuk membuat kue. Rupanya uang dalam dompetnya masih cukup untuk membeli kue coklat kesukaan Nadia.
“ Permisi Mbak…bisa beli kue coklat blackforest yang ukuran mini….” Minta Dhan
“ Mau berapa mas???” tanya pelayan toko kue tersebut
“ 1 aja..jangan lupa bungkus dan kotaknya berbentuk hati dan berwarna merah dan merah muda…” minta Dhan
“ Baik mas…tunggu sebentar saya ambilkan dan bikinkan tempatnya…” balas pelayan toko tersebut
Pelayan toko tersebut pun berjalan menuju ke ruang pembuatan kue sedangkan Dhan menunggu di tempat duduk yang disediakan oleh pemilik toko tersebut. Lama Dhan menunggu nama pada akhirnya pesanan yang ia minta datang juga.
“ Berapa Mbak ? “ tanya Dhan
“ Rp 100.000 mas…” jawab pelayan toko tersebut
“ ………” Dhan memberikan uangnya kepada pelayan tersebut
“ Iya,sama-sama mas…” balas pelayan toko tersebut sambil tersenyum kecil
Kini Dhan telah membeli kue kesukaan Nadia, ia pun menyimpannya dengan hati-hati dalam kantung plastic yang diberikan oleh pelayan tersebut. Dhan pun kemudian langsung pergi kembali menuju ke apartemennya.
Di perjalanan Dhan sanagat senang sekali karena kue yang tadi Dhan beli akan diberikan kepada Nadia dengan cara diam-diam seperti ketika Dhan memasukkan bunga mawar merah ke dalam tas kuliahnya Nadia dengan sangat hati-hati serta tak di ketahui orang sama sekali.
Setibanya di apertemen, DHan pun langsung saja membuka pintu dan kemudian duduk di sofanya. Ketika ia terduduk di sofanya, ia teringat sesuatu. Tibia-tiba ia bangkit dari sofa dan menuju ke meja belajarnya.
Setibanya di sana, Dhan menatap mading yang penuh dengan foto-foto Nadia yang membuat dia terpesona. Ketika Dhan melihat bahwa lilin di sekeliling mading tersebut tak menyala, ia mengambil korek api dalam meja belajarnya dan setelah iti ia menyalakan lilin yang berda di sekitarnya. Seperti biasa Dhan mengambil foto Nadia sambil berkata.
“ Nadia, aku selalu memikirkanmu bahkan tak pernah ada habisnya…” ucap Dhan dalam hatinya
“ Aku selalu menginginkanmu belaian tanganmu ketika kita masih kecil bermain bersama namun hingga dewasa ini aku selalu menginginkan itu..” lanjut Dhan sambil mencium foto Nadia
“ Kau lah harta terindah dalam perjalanan hidupku di setiap denyut jantungku…kau yang memberikan keindahan yang sangat berbeda…semua itu ku haus memikirkannya..” sambung Dhan
“ Aku ingin kau tau isi hatiku…kau lah yang terahkir dalam hidupku dan mungkin hanya kau lah harta yang terindah yang pernah ku miliki serta kau lah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku dan itu semua harus kujaga sebaik mungkin…” ucap Dhan dalam hatinya sambil menaruh foto Nadia di dadanya
Dhan mengungkapkan perasaan hatinya kepada Nadia melalu foto-foto Nadia yang berada dalam sebuah mading yang dibuat oleh Dhan. Setelah ia mencurahkan is hatinya yang selalu terpendam ketika ia masih kecil, Dhan pun menulis suatu kata-kata mungkin juga sebuah kalimat yang seperti surat-surat cinta.
“ Nadia, kaulah yang membuatku terpesona dan bahagia bersamau ketika masih kecil dan memberikan ku suatu keindahan yang berbeda yang belum pernah aku dapat…ketika kecil kau membelai tanganku ketika aku terjatuh, sampai sekarang aku selalu menginginkan belaian tangan tersebut ketika aku sudah dewasa…Nadia, mungkin kaulah harta yang paling terindah yang diberikan Tuhan kepadaku dan harta tersebut aku harus jaga suatu saat….tak ada yang lain yang aku mau hanya kamu satu-satunya wanita yang kucintai dan aku sayangi….”
Dhan telah puas mencurahkan isi hatinya kepada selembar kertas kosong yang Dhan ambil dari laci meja belajarnya.
Seteleh itu surat curahan hatinya tersebut ia simpan di dalam sebuah buku novel kesukaannya bahkan jalan cerita yang di dalam novel kesukaan Dhan hampir mirip dengan kisah cinta yang dialamai oleh Dhan.
Dhan pergi menuju meja makan untuk memasak makanan untuk makan siang sbeelum ia pergi ke kampusnya. Kini Dhan telah selesai memasak dan masakannya tersebut ia langsung memakannya di atas meja makan. Beberapa saat kemudian, kini Dhan telah selesai menyantap makanan siangnya yang tadi ia masak sendiri.
Setelah ia membereskan makanan siangnya, Dhan langsung mengambil tas kuliahnnya dan tidak lupa Dhan mengambil kue coklaty yang tadi ia beli. Dhan pun mengunci pintu apartemennya dan langsung pergi meninggalkan kamar apartemennya.
Setibanya di bawab, DHan langsung menyalakan mesin motornya dan bergegas menuju ke kampus. Ketika di perjalanan, Dhan hampir saja menabraka seorang nenek yang sedang menyebrang karena Dhan tengah asyik bahan perlajarannnya di kampus. Untung saja Dhan sempat mengerem motornya sebelum bertabrakan dengan nenek tersebut. Dhan pun meminta maaf kepada nenek tersebut dan bergegas menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus tepatnya di halaman parkir sepeda motornya, ia langsung disapa oleh Nadia.
“ Maaf Dhan..mengganggu dan mengangetkanmu “ maaf Nadia
“ Ya,tak papah…” balas Dhan
“ Yang masalah tawaran tersebut aku menerimanya…” balas Nadia sambil tersenyum
“ Oh,baguslah…ntar aku kasih tau ke Robi….” sahut DHan
“ Iya,makasih ya Dhan…bye “ sahut Nadia sambil melangkahkan kainya pergi dari Dhan
“ Iya…” balas Dhan
Kemudian Dhan pergi menuju ke kelasnya. Di perjalanan ia menemui Robi yang tengah asyik bermain gitar mungkin juga Robi sedang menciptakan sebuah lagu.
“ Woy Rob, aku sudah dapat vokalis baru…” sahut DHan sambil mengangetkan Robi
“ Hah..sudah kah? Baguslah, jadi dimana sekarang vokalis baru kita ?” tanya Robi
“ Dia teman satu kelasku di kampus…katanya besok dia mau menemui kita berempat…bagaimana Robi ?” tanya Dhan kembali
“Oh…ok dah,bisa di atur…” jawab Robi masih asyik bermain gitar
“ Loh, ngapain sih dari tadi kelihatannya asyik banget bermain gitar ?” tanya Dhan
“ Niy lagi nyitain lagu bro…” jawab Robi
“ Oh,ya sudah, gue mau ke dalam kelas dulu..bye..” sahut Dhan
“ Ya, “ balas Robi
Dhan pun bergegas menuju ke dalam kelasanya karena sapatau saja tasnya Nadia tertaruh di atas kursinya dan keadaan dalam kelas Dhan sepi sekali. Dhan telah sampai di dalam kelas dan apa yang diduga DHan benar keadaan kelasnya sangat sepi sekali serta yang membuat Dhan sangat senang yaitu tas Nadia tertaruh di atas kursi Nadia di kelas.
Dhan tidak menyia-nyiakan keadaan tersebut dahn ia pun langsung membuka tas Nadia dengan sangat pelan-pelan. Setelah selesai Dhan membuka, kini ia mengambil kue kesukaan Nadia dari dalma tas kuliahnya serta kemudian Dhan memasukkan kue tersebut dengan sangat pelan-pelan jangan sampai kue di dalamnya rusak. Dhan akhirnya lega karena kini kuenya sudah masuk dengan rapi namun Dhan tidak lupa menutup kembali tas kuliah Nadia.
“ Semoga kamu senang Nadia atas pemberianku…maafkan aku memberikannya secara diam-diam…” sahut Dhan dalam hatinya sambil duduk di atas kursinya
Dhan duduk dengan tenang sambil membaca buku pelajarannya seakan-akan tak ada yang terjadi dalam kelasnya padahal Dhan baru saja memasukkan sesuatu ke dalam tas kuliah Nadia. Tak lama kemudian, Nadia dan temannya yaitu Fheny masuk. Namun Dhan kaget bahwa Nadia mempunyai teman baru yang bernama Lita.
Lita adalah seorang mahasiswi yang baru saja pindah dari Surabaya ke Jakarta bersama kedua orangtuanya. Lita adalah seorang guru Bahasa Inggris di suatu yayasan kursus Bahasa Inggris. Lita tak terlalu cantik tapi dia merupakan lulusan dari sekolah SMAnya yang terbaik.
Setelah selang masuk Nadia, Fheny dan Lita datanglah Dosen yang akan mengajari mereka di dalam kelas. Ketika Dosen yang akan mengajari Nadia dan DHan masuk, DHan melihat jam tangnnya bahwa waktu di Jakarta sudaha mau setengah empat sore. Dhan dengan semua murid yang berada dalam kelas tersebut pun belajar.
Dua jam berlalu, kini Dhan telah selesai kuliah dan Dhan menyimpan kembali buku-buku kuliahnya namun pandangan Dhan langsung saja tertuju ke Nadia yang beranjak keluar dari kelas. Dalam hatinya, Dhan berhapa semoga saja Nadia menyukai kue yang tadiku beli.
Dhan pun langsung juga pergi meninggalkan kelas dan menuju ke parkiran sepeda motor untuk langsung pergi menuju ke apartemennya yang berada di daerah Jakarta Selatan.
Di tempat lain, Nadia, Fheny dan Lita asyik membicarakn tentang tempat tinggal Lita yang sekarang di Jakarta.
“ Lita…kamu sekarang jadi tinggal di mana?” tanya Nadia
“ Aku tinggal di daerah Jakarta Barat, pokoknya dekat Bandara Soekarno-Hatta…tapi gue gak tau persis apa nama daerahnya…” jawab Lita
“ Hmm, waktu kamu pindah ke Surabaya, aku dengan Fheny sangat merindukanmu “
Sahut Nadia
“ Hah…masak sich ?” tanya Lita
“ Iya “ jawab Fheny sambil merangkul Nadia dan Lita
“ Oh ya, aku sduah di jemput sama kakakku…bye…” sahut Lita sambil berlari menuju ke mobilnya
“ Ya sudah, Nadia aku juga mau pulang niy naik motor…bye “ sahut Fheny
“Iya Fheny…bye…” balas nAdia
Nadia pun juga pulang dengan sendiri karena Arfin masih belum selesai kuliah. Nadia menaiki taksi untuk menuju ke kediamannya. Di perjalanan, ia membayangkan dirinya sebgaai seorang penyanyi yang terkenal sampai-sampai ia mengahayal lupa bahwa ia telah sampai di depan rumahnya.
Nadia pun turun dari atsa taksi dan pasti tak lupa membayar ongkos taksi tersbut. Nadia langsung saja membuka pintu rumah tanpa member salam karena keadaan tengah sepi karena pembantu Nadia pergi ke kampung halamnnya.
Nadia langsung saja menuju ke kamarnya dengan rasa gembira. Ia pun mengambil buku diarynya untuk menuangkan perasaan bahagianya hari ini. Nadia pun menulis seprti ini : “ Senangnya hatiku, cita-citaku jadi penyanyi tercapai juga semoga saja aku dan grup bandku bisa terkenal “
Nadia sambil menulis di buku diarnya dengan keadaan tangannya ia taruh di bantal guling Nadia. Ia ingin mengambil buku pelajarannya di dalam tas kuliahnya namun Nadia kaget mengapa bisa ada kue blackforest kesukaannya dalam tasnya padahal dari tadi ia tak merasa bahwa ada seseorang yang memberikannya kue kesukaannya tersebut.
Nadia tidak langsung memakannya tapi ia bertanya-tanya siap yang memasukkan kue kesukaannya dalam tasnya.
“Hm…siapa ya yang mengirimkan kue kesukaan ku ini ke dalam tas kuliahku ?” tanya Nadia dalam hatinya
“ Mungkin saja memang ada orang yang memberikan ku kue ini tanpa aku sadari kan kadang-kadang sifatku seprti itu “ pikir Nadia
“ Tunggu dulu kayaknya ini seperti…” ucap Nadia dalam hatinya
“ Ini persis banget kayak kasus kemarin ada bunga mawar merah dalama tas kuliahku…” pikir Nadia
“Ah,biarkan saja hal tersebut terjadi….berarti saat ini ada yang mengagumiku
“ Aku senang banget sama yang mengrim kue ini…makasih ya…” sahut Nadia dalam hatinya sambil tersenyum
Nadia tak langsung memakan kue tersebut namun Nadia terlebih dahulu menyimpan kue blackforest tersebut ke dalam kulkasnya sebelum ia tau siapa yang mengirmkan kue tersebut. Setelah itu, Nadia kembali masuk ke dalam kamarnya dan tidur sejenak karena ia merasa kelelahan.
Di temapat lain yaitu apartemen Dhan, Dhan tengah asyik menonton bola bersama Agung dan Rasyid yang datang ke apartemennya. Dhan melihat bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
“ Yes….gggggggooooollll !!!!!!” sahutr Agung dengan nyaring
“ Ah sial jagoan kita kalah Dhan…” kecewa Rasyid
“ Ah gak papah bro..yang lain bukan kita juga,kita kan hanya penggemar saja “ balas Dhan sambil memakan popcorn yang dibawa oleh Rasyid dan Agung
“ Iya juga sich “ pikir Agung
“ Ya sudah,niy makan gue tadi sudah pessan hamburger untuk kita makan malam..niy untuk kalia. “ sahut Dhan
“ Makasih bro “ balas Agung
“ Makasih banyak Dhan “ balas Rasyid
“ Iya,gak papah…anggapa aja loh semua berada di rumah sendiri
“ Wah…kelihatannya sudah habis niy Rasyid, abs makan kita pulang ok ? “ tanya Agung
“ Iya, makan aja dulu “ jawab Rasyid
Mereka bertiga pun makan dengan makan humberger. Setelah mereka makan, Agung dan Rasyid berpamitan kepada Dhan.
“ Dhan…kami pulang dulu bro…maaf kalau ngerepotkan dan bikin rumah loh berantakan “ maaf Rasyid
“ Iya bro, kami juga buang sampah sembarangan di dalam kamar apretemen mu..” maaf Agung
“ Iya ndak papah kok, tadi sudah gue bilang anggap aja rumah sendiri “ balas Dhan
“ Ya sudah bro,kami pulang dulu…assalammualaikum “ sahut Agung
“ Ya,walaikumsalam “ balas Dhan sambil menutup pintu kamar apartemennya
Dhan kini harus sibuk membresihkan kamar apartemennya karena sangat kotor sekali. Dhan dengan ikhlas menerima sampah-samapah Rasyid dan Agung yang tadi ia buang selama menonton.
Setelah semua seleasi, Dhan melihat jam di kamar apartemennya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam namun Dhaan belum saja mandi. Dhan pun pergi mengambil handuk dan bergegas pergi menuju ke kamar mandi. Setelah selesai Dhan pergi kembali menonton namun tiba-tiba handpohonenya berbunyi pertanda sebuah SMS masuk ke dalam handphonennya.
“ Malam Dhan, ini Nadia…lagi ngapain ? “tanya Nadia
“ Oh, Nadia tau dari mana nomorku ? gue lagi nonton televise kalau kamu ? “ tanya Dhan kembali
“ Gue baru aja bangun niy,,,,Dhan belakangan niy gue punya pengalaman yang aneh…waktu kemarin gue dapat bunga mawar merah dan kue coklat blackforest kesukaanku ….yang ngirimn niy syapa sich ? “ tanya Nadia
“ Oh, jadi perassaanmu bagaimana ? “ balas Dhan
“ Ya senang aja…berati ada yang mengagumiku seminggu ini “ balas Nadia
“ Sebenarnya bunga mawar merah dan kue coklat balack forest tersebut yang ngirim gue Nadia…aku sungguh mencintai dan menyayangimu “ sahut Dhan dalam hatinya
“ Dhan…ingatkan besok keempat temanmu termasuk olh untuk menemui ku di rumah…ok ? “ tanya Nadia
“ Tapi tunggu dulu besok aku tanya “ jawab Dhan
“ Hm, baiklah…olh sudah mandi kah ? “ tanya Nadia
“ Sudah,,,memang kenapa? “ tanya Dhan
“ Oh, gue belum mandi niy…udah dulu SMS nya Dhan…bye…selamat malam “ ucap Nadia dalam SMS
“ Ya Nadia, selamat malam “ balas Dhan
Dhan pun setelah berSMS bersama Nadia dan ia pun melanjutkan menonton acara favoritnya yang ditayangkan oleh suatu stasiun televise local. Dhan kin bosan menonton acara kesukaannya tersebut, Dhan pun mencoba melatih skillnya dalama bermain keyboard.
Dhan sangat menikmati permainan keyboardnya dan Dhan kadang-kadang memainkan lagu-lagu ciptaan keyboardsist luar negeri. Smapai-samapai ketika ia mencoba melatih skillnya dalam bermain keyboard, dia menemukan nada yang pas untuk sebuh lagu tentang cinta.
Dhan pun menuliskan nada tersebut pada selembar kertas dan kemudian menyimpannya kembali ketika telah selesai. Dhan sangat bersemangat sekali menuliskan nada yang ia buat sendiri. Setelah selesai, Dhan menyimpannya di dalam laci meja belajarnya untuk besok diberikan kepada Robi untuk membuatkan liriknya.
Ketika selesai Dhan pergi tidur karena tenaganya terkuras membauta nada untuk sebuah lagu dari jam tujuh malam samapai pukul Sembilan malam.
Bab 3_Harta Terindah
Tema Bab Ini : Success begins now
Pagi pun tiba menyapa kota metropolitan Jakarta, Dhan pun telah bangun dari tidur malamnya dan kin ia berenang di kolam renangnya di rumah kediaman orangtuanya. Ketika ia tengah asyik berenang, Dhan pun memanggil Bi Leha untuk menanyakan sesuatu.
“ Bi…Deni sudah di antar ke sekolah kah…???” tanya Dhan
“ Sudah Den….baru saja tadi di antar sama Pak Sale….” jawab Bi Leha
“ Oh…Bi…tolong bawakan saya air putih dua gelas….” minta Dhan
“ Baik den….” Balas Bi Leha
Pak Sale adalah supir di rumah di kediaman orangtua Dhan dan Pak Sale sangat akrab sekali dengan orang yang ada di sekelilingnya. Pak Sale mrupakan supir pribadi yang sudah di kontarak oleh Dhan ketika ia masih kecil. Ketika Dhan asik menjemur badannya yang masih basa karena berenang, Bi Leha pun telah tiba dengan membawa dua gelas air putih penuh.
“ Ini Den….dua gelas air putihnya…” sahut Bi Leha
“ Oh….Papa dan Mama kapan pulang Bi….????” Tanya Dhan
“ Oh…Den…rencananya Ibu dan Bapak pulang nanti siang…apa Den mau menunggu Ibu dan Bapak sampai pulang…???” tanya Bi Leha
“ Ga Bi…soalnya nanti siang saya kuliah sampai sore….” Jawab Dhan samabil mengeringkan rambutnya
Setelah Dhan dan BI Leha berbincang-bincang sejenak, Bi Leha pun kembali ke dapur. Kemudian, Dhan lekas mengganti bajunya untuk pergi kuliah. Setelah semua selesai, Dhan melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya. Namun ketika ia hendak menutup pintu Bi Leha dan Pak Sale datang menghampiri Dhan.
“ Oh Bibi dan Pak Sale…ada apa…???” tanya Dhan
“ Ndak papah Den…kami cuma mau mastikan Den sampai ke jalanan dengan aman…”jawab Bi Leha dan Pak Sale
“ Aduh Bi dan Pak Sale…ga usah repot-repot…saya kan bukan anak kecil lagi seperti dulu yang diantarkan…” balas Dhan sambil tertawa
“ Oh ya Bi, saya titip salam ya sama Papa dan Mama…” minta Dhan
“ Iya Den….” jawab Pak Sale
“ Apa Den…maua di antar menuju ke kampus…???”tanya Pak Sale
“ Aduh…gak usah Pak…nanti saya naik taksi….” jawab Dhan
“ Ini Bi Leha dan Pak Sale uang Rp 100.000 untuk kalian…” beri Dhan sambil memberikan uang kepada Bi Leha dan Pak Sale
“ Untu apa Den…???” tanya Bi Leha dan Pak Sale
“ Ndak papah Bi dan Pak Sale…ambil aja pokoknya…” jawab Dhan
“ Makasih ya Den” balas Bi Leha dan Pak Sale
“ Bi…saya pergi dulu ya…assalammualaikum…” sahut Dhan sambil berjalan
“ Ya Den…walaikumsalam….” balas Bi Leha dan Pak Sale
Setelah Dhan mengucapkan salam perpisahan kepada Bi Leha dan Pak Sale, Dhan pun langsung memanggil taksi.
DI perjalanan, Dhan ingat janjinya ingin memberikan bunga mawar kepada Nadia di kampus. Ketika ia mengingat hal tersebut, Dhan lanats menyuruh dulu supir takasi yang ditumpungi Dhan untuk pergi ke apartemennya di daerah Jakarta Selatan.
Setibanya di halaman apartemen yang Dhan diami. Dhan pun meminta kepada supir taksi agar menunggunya sebentar.
“ Pak…tunggu sebentar..saya ingin mengambil sesautu di apartemen saya..” minta Dhan
“ Baik mas….” jawab supir taksi tersebut
Dhan segera berlari menuju ke kamar apartemennya. Setibanya di apartemennya, Dhan kebingungan karena bunga mawar yang dia beli ia lupa menaruhnya di mana. Dhan sangat berkeringatn karena kebingungan mencari bunga amwar tersebut. Namun ia baru ingat Dhan menaruhnya di laci meja belajarnya. Dengan cepat, Dhan segera mengambil bunga mawar dan tas kuliahnya untungnya ia ingat bahwa dari rumah kediaman orangtuannya ia lupa membawa tas kuliah.
Setelah selesai, Dhan kembali mengunci pintu apartemennya serta segara berlari menuju ke taksi yang tadi ia tumpangi. Dhan pun tiba di bawah dan lanagsung menuju ke taksi yang ia tadi tumpangi. Ketika ia telah naik di atas taksi, ia pun lega karena semua sudah ia bawa.
Akhirnya Dhan pun tiba di kampus, Dhan langsung turun berlari untuk mencari Robi. Namun tak lama kemudian ia menemukan Robi untuk menanyakan sesuatu.
“Huh……akhirnya gue nemukan loh….huh…huh…” sahut Dhan sambil masih dalam keadaan yang sangat lelah
“ Santai aja Dhan…jangan sampai segini nyari gue…memang ada apa…???..” tanya Robi
“ Iya…iya….yang loh maksudkan tadi malam tuh sbenarnya apa…????...” tanya Dhan kembali
“ Oh…itu…gue mau perkenalkan drummer kita ke loh dan Rasyid…ntar malam gue jemput di rumahmu kan…???/..” tanya Robi
“ Oh…jemput di apartemenku aja….” jawab Dhan
“ Oh ya,bagaiman voklais kita…loh udah tanyakan gak…???” tanya Robi
“ Aduh…gue lupa tanyakan niy Robi..tapi tenang aja ntar juag geu amu tanyakan…ya sudah…gue mau ke kelas dulu…loh gak masuk kah…????” tanya Dhan
“ Gue pindah kelas dan jam….soalnya gue gak bisa kalau sore-sore..jadi gue ambil jam pagi…” jawab Robi
“ Ya udah…ndak papah…oh ya,aku duluan ya….” Sahut Dhan
“ Iya…” balas Robi
Setelah Dhan menanyakan sesuatu kepada Dhan, Dhan pun bergegas melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya. Setibanya di kelas,ia pun sangat senang karena keadaan kelasnya sangat sepi belum ada yang datang namun pandangannya tertuju pada tas Nadia yang berada dalam kelas. Dalam pikiran Dhan berkata : “mumpung ada tasnya Nadia di sini….kenapa gak gue masukkan aja langsung bunga mawarnya ke dalam tasnya…”. Dhan pun langsung bertindak memasukkan bunga mawar merahnya dengan hati-hati karena jangan sampai bunga mawarnya rusak tertindih buku.
Akhirnya, Dhan selesai memasukkan bunga mawar tersebut ke dalam tas milik Nadia. Untung saja sekitar 5 menit berlalu Dhan memasukkan bunga mawar ke dalam tas Nadia, teman-teman Dhan yang satu kelas satu persatu mulai masuk ke dalam, mungkin Dhan sangat beruntung mempunyai nasib seperti itu. Pada akhirnya, Nadia pun masuk bersama Fheny yaitu pacarnya Rasyid.
Fheny merupakan teman kuliah Nadia. Dia merupakan seorang sahabat untuk tempatnya mencurahkan apa isi hatinya nadia setiap saat. Fheny juag merupakan seorang dancer yang terkenal tak heran banyak lelaki yang menyukainya termasuk pacarnya sendiri Rasyid.
Setelah Nadia masuk bersama Fheny, akhirnya Dosen yang mengjar Dhan bersama teman-temannya masuk juga. Ya setelah itu, Dosennya pun menerangkan dan mengajar tentang jurusan yang di ambil oleh Dhan dan Nadia.
Dhan pun hanya kadang-kadang memerhatikan dan juga kadang-kadang Dhan selalu memerhatikan Nadia. Namun ia akhirnya serius juga memerhatikan apa yang diajarkan oleh Dosennya.
Akhrnya waktu mengajarnya pun selesai, Dhan menyimpan kembali bukku-buku kuliahnya serta tak terasa sudah pukul empat sore waktu Jakarta. Dhan bergegas menuju ke apartemennya untuk memulihakan tenaga yang telah hilang seharian serta untuk tenaga persiapan nanti malam.
Dhan berjalan kaki keluar kampus padahal jarak lumayan jauh dari jalan raya hamper satu kilometer. Namun Dhan tak merasa bosan atupun kecapekaan karena ia berjalan sambil mendengarkan musik dari mp3 yang ia bawa. Sampai Dhan tak merasa bahwa dia telah sampai di pinggir jalan utama. Ketika ia mencari-cari taksi yang kosong, datanglah mobil yang hampir menabraknya yang rupanya di dalam adalah Rasyid.
“ Woy…mata loh di mana…????” kesal Dhan sambil memukul mobil Rasyid
“Hahaha..” Rasyid pun tertawa
“ Woy…niy gue Rasyid…….hahahaha….” lanjut rasyid
“ Sial loh….orang lagi susah nyari taksi yang kosong loh datang hampir nabrak gue…untung aja gak kena….” Sahut Dhan yang masih kesal
“ Maaf…kan gue Cuma bercanda aja..ya sudah,ayo naik ke atas mobilku..gue antarkan ke apartemen loh…sebagai gantinya….” Ajak Rasyid
“ Ok…” Dhan langsung saja naik
Di tempat lain, Nadia masih menunggu untuk dijemput oleh Arfin memakai mobil. Namun ia tak sendiri karena ada Fheny yang juga menunggu di jemput oleh orangtuanya. Mereka menunggu sambil duduk di kantin kampus.
“ Hubungan loh sama Arfin masih baik-baik kan…????” tanya Fheny
“ Iya…masih baik aja…malah makin harmonis…hehehe…” jawab Nadia sambil mebuat lelucon
“ Kalau loh bagaimana hubunganmu dengan Rasyid…???” tanya Nadia
“ Ya…masih baik juga….” jawab Fheny
“Oh…” balas Nadia
“ Nadia….aku duluan ya….aku udah di jemput niy sama orangtuaku tuh mobilnya yang warna biru…” sahut Fheny
“ Ya…Fheny…” balas Nadia
“ Aduh mana Arfin niy….” Nadia mengeluh karena Arfinjuga belum datang-datang
Namun tak lama kemudian datanglah Arfin dengan menggunakan mobil. Rasa mengeluh di hati Nadia pun kini telah hilang karena Arfin telah datang.
“ Aduh…sayang lama bnget…” sahut Nadia sambil duduk di kursi mobil
“ Aduh maaf sayang…tadi lama keluar kelasnya…” maaf Arfin
“ Ya sudah,lupakan saja sayang…..” minta Nadia
“ Iya…” balas Arfin
Di sepanjang perjalanan, mereka berdua kembali bermesraan di mobil sambil berjabat tangan dan mengucapkan janji-janji cinta. Namun hal itu tak mebuat mereka lelah menempuh perjalanan ke kediaman Nadia. Sekitar 30 menit berlalau, kin Nadia dan Arfin telah tiba di kediaman Nadia.
“ Sampai sini aja ya sayang….” minta Nadia
“Ok sayang…sampai jumpa besok…” sahut Arfin
“ Iya sayang…sampai jumpa….” balas Nadia
Setelah Nadia mengucapkan salam perpisahan kepada Arfin, dia pun pergi menuju ke kediamannya dengan sedikit jalan kaki. Setibanya di depan pintu rumahnya, Nadia langsung mengambil kunci rumah yang ia bawa. Setelah mendapatkan kunci pintu rumahnya, Nadia langsung membuka pintu rumahnya.
“Duh…capeknya seharian beraktivitas….” keluh Nadia sambil menaruh sepatu kuliahnya ke dalam rak sepatu
Setelah Nadia menaruh sepatu kuliahnya, Nadia pun menuju kamarnya. Setibanya di kamarnya, Nadia langsung berbaring di atas temapat tidur dan menaruh tas kuliahnya di sampingnya. Nadia masih saja tak merasa bahwa dalam tasnya terdapat bunga mawar merah yang dbeli oleh Dhan.
Di tempat lain, Dhan tiba di dalam kamarnya dengan perasaan yang sangat menyenangkan bagaikan ia melayang ke surge tingkat ke tujuh. Namun ia langsung memandang madding yang penuh dengan foto-foto Nadia, ia pun berlari menuju madding tersebut. Ketika ia telah berada persis di depannya, ia mengambil korek api dari laci meja belajarnya. Kemudian, ia pun menyalakan korek apinya dan memberikan nyala api di koreka api tersebut kepada lilin yang berada di sampan kiri kanan madding.
Dhan pun sejenak terdiam serta pikirannya terfokus kepada Nadia. Tiba-tiba ia mengambil salah satu foto Nadia yang berada di madding tersebut. Dhan kini memegang foto Nadia. Lantas apa yang Dhan perbuat???. Dhan pun mencium foto Nadia dan kembali menaruhnya ke mading tersebut.
Dhan pun tetap menyalakan lilin tersebut dan Dhan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi karena ia akan segera pergi bersama Robi dan Rasyid untuk berkenalan dengan Agung seorang drummer baru di grup bandnnya.
Di tempat lain yaitu di kediaman Nadia, Nadia pun berbaring sambil menulis sesuatu ke dalam buku diarynya tentang perasaannya kepada Arfin saat ini. Ketika ia telah selesai menuliskan beberapa kata ke dalam buku diarynya, kini Nadia pun ingin membuka tas kuliahnya. Ketika ia membuka tas kuliahnya,ia pun lantas kaget karena Nadia mendapati tasnya berisi kan bunga mawar merah serta di dalam bunga mawar merah tersebut terdapat kertas kecil yang berisikan kata-kata cinta.
“ Hah….siapa ya yang ngirim bunga mawar merah ini….???” Nadia pun bingung namun di balik kebingungannya tersebut terdapat rasa bahagia
“ Mungkin saja Arfin….” jawab Nadia sendiri
“ Tapi kan…Arfin sellau ngasih barang gak tiba-tiba kayak gini langsung muncul ke dalam tasku ….siapa ya…????” pikir Nadia
“ Ah…biar saja ini aku simpan…sapa tau lama kelamaan orang yang ngasih bunga mawar meraha yang indah ini ketahuan…” pikir Nadia kembali
“Nah…pengirim rahasia atau pengangumku ini bagus banget niy kalau aku masukkan ke dalam buku diaryku…supaya nanti aku selalu ingat ketika aku membukanya…” sahut Nadia dalam hati kecilnya
Ketika ia telah habis berpikir siapa pengirim rahasia yang mengerimkannya bunga mawar, Nadia pun menaruh bunga mawar keriman Dhan itu di atas meja riasnya dan setlah itu Nadia pergi mandi karena hari telah beranjak menjadi sore.
Di tempat Dhan kini, ia baru saja selesai mandi dan kini ingin memakai baju. Dhan pun telah siap pergi menuju ke cafe yang dimaksudkan oleh Robi namun Dhan harus menunggu Robi datang menjemputnya karena ia telah berjanjai kepada Robi bahwa ia akan pergi menuju ke cafe yang dimaksud oleh Robi bersama-sama.
Dhan pun melangkahkan kakinya untuk menuju ke luar apartemennya. Namun tak lupa, ia mengunci pintu kamar apartemennya dahulu. Kini ia telah selesai mengunci pintu kamar apartemennya dan bergegas menuju lif untuk turun ke bawah.
Setibanya ia di bawah,ia pun menunggu di halte bus untuk menunggu Robi dan Rasyid datang menjemputnya. Dhan pun lelah menunggu karena sudah lima belas menit ia menunggu Robi dan Rasyid belum juga datang. Namun ketika ia telah selesai mengeluh karena mobil Robi dan Rasyid belum datang juga, mobil yang ia tunggu pun datang juga.
“ Maaf niy bro terlambat soalnya…ngurus perlengkapan musik kita untuk main di café yang aku tujukan….” maaf Robi
“ Iya,tak papah…jadi kita langsung main band niy….kan kita belum latihan…???” tanya Dhan kaget
“ Tenang aja…kita berdua pasti baik main gitas dan bassnya…” jawab Rasyid
“ Baiklah…gue juga kan coba bermain keyboard yang sanagt baik…tapi bagaiman dengan drummer kita Robi…???” tanya Dhan
“ Agung sudah menunngu di sana duluan untuk menjaga perlengkapan alat musi kita…” jawab Robi
“ Oh ya, yang jadi vokalisnya siapa???” tanya Dhan
“ Tenang aja bro Robi sudah latihan vocal…” jawab Rasyid
“ Hehehe…” balas Robi sambil menggaruk-garik kepalanya karena Ia merasa malu
“ Memang…cafenya di mana Rasyid?” tanya Dhan
“ Cafenya di daerah Jakarta Barat sich kata Robi “ jawab Rasyid
“ Oh “ balas Dhan
Di rumah Nadia, kini Nadia pun selesai mandi dan selesai berganti pakaian. Nadia pun melihat jam belajarnya dan ia kaget karena sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
Nadia rupanya mempunyai janji dengan Arfin akan makan malam di luar rumah. Ketika ia mengingat hal tersebut, ia pun langsung mengambil handphonnya untuk menelpon Arfin.
“ Halo sayan, jadi kah malam ini makan di luar ? “ tanya Nadia
“ Ia jadi sayang, kamu sudah selesai berpakaian ? “ tanya Arfin kembali
“ Sudah “ jawab Nadia
“ Ya sudah, tunggu aku di luar rumah tapi jangan lupa minta izin dulu dengan orangtuamu ntar kita dimarahin lagi…” pesan Arfin
“ Iya sayang…malam sayang “ Nadia menutupi pembicaraanya memalui handphone
Nadia pun pergi keular kamar untuk meminta izin kepada orangtuanya mengenai rencana Nadia tersebut sekaligus ia langsung menunggu Arfin.
“ Ma…Pa…Nadia mau keluar dulu makan malam sama teman boleh gak Pa dan Ma ??” tanya Nadia
“ Boleh…tapi ada satu syarat jangan pulang larut malam “ jawab Ayahanda Nadia
“ Iya Pa…makasih ya Pa “ balas Nadia sambil menciumi pipi Ayahnya
“Ma…makasih juga ya kasih izin “ lanjut Nadia sambil menciumi pipi Ibunya
“Iya sayang “ balas Ibunda Nadia
“ Pa…Ma… Nadia pergi dulu…assalammualaikum” sahut Nadia sambil emnutup pintu rumahnya
“ Walaikumsalam…” balas Ayahandanya dan Ibundanya dari dalam rumah
Kini Nadia berada di luar rumah untuk menunggu Arfin datang menjemputnya. Namu tak beberapa lam berselang Arfin datang menjemputnya.
“ Ndak lama kan sayang menunggu ? “ tanya Arfin
“ Ndak lama kok…” jawab Nadia
“ Kita mau ke mana makan malamnya sayang ?” tanya Nadia
“ Kita makan malam di daerah Jakarta Barat, katanya di san lagi ada grup band yang lagi launcing lagu-lagu terbarunya “ jawab Arfin
“ Hmm, bagus juga itu sayang… “ balas Nadia
“ Iya sayang…katanya sih lagunya bagus-bagus “ balas Arfin
Di tempat lain, Dhan, Robi dan Rasyid kini telah tiba di cafe yang Robi maksud. Ternyata cefe yang juga dituju oleh Arfin dan Nadia adalah cafe yang di maksud juga oleh Robi. Kini mereka bertiga menuju ke belakang panggung untuk menemui Agung yang sudah lama menunggu mereka.
“ Dhan dan Rasyid…perkenalkan ini Agung yang gue maksudkan dari tadi…” sahut Robi
“ Hay, nama saya Dhan…saya yang memegang keyboard “ balas Dhan
“ Salam kenal “ balas Agung
“ Hay, nama saya Rasyid…saya yang memegang bass gitar “ balas Rasyid
“ Salam kenal “
Agung merupakan teman baru Dhan, Robi dan Rasyid. Agung memiliki tubuh lumayan tinggi, tamapan dan penampilannya terkenal sederhana padahal kedua orantuanya seorang direktur perusahaan dan dokter.
Di halaman parkir tempat Robi dan kawan-kawan akan memperkenalkan grup bandnya, Nadia dan Arfin pun telah tiba di cefe tersebut. Kemudian mereka berdua langsung memesan makanan dan minuman serta tidak lupa memsan meja. Setelah itu, Nadia dan Arfin duduk di kursi dan meja yang telah disediakanoleh pelayan cefe tersebut.
Kini Dhan, Robi, Rasyid dan Agung siap menampilkan aksi grup bandnya dalam bermain musik. Mereka pun sedikit menyeting alat musiknya sebelum ia di panggil pembawa acara untuk masuk ke dalam panggung. Akhirnya tiba saatnya grup band Robi tampil di depan kalangan banyak orang.
Kini Robi, Dhan, Rasyid dan Agung telah berada di atas panggung dan sudah siap untuk membawakan lagu ciptaan Robi. Namun Dhan di kagetkan dengan adanya Nadia dan Arfin ikut juga menyasikkan penampilannya. Dhan pun bersemangat untuk menunjukkan bahwa dia juga handal bermain keyboard di mata orang banyak termasuk Nadia.
Nadia pun juga lants kaget karena yang di atas panggung ada Dhan seorang sahabatnya ketika ia masih kecil. Nadia pun berpikir bahwa Dhan kin telah sukses dengan grup bandnya. Akhrinya grup band Robi pun menunjukkan aksi hebatnya dalam berkarya lewat musik.
“ Nadia…bagaiman keren kan…mereka bermain ?” tanya Arfin
“ Iya sayang, apalagi yang memegang keyboard “ jawab Nadia
“ Tapi… kalau aku pegang gitarnya keren banget caranya dia metik gitar…aku abru pertama kali melihat orang memetik gitar seprti itu…”
Nadia dan Arfin pun saling berkomentar tentang penampilan grup band Robi. Robi, Dhan, Rasyid dan Agung membawakan tiga lagu dengan semua lagu yang diciptakan oleh Robi. Durasi mereka bermain musik sekitar dua puluh lima menit.
Afin dan Nadia akhirnya memakan makanan dan meminum minuman yang tadi mereka pesan kepada cefe tersebut. Akhrinya juga, penampilan grup band Robi dan kawan-kawan selesai dan mereka pun langsung pergi menuju ke belakang panggung namun tak lupa seluruh penonton memberi tepuk tangan yang meriah kepada penampilan grup band Robi. Namun sayangnya Nadia dan Arfi tak semapy melihat lagu terahkir Robi karena Nadia telah di panggil pulang oleh Ayah dan Ibunya di rumah.
Kini mereka berempat berada di belakang panggung, namun Dhan langsung ingin pulang karena tiba-tiba Dhan tidak enak badan berupa sakit kepala dan batuk.
“ Teman-teman semua..gue duluan pulang niy soalnya gue tiba-tiba gak enak badan..maafkan gue ya gak bisa ikut ngerayai kesuksesan kita…” maaf Dhan
“ Iya..tak papah…kami mengerti keadaan mu kok…ini duit taksi untuk kamu pulang..” balas Robi
“ Tapi ?” tanya Dhan
“ Iya, tak papah ambil aja…’ jawab Robi
Dhan pun lekas pergi dari cafe tersebut dan langsung memamanggil taksi untuk mengantarnya kembali ke apartemennya. Di sepanjang perjalanan, Dhan memegang kepalanya karena kepalanya sangat terasa sakit dan pusing
Selang 15 menit berlalu, kin Dhan tiba di depan pintu aparetemennya. Kemudian Dhan mengambil kunci dalam sakunya dan setelah itu membuka pintu apartemennya. Ketika ia telah membuka dan menutupnya, Dhan langsung saja berlari menuju kamarnya karena ia sudah tak tahan lagi dengan sakit kepala yang dia derita. Dhan kin telkah berada di tempat tidur dan Dhan langsung saja tertidur pulas hingga ia lupa menganti pakaiannya.
Sambutan Untuk Harta Terindah_Karya : Dopang Andrianto Batara
Novel ini merupakan novel kedua saya setelah Harta Terindah. Novel ini terdiri dari 90 halaman dan 10 Bab namun sayangnya novel ini belum jadi seutunya di karenakan ada sedikit masalah kecil.
Harta Terindah adalah kata-kata yang sangat banyak mempunyai makan dan arti jika kita coba menggabungkan kata Harta Terindah dengan kata-kata yang lain.Saya mencoba mengangkat fakta-fakta sekitar saya bahwa banyak kalangan pemuda pemudi sekarang beranggapan bahwa pasangan yang dia miliki adalah harta terindah yang tak pernah tergantikan sepanjang hidupnya khususnya pemuda pemudi yang mungkin beniat untuk menikah. Mereka yang sudah ingin menikah maupun yang yang sudah menikah serta para puda/pemudi yang mempunyai pacar pasti berkata dan berjanji bahwa Suami/Istri/Pacarnyai yang mereka punya adalah harta terindah dan tak kan tergantikan sepanjang masa bahkan sampai maut menjemputnya namun pada kenyataanya banyak saja yang menceraikan danm memutuskan para Suami/Istri/Pacarnya dan al hasil orang yang tadi ingin memegang janji tersebut malah menimbulkan sakih hati yang mendalam jadi melalui fakta kali ini saya akan mencoba membuktikan fakta tersebut melalui cerita/karya saya yang satu ini.
Novel ini juga saya selesaikan ketika saya berliburan di Makassar, Sulawesi Selatan
Novel ini mengisahkan seorang laki-laki yang bernama Dhan beranggapan bahwa dia mempunyai Harta Terindah yang mungkin dalam hidupnya tak kan tergantikan sampai maut menjemputnya. Harta Terindah yang ia maksud adalah Nadia, nadia merupakan sahabatnya ketika ia masih kecil hingga dewasa namun ketika dewasa Dhan menyukai Nadia. Namun ketika mereka berdua beranjak dewasa datanglah seorang anak laki-laki yang bernama Arfin datang mendekati Nadia dan lantas Nadia pun rupanya menyukai Arfin yang di mata Nadia terlihat tampan dan keren. Hubungan persahabatna Dhan dengan nadia punyang mereka bngun dari kecil pun retak karena adanya Arfin. Hari demi hari berlalu kini mereka pun telah snagat dewasa tepatnya umur mereka sekitar 20/2i1 tahun. Ktika itu Dhan mendengar kabar bahwa Arfin telah berhasil mendaptkan Nadia. Dhan pun tidak berkecil hat dan sedihi untuk mendaptkan Nadia yang sudah di rebut oleh Arfin justru Dhan semakin bersemangat untuk mendapatkan Nadia. Dhan mengungkapkan bentuk perjuangannya melalui bunga mawar,kue coklat,boneka dan surat cinta yang dia selipkan di buku atau di dalam tas kuliah Nadia yang ia curi terlebih dahulu. Hingga Dhan mencapai puncaknya ketika ia melihat Arfin dan Nadia bermesraan di depan matanya. Dhan pun pergi menuju mobil Arfin,saat itu cuacanya sedang hujan deras. Dhan pun menghancurkan kaca spion kanan mobil Arfin dengan menendangnya serta kemudian Dhan mencabut tali rem mobilnya Arfin. ALhassil ketika Arfin telah selesai bermesraan bersama Nadia hanya sebentar saja, Arfin menuju mobilnya dan langsung tancap gas menuju ke rumahnya namun sayang di tengah jalan ia tak bisa mengendalikan mobilnya Arfin pun tertabrak mobil truck dan tewas di tempat
Jadi bagaimana kelanjutannya...????dan apa selanjutnya yang terjadi antra Dhan dengan Nadia...????serta apakah Dhan akan ditangkap oleh pihak berwenang....????tunggu saja ya teman-teman dan baca saja novel saya yang berjudul Harta Terindah...^_^
Alur cerita sya tidak bermaksud menyudutkan orang lain tapi saya ingin mengankat fakta-fakta yang berada di sekililing kita serta jika ada nama karakter yang sama persis dengan nama Anda sya minta maaf dan juga jika ada kata-kata yang kurang berkenan di hati Anda saya juga minta maaf yang sebesar-besarnya. Cerita ini hanya imajinasi belaka. Jadi saya ucapkan kepada pembaca yang membaca novel saya...
SELAMAT MEMBACA...SEMOGA MENIKMATI CERITA YANG SAYA BUAT...^_^
Saran dan krik Anda sangat berharga di mata saya...yang mungkin bisa meningkatkan kreativitas saya...
Bab 2_Harta Terindah
Tema Bab Ini : Try looking at a bright future and leave the bad past and future that awaits ahead sunny
Pagi pun tiba di Kota Jakarta, Dhan masih saja tertidur lelap. Di tempat lain, Nadia baru saja bangun dari tidurnya dan Nadia dibangunkan oleh handphonenya yang berbunyi keras pertanda ada SMS masuk.
“ Pagi cantik…maaf niy ganggu sudah bangun kah>..????” tanya Arfin
“ Iya sudah…saying….ada apa SMS pagi gini???” jawab Nadia
“ Gak papah…oh ya cantik, nanti aku mau ke situ….boleh kan????” tanya Arfin
“ Boleh aja kok...kebetulan juga rumah lagi kosang…jadu kamu bisa temanin aku di rumah” jawab Nadia
“Ok…ya sudah…selamat pagi saying…” ucap Arfin
“ Iya ganteng…selamat pagi….” Balas Nadia
Arfin pun sangat bersemangat karena akan pergi ke rumah Nadia yang juga tengah ditinggalkan oleh orangtua Nadia. Arfin pun bersedia pergi menuju ke rumah Nadia dengan membawa kue coklat kesukaan Nadia. Arfin memandang cermin di dalam kamarnya sambil berkata : “ Mudahan….Nadia tertarik dengan penampilanku serta kue coklatku yang satu ini…amin…”. Setelah puas menatap dirinya sendiri di depan kaca, Arfin pun berlari menuju ke mobilnya.
Tak lama kemudian Arfin pun menyalakan mesin mobilnya dan lekas menuju ke rumah Nadia. Di sepanjang perjalanan, Arfin terus saja bernyanyi agar dia tak bosan menyetir mobil.
Beberapa waktu kemudian Arfin pun tiba di rumah Nadia. Arfin kemudian mengetuk pintu rumah Nadia.
“ Kring….krrriinnnnggg……” bunyil bel rumah Nadia ketika Arfin menekannya
“ Selamat pagi…assalammualaikum…..” sahut Arfin dari luar
“ Ya, walaikumsalam….” sahut Nadia dari dalam rumah
“……………” Nadia membuka pintu rumahnya
“ Oh saying,ayo masuk…..sayang tunggu dulu ya soalnya aku belum mandi….” Sahut Nadia
“ Iya…” balas Arfin sambil tersenyum….”
Arfin pun duduk di ruang tamu sedangkan Nadia baru saja pergi mandi karena tadi ia baru saja sarapan pagi. Untuk mengisi waktu menunggunya, Arfin mengambil handphonenya dan mendengarkan musik dari Mp3.
Arfin pun sangat pegal menunggu Nadia mandi namun akhirnya Nadia pun selesai mandi dan berpakaian serda berdandan.
“ Wah…cantik banget kamu Nadia…bagaikan permaisuri di negeri dongeng…..” puja Arfin samabil tersenyum lebar
“ Hm…bisa saja kamu Arfin…ayo kita kebelakang kolam renang…kita ngobrol di sana saja Arfin karena di sana suasananya lebih tenang…” ajak Nadia
Nadia pun menarik tangan Arfin dan mengajaknya pergi ke belakang rumah tepatnya pergi ke kolam renang. Sesampainya di kolam renang, Arfin di suruh dulu menunggu sejenak karena Nadia ingin menyediakan sesuatu.
“ Maaf saying….aku mau nyiapkan teh untuk kita berdua minum…kamu tunggu di sini ya…” sahut Nadia
“ Iya…di sini kan??” tanya Arfin
“Iya.” jawab Nadia
Arfin pun terpaksa harus menunggu untuk berpacaran dengan Nadia. Arfin berdiri di depan kolam renang sambil melihat pemandangan di sekelilingnya. Tak lama kemudian Nadia kembali dengan membawakan dua gelas teh.
“ Maaf menunggu sayang….” sahut Nadia sambil memeluk Arfin dari belakang
“ Iya gak papah cantik….” balas Arfin sambil memegang tangan Nadia
“Nadia…aku sangat menyukaimu dan menyanyangimu…” sahut Arfin sambil membelai rambut Nadia
“Iya,aku juga sangat mencintaimu dan menyanyangimu…aku ingin sayang gak pergi dari kehidupanku…” balas Nadia
“ Iya…aku akan selalu ada untukmu….” balas Arfin
“ Maaf ya sayang, mungkin tadi aku bangunkan kamu terlalu cepat..makanya sayang lamabat mandi…maafkan Arfin ya???” tanya Arfin
“ Kan Nadia udah bilang ndak papah sayang…” jawab Nadia
“Sayang…kita ke atas yuk…..” ajak Nadia sambil menarik tangan kanan Arfin menuju ke lantai atas rumah Nadia
Ketika telah sampai di lantai atas, Nadia dan Arfin kembali bermesraan bagaikan dunia milik mereka berdua bahkan mereka berdua mengabaikan suara yang ada disekitarnya.
“ Aku mnecintaimu Nadia…” ucap Arfin sambil mencium dahi Nadia
“ Dari tadi itu aja terus…gak adayang lain kah…???hehehe…” balas Nadia sambil tertawa kecil
“ Senyumanmu Nadia bagaikan senyuman terindah yang pernah aku lihat di dunia ini…” puja Arfin kembali
“ Iya…iya….sayang….” balas Nadia sambil mencium pipi kiri Arfin
“Oh ya, tehnya kayaknya udah dingin tug di bawah kita ke bawa yuk…” lanjut Nadia
“ Ok sayang…” balas Arfin
Mereka berdua pun kembali ke bawah namun Nadia pergi ke dalam rumah untuk mengambil kue untuk di makan bersama teh. Arfin pun duduk di anak tangga menuju ke lantai bawah yang berada di dekat kolam renang Nadia.
“ Hah….” kejut Nadia
“ Huhh….aku kira siapa….” balas Arfin sambil masih merasa kaget karena di kejutkan oleh Nadia
“ Ini sayang…tehnya…kaget kah???” tanya Nadia sambil memberikan teh kepada Arfin
“ Ya ialah sayang kaget…kamu kasih kayak gitu…” jawab Arfin
“ Maafin Nadia deh…kan aku cuma bercanda sayang…” minta Nadia
“ Siapa juga yang mau marah sama tuan putrinya sendiri…heheheg…” balas Arfin sambil tertawa
“Hee…ya udah ayo,kita minum tehnya dan makan kuenya…sayang…” ajak Nadia
“ Ayo Nadia…” terima Arfin
Mereka pun makan kue dan minum teh di atas anak tangga. Dengan posisi mereka berdua sambil menyandarkan diri satu sama lain di badan mereka. Mereka berdua sanagat menikmati minuman dan makanan tersebut.
Di tempat lain, Dhan masih saja tertidur lela diatas sofanya. Namun tiba-tiba bel apartemennya berbunyi.
“ Kkkkkkrrrinnngg…….kkrrrrriiinnnngg…kkkkkkkrrrriiiiinnnngg….” bunyi bel apartemen Dhan
“Brrrrrruuuuuukkkkk….” Dhan pun jatuh dari sofa karena meras kaget
“ AHhhhh…..eeeeehhhhh…sakitnya….” eluh Dhan
“ Iya tunggu dulu….” Teriak Dhan dengan nyaring karena ia sedang kesal
“ ………………….” Dhan membuka pintu apartemennya
“ Oh, Rasyid…ayo masuk bro…maaf lambat bukanya soalnya aku baru saja bangun tadi malam begadang nonton bola….” maaf Dhan
“ Iya tak papah….” balas Rasyid
Mereka berdua pun masuk ked ala apartemen Dhan, kemudian Rasydi pun tampak heran mengapa ada foto-foto Nadia di atas sofa.
“ Oy,bro….ngapain loh nyimpan foto Nadia…hah…,jangan-jangan loh suka sama Nadia ya????” tanya Rasyid sambil mengejek
“ Hm….semalam gue edit fotonya Nadia…nah itu yang loh pegang hasilnya…” jawab Dhan yang berusaha menutupi rasa sukanya terhadap Nadia
“ Ah,masak…kelihatannya tak ada yang berubah tuh bro….” balas Rasid
“ Iya…” balas Dhan
“ Kamu gak percaya kah Rasyid???” lanjut Dhan
“ Iya…iya..iya…gue percaya…” jawab Rasyid
“ Oh ya, loh tunggu di sini dulu soalnya aku belum mandi niy….” minta Dhan kepada Rasyid
“Ok bro….” balas Rasyid
Dhan pun berlari menuju kamar mandi karena dia merasa malu belum mandi sudah siang bolong begini. Rasyid pun menyalakan televisi untuk mencari channel yang dia sukai untuk di tonton.
Sekitar 10 menit berlalu, Dhan pun akhirnya telah selesai mandi dan keluar dari akmar mandi dan menuju ke ruang nonton TV tempat duduknya Rasyid.
“ Aduh,maaf niy menunggu lama bro….memang ada apa loh datang ke sini..???” tanya Dhan
“ Gini…tadi Robi titip pesan ke kamu…katanya nyuruh ciptakan dua lagu bukan satu lagu…” jawab Rasyid
“ Oh bisa di atur…itu…oh ya,loh ke sini naik apa Rasyid???” tanya Dhan
“ Naik mobil…memang kenapa Dhan…????” tanya Rasyid kembali
“ Kebetulan banget tuh bro….antarkan geu ke rumah bosku soalnya gue mau mabil keyboard kesayanganku….” jawab Dhan
“ Ayo….sudah…” ajak Rasyid sambil mematika televise
Mereke pun pergi namun tak lupa Dhan terlebih dahulu mengunci apartemennya sebelum pergi. Akhirnya, Dhan dan Rasyid sampai di mobil Rasyid.
“ Ok,kita sudah sampai di dalam mobilku…jadi kita ke mana????” tanya Rasyid sebelum berangkat
“ Ya,kita ke rumah orangtuaku lah Rasyid…masa loh lupa tadi gue kasih tau…” jawab Dhan
“ Iya,gue tau Dhan tapi gue gak tau di mana rumah orangtua loh….” balas Rasyid
“ Tenang aja pokoknya loh yang nyetir ntar aku yang nunjuk jalannya…pokoknya tenang aja…” balas Dhan
Mereke pun akhirnya pergi meninggalkan apartemen. Sepanjang perjalanan Dhan menunjukkan jalan menuju ke kediaman orangtuanya. Ketika di perjalanan, jalanan pun macet karena adanya unjuk rasa di tengah jalan. Rasyid pun sangat kesal karena jalannya di haling oleh para pengunjuk rasa.
Dhan di dalam mobil tiba-tiba teringata sesuatu bahwa dia hari ini seharusnya mengirimkan bunga mawar kepada Nadia namun pada akhirnya Dhan pun membatalkan niat dan rencananya serta akan melakukannya esok hari saja.
“ Woy….unjuk rasa lama bnget loh semua…” teriak Rasydi sambil merasa kesal
“ Gak usah marah-marah Rasyid…kan kita gak diburu waktu juga….santai saja….” balas Dhan.
Akhirnya pengunjuk rasa membubarkan diri di karenakan polisi memarahi pengunjuk rasa yang menghalangi lalu lintas jalan. Setelah itu, Dhan dan Rasyid pun tancap gas menuju ke kediaman orang tua Dhan.
Akhirnya mereka tiba di rumah orangtua Dhan sudah sore hari. Mereka pun turun dari atas mobil dan melangkahkan kaki mereka menuju rumah kediaman orangtua Dhan. Setibanya di sana Dhan pun mengetuk pintu rumah.
“ Assalammualaikum..pa…ma….????” teriak Dhan dari luar sambil mengetuk pintu
“ Tunggu sebntar den….” jawab Bi Leha
Bi Leha merupakan pengasuh Dhan ketika ia mulai kecil hingga umur 14 tahun. Namun sekarang kondisinya semakin tua karena juga harus mengurusi adiknya Dhan bernama Deni yang berumur 6 tahun. Deni merupakan adik dari Dhan, dan Deni adalah anak terahkir.
“……………” Bi Leha membuka pintu
“ Maaf den…saya lambat membuka pintunya soalnya tadi den…saya lagi memasak di dapur…” lanjut Bi Leha
“ Iya tak papah bi…Papa dan Mama ke mana bi???” tanya Dhan sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kediaman orangtuanya
“ Ibu dan Bapak masih di kantor……” jawab Bi Leha
“ Kalau Deni mana????” tanya Dhan
“ Kalau Den Deni lagi ada di atas belajar soalnya besok hari Den Deni mau ulangan harian…” jawab Bi Leha
“ Ayo masuk Rasyid…jangan di luar aja….Bi…bikinkan kami berdua jus orange ya….” ajak Dhan kepada Rasyid dan menyuruh Bi Leha
“ Iya den “ Bi Leha pun pergi menuju dapur
“ Besar juga ya rumahmu Dhan….???/” kagum Rasyid sambil duduk di atas sofa
“ Hahaha…biasa aja ….loh aja yang terlalu mengangumi…” balas Dhan sambil tertawa kecil
“ Rasyid…tunggu dulu ya….gue mau ke atas temuin adikku….” minta Dhan
“ Ok bro….” balas Rasyid sambil menerima SMS
Dhan pun pergi menuju ke lantai dua di kediaman orangtuanya untuk menemui adiknya yang tengah asyik belajar. Dhan pun mengejutkan adiknya tersebut.
“ Woy, tumben kamu rajin belajar…biasanya kerjaannya main playstation terus…” Dhan mengejutkan adiknya
“ Huhh kakak….sudah tau orang lagi belajar di kagetkan lagi….” balas Deni
“ Ngapain kakak ke sini gak biasanya…????” tanya Deni
“ Kakak mau ambil keyboard kakak mau di taruh di apartemennya kakak….” Dhan menjawab sambil duduk di depan adiknya serta Dhan menyiapakan kejutan unytuk adiknya tersebut
“ Oh….” Balas Deni
“ Deni…kakak punya sesuatu untukmu…” sahut Dhan
“ Apa kak>>>>???” tanya Deni denagn penuh rasa penasaran
“ Ini koleksi sepuluh mobil hotwheels dan lima CD playstation terbaru….” Jawab Dhan sambil memgang kepala adiknya
“ Makasih kak…” jawab Deni dengan senyuman yang lebar
“ Ya udah, belajar yang baik…supaya bisa lebih sukses seperti kakak….” sahut Dhan
“ Iya kak…” balas Deni
Dhan akhirnya keluar dari kamar Deni dan kembali ke bawah untuk menemui Rasyid namun sebelum dia turun Dhan pun menyempatkan untuk mandi. Tak lama kemudian Dhan pun tiba di bawah dengan membawa sesuatu yang dia temukan di kamarnya ketika ia masih kecil.
“ Apa itu Dhan????yang kamu bawa…kelihatannya sejenis mainan….” tanya Rasyid
“ Iya…ini mainanku waktu ketika masih kecil….” jawab Dhan
“ Oh ya,minum tug jusmu sudah gak dingin lagi….” Suruh Rasyid
“ Iya….ssssssyyyyuuuutt…sssssyyyyyyuuuuut…” bunyi Dhan mengisap jusnya melalui se sedotan
“ Hah…sudah jam setengah tujuh malam….gue belum mandi niy Dhan…” balas Rasyid
“ Tenang aja..ntar ku ambilkan handuk khusus tamu….Bi….” teriak Dhan
“……..” Bi Leha pun berlari menuju Dhan
“ Iya den…ada apa…????” tanya Bi Leha
“ Tolong ambilkan teman saya ini handuk khusus tamu…yang cepat ya Bi….” Minta Dhan
“ Tunggu dulu Bi…Bibi tau di mana keyboard saya….???” tanya Dhan
“ Itu ada di kamarnya orangtuanya Den Dhan….” jawab Bi Leha
“ Oh…makasih bi…” sahut Dhan
“ Iya Den sama-sama…” balas Bi Leha
“ Rasyid loh tunggu gue di sini…soalnya gue mau ambil keyboardku di kamar bosku..” minta Dhan
“ Tenang aja bung…” balas Rasyid dengan nada yang santai
Dhan pun lekas pergi menuju ke kamar orantuanya. Sesampainya di dalam, Dhan terlebih dahulu melihat foto keluarga mereka bahkan Dhan sambil membayangkan masa lalunya ketika ia masih kecil dan susahnya di rawat oleh kedua orantuanya. Setelah itu, Dhan pun mengambil keyboardnya yang sudah penuh debu dan bergegas keluar kamar. Dhan pun membawa keyboardnya keluar rumah untuk dibersihkan.
Dhan mengambil kain kotor untuk membersihkan alat musik kesayangannya tersebut. Setelah selesai membersihakan, Dhan kembali menuju ke ruang tamu untuk menemi Rasyid yang mungkin telah selesai mandi.
“ Loh,udah mandi kah…..???...” tanya Dhan
“ Sudah bro…tenang aja…apakah sudah selesai bung membersihkan dan mengambil keyboardnya,…???” tanya Rasyid kembali
“ Sudah…ini sudah ada di depanmu…” jawab Dhan
“ Hahh…kok gue gak sadar ya…” heran Rasyid
“ Ya ialah…loh dari tadi gue lihat asyik aja ngelamun..memang lohneglamunin siapa…???” tanya Dhan
“ Hahaha…mikirn pacarku….” balas Rasyid sambil tertawa
“ Hmm…ayo kita pulang sudah pukul tujuh malam…mana kita belum makan lagi…” ajak Dhan
“ Tunggu dulu Den…Ibu dan Bapak tadi pesan suruh Den bermalam di sini…untuk temanin Den Deni…karena Ibu dan Bapak tiba-tiba ada urusan mendadak di Surabaya…jadi kini Bapak dan Ibu Den tengah ada di Surabaya…” cela Bi Leha
“ Baiklah…..ayo Rasyid makan dulu sebelum loh pulang bersama kami di sini…Bi panggil Deni turun makan….” ajak Dhan kepada Rasyid serta menyuruh Bi Leha memanggilkan Deni
Mereka pun melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang terletak bersampingan dengan kolam renang dan kolam ikan koi punya Ayahanda Dhan. Tak lama kemudian mereka berdua pun sampai di meja makan dan langsung duduk di kursi makan.
“ Ini ikan koi mu Dhan…???...” tanya Rasyid
“ Lain…itu punya Ayahku…yang memang punya hobi memelihara ikan hias…” jawab Dhan
“ Hay…ka dan hay Kak Rasyid…” sahut Deni yang tiba-tiba muncul
“ Adek sudah selesai kah belajarnya…????” tanya Dhan
“ Sudah kak….” jawab Deni
“ Jadi ini saudara kandungmu dan sekaligus menjadi adikmu…wajahnya lumayan mirip sih sam loh….” pikir Rasyid
“ Ya ialah kan kami berdua saudara…ya sudah semua, ayo makan…ayo Rasyid ambil duluan kan loh mau pergi niy duluan…” ajak Dhan
Mereka bertiga pun mengambil makan kesukaan mereka masing-masing yang terletak di atas meja makan serta minuman yang beraneka ragam. Setelah semuanya selesai, merek pun makan dengan lahap terutama Dhan yang mulai dari tadi siang belum sama sekali makan siang.
Beberapa menit kemudian Dhan,Rasyid dan Deni pun selesai bersantap malam dan Deni pun kembali ke kamarnya untuk belajar sedangkan Dhan dan rasyid mengobrol sebentar di luar rumah sambil mengantarkan Rasyid sampai ke mobilnya.
“ Hati-hati Rasyid di jalan tengah malam begini…” pesan Dhan
“ Tenang aja bro….” balas Rasyid dengan kata-kata andalannya tenang aja
“ Loh abis niy mau kemana lagi…???” tanya Dhan
“ Gue mau ke rumah pacarku…heheh…” jawab Rasyid ssambil tersenyum
“ Ingat,hati-hati bro…..” pesan kembali Dhan
“ Iya bro…ya udah…gue cabut duluan…assalammualaikum…” sahut Rasyid
“ Iya…walaikumsalam…” balas Dhan
Rasyid pun akahirnya pergi menuju ke rumah pacarnya sedangkan Dhan kini ingin masuk kembali ke dalam rumahnya. Dhan pun naik ke atas kamar adiknya untukmenemani adiknya tidur di dalam kamar. Namun rupanya Deni sudah terlebih dahulu tidur karena kecapekan menghafal hafalan-hafalan untuk bahan ulangan hariannya. Ketiak ia sudah terbaring di atas tempat tidur pikirannya melayang menghayalkan Nadia.
“ Hmmmm…bagaiman kabarmu Nadia sudah tiga hari ini gue gak ketemu sama kamu Nadia…” tanya Dhan dalam hatinya
“ Mungkin saja baik…..mungkin saat ini kamu ingin mau tidur….selamat malam Nadia…” lanjut Dhan dalam hatinya
Ketika Dhan selesai mencurahkan isi perasaannya terhadap hati kecilnya, Dhan pun ingat akaan besok harus turun kuliah sore hari dan juga Dhan mempunyai rencana esok bahwa Dhan akan mencuri salah satu buku Nadia ketika sudah berada di kampus dan setelah itu menyelipkan bunga mawar yang telah ia beli dari kemarin. Namun ketika Dhan hendak memejamkan matanya handphonnya berbunyi pertanda ada SMS masuk ke dalam HPnya.
“ Maaf bung menggangu tidurnya….besok kita ngumpul di Mall Ratu Indah…di KFCNya soalnya geu sudah daptkan Agung sebagai drummer kita dan juga kita mau diskusi kan tentang vokalis dan lagu-lagu yang akan kita buat…tapi tenang aja…semua biaya makan aku yang tanggung….ok bro…????” tanya Robi
“ Iya,,,,tapi jam berapa????” tanya Dhan
“ Jam 8 malam….” jawab Robi
“Ntar okoknya gue yang jemput loh…kamu sekarang ada di mana…???” tanya Robi
“ Di rumah orangtuaku…” jawab Dhan
“ Ok,besok aku ke sana…lagi pula aku tau rumah orangtuamu…selamat malam..” balas Robi
Setelah membalas SMS Robi, Dhan pun membetulkan kembali posisi tidurnya dan kemudian ia pun tertidur lelap bersama adiknya.
Bab 1_Harta Terindah
Tema Bab Ini : There was a friendship that has now disappeared and vanished from my heart
Cinta merupakan hal yang wajar yang dialami oleh seluruh manusia maupun itu kaum Adam maupun kaum Hawa dan hal itu merupakan sebuah anugrah dan harta teriindah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa serta semua manusianya pun menjaga cinta tersebuat dengan sebaik mungkin.
Fakta dan hal tersebut terjadi di anak muda zaman sekarang. Pemuda dan pemudi zaman sekarang yang akan menikah dengan pasangannya banyak mengangap hal bahwa pasangan yang mereka miliki adalah harta terindah yang pernah mereka miliki dan tidak akan terulang 2 kali dalam hidup mereka sampai maut menjemput salah satu dari mereka. Kisah perjuangan cinta itu terjadi di sebuah daerah Jakarta Selatan,Provinsi DKI Jakarta. Perkenalkan saja tokhnya yaitu Muhammad Rahmadhan atau biasa disapa Dhan di kampusnya,yaitu seorang laki yang kehidupannya lumayan tercukupi dan tinggal di sebuah apartemen mewah di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dhan adalah seorang remaja yang pintar dalam hal computer dan teknologi komunikasi karena dia adalah seorang fakultas Komputer dan Teknologi Informatika di sebuah perguruan tinggi di daerah Jakarta Pusat. Dhan mempunyai tubuh yang tinggi dan lumayan tampan di kalangan teman di kampusnya, dia mempunyai hobi yaitu bermain gitar dan keyboard.
Dhan memiliki seorang sahabat bernama Nadia Ananda Mila Pertiwi,atau Dhan lebih enak memanggilanya dengan nama Nadya. Nadia adalah seorang gadis yang cantik, manis, periang dan selalu membuat suasana yang tadinya tidak menyenangkan menjadi menyenangkan serta memiliki rambut yang berwarna merah. Nadia mempunyai hobi menari dna benyanyi jadi tidak heran banyak lelaki yang tertarik padanya. Dhan dan Nadia telah berteman mulai dari mereka duduk di bangku kelas 1 SD ketika itu Nadia pindah ke dekat rumah Dhan. Mereka memulai bersahbat ketika di daerah puncak, Bogor. Mereka berdua selalu bermain di sebuah lapangan di daerah perkebunan teh yang dimiliki oleh keluarga Dhan. Di lapangan tersebut, ada sebuah rumah pohon milik Dhan yang dibuat oleh Ayahnya untuk hadiah ulang tahun Dhan. Di dalam rumah pohon tersebut menyimpan berbagai kenangan-kenangan dan foto tentang masa-masa kecil Dhan dan Nadya yang sebagian dihabiskan bermain di rumah pohon tersebut.
Waktu demi waktu bergulir sampai tak terasa mereka berdua telah dewasa tepatnya telah berumur 20 tahun. Ketika mereka duduk di bangku SMP tiba-tiba Dhan menyukai Nadia yang dengan diam-diam agar hubungan persahabatan meraka tak kandas di tenagh jalan.
Namun ketika itu ditengah-tengah aktivitas Dhan menyukai Nadia datanglah seorang anak dari direktur Bank BCA Kota Bogor yang baru pindah dari Medan. Nama anaknya adalah Muhammad Arfin Ramadhan seorang lelaki yang kaya raya dan mempunyai wajah yang tampan bias dibilang wajah lelaki idaman para wanita. Ketika itu Nadia langsung saja menyukai Arfin apalagi bisa dibilang Nadia beruntung karena Arfin rupanya menyukai ia juga.
Hubungan persahabatan Dhan dengan Nadia pun lama-lama memudar karena kedatangan Arfin yang Dhan tidak menduganya.
Masa-masa itu pun berlalu Dhan coba menatap masa depan yang cerah dan meningglakan masa lalunya yang Dhan anggap sangat buruk.
“Kkkkkrrriiinnggg…kkkkrrriiiinnggg…krriinngggg” bunyi jam weker Dhan
“ Hah,sial niy jam bangunkan gue…padahal kan q masih ngantuk…” balas Dhan
“Hhhaahh….apa????sudah jam 8 pagi…aduh,gue bisa terlamabat niy pergi ke kampus
Dhan pun bergegas mandi karena ia telah terlambat untuk kuliah. Setelah mandi, Dhan pun bergegas memakai pakaian dan menyiapkan buku kuliahnya. Di perjalanan Dhan sangat kesal karena jalan meuju ke kampusnya sangat macet…
“Apaan sich ini, gak tau apa kalau geu mau pergi ke kampus dengan cepat…???” kesal Dhan
Dhan di tenagh perjalanan hanya mengeluh dan marah karena jalanan yang macet. Sekitar 30 menit berselang Dhan pun tiba di kampusnya, dengan cepat Dhan memarkirkan motornya di halam parkir di kampusnya. Dhan pun berlari menuju ke kelasnya tiba-tiba dia menabrak Nadia.
“Woy, kalau jalan lihat pakai mata dong…” sahut Dhan dengan nyaring
“ Seharusnya loh yang seharusnya lihat-lihat kalau jalan….bukuku kan berantakan..” sahut Nadia
“ Ow,maaf Nadia,gue kira siapa…maaf ya aku terlamabat niy…sorry gak bisa bantu….huh…” maaf Dhan yang tengah terburu-buru masuk ke dalam kelas
“…..”Nadia tersenyum sesaat
Setelah menabrak Nadia,kini Dhan bergegas berlari menuju kelasnya. TIba-tiba ia terhenti sejenak dan melihat dari luar ke arah kelasnya.
“Aduh…gawat bnget niy…dosennya udah masuk…bisa habis deh gue niy…” eluh Dhan dalam hatinya
Dhan pun melangkahkan kakinya sedikit demi sedikt. Hingga saatnya Dhan telah masuk ke dalam kelas dengan rasa takut yang menghantui hatinya.
“ Pak,maaf saya terlambat…karena tadi di jalan raya sangat macet dan padat…serta Pak, saya terlambat bangun…” maaf Dhan dengan rasa yang sangat takut
“Eheem…Ehhemm….baiklah tak papah…silahkan Anda duduk di bangku Anda…tapi ingat jangan sampai mengulangnya untuk yang kedua kali….Bapak tak mau kalau sampai alumni kampus ini kurang disiplin…mengerti semua…???” balas Dosen Dhan serta menanyakan kepada teman-temannya Dhan
“Iya Pak….” teriak seluruh temannya Dhan beserta Dhan
Setelah Dhan meminta maaf kepada Dosennya ia pun duduk di bangkunya. Setelah duduk, Dhan mengambil buku kuliahnya.
Ketika Dosennya menerangkan di depan kelas, pikiran Dhan tak berfokus kepada pelajaran yang diberikan oelh Dosennya. Dhan hanya terpikir tentang kecantikan Nadia di pikirannya. Bahkan hingga Dosennya habis menerangkan pelajaran dan keluar dari kelas Dhan masih saja melamun membayangkan Nadia. Namun tiba-tiba datanglah teman Dhan yang bernama Robi
“ Woy,….” Teriak Robi dengan keras sehingga Dhan pun terkejut
“Huh….asik-asiknya ngelamun loh ganggu..sial loh…” balas Dhan dengan sedikit perassan marah
“ Memamng ngayal siapa Dhan???” tanya Robi
“ Pokoknya yang pasti kan ngayalin cewe masak cowo…aneh loh….” jawab Dhan
“Sapa tau kan kamu homo….hehehe….bercanda Dhan “ balas Robi sambil tertawa
“Ok….Robi, kita pulang yuk….” ajak Dhan
“ Tapi….” balas Robi
“Tapi apa ???” tanya Dhan
“ Kita ke kantin dulu…ntar aku yang teraktir…tenang aja…” balas Robi
“ Ok ….ayo gue mau cepat pulang niy…soalnya gue mau bikin sesuatu…” ajak Dhan
Mereka berdua pun keluar dari kelas dan pergi menuju ke kantin kampus. Robi adalah teman satu kelas dengan Dhan yang juga merupakan teman dekat Dhan. Robi mempunyai bentuk rambut yang berdiri dan juga mempunyai wajah yang tampan. DIa juga mempunyai hobi yaitu bermain gitar dan bermain sepeda. Tak lama kemudian mereka pun sampai di kantin kampus dan langsung Robi menanyakan kepada Dhan dia memasan apa.
“ Dhan loh mesan apa???” tanya Robi
“ Gue pesan itu aja orange juice…” jawab Dhan
“Mbak….” panggil Robi kepada pelayan yang berada dalam kantin
“ Iya…Anda pesan apa???” tanya pelayan wanita
“ Saya pesan 1 teh hangat dan 1 orange juice….yang cepat ya mbak” minta Robi
“ Baik mas….” Balas pelayan wanita tersebut
Akhirnya, pesanan yang Robi dan Dhan nanti telah ada di atas meja. Mereka pun meminumnya dengan sedikit demi sdikit sambil bercerita.
“ Dhan,yang kamu mau kerjakan di rumah itu apa ????”tanya Robi
“ Gue mau ambil foto seseorang wanita yang gue mau edit untuk latihan jadi editor yang handal…kan jurusan kita Komputer dan Teknologi Komunikasi kan ???...” tanya Dhan kembali
“ Hehhe…kok aku selama ini baru ingat Dhan….” jawab Robi sambil tertawa
“ Oh ya, kemana Rasyid ya seminggu gak muncul-muncul….???...” tanya Dhan
“ Biasa Rsyid kalau udah dapat pacar baru semua pasti lupa….” jawab Robi
“Oh…gue mau duluan niy pergi Robi….bye…” sahut Dhan
“ Ok bro…bye…” balas Robi
Dhan pun pregi meuju ke halam parkir untuk mengambil motornya. Ketika ia baru saja duduk di atas motor tiba-tiba di pikirannya terlintas sesuatu tenatnag Nadia.
“ Oh ya, kenapa aku gak belikan Nadia bunga mawar ya…??/” tanya Dhan dalam hatinya
Dhan dengan cepat menyalakan mesin sepeda motornya dan bergegas menuju tokoh bunga yang berada dekat dengan apartemennya. Sekitar 15 menit berlalu, Dhan pun tiba di salah satu kios bunga di daerah dekat apartemennya.
“ Permisi Mbak….” sahut Dhan yang bermaksud ingin membeli bunga mawar
“ Iya,mas ada yang bisa saya bantu…???” tanya pemilik kios bunga tersebut
“ Ada setangkai bunga mawar merah yang masih segar…???...” tanya Dhan
“ Ada mas harganya Rp 15.000 ….” Jawab pemilik kios bunga tersebut
“……………………..” Dhan pun memberikan uangnya kepada pemilik kios bunga tersebut
“ Terima kasih yam as…lain kali datang lagi ke kios bunga saya….kalau saya boleh tau mas…bunga mawar ini untuk siapa????” tanya pemilik kios bnunga tersebut sambil tersenyum
“ Oh…bunga ini untuk buat pacar saya…ya sudah mas, saya permisi dulu…” sahut Dhan
Kemudian, Dhan pun menaruh bunga mawar tersebut ke dalam tasnya dan bergegas pergi dari kios bunga tersebut. Karena jarak kios bunga tempat Dhan mebeli bunga mawarnya dengan apartemennya, Dhan pun dengan cepat tiba di apartemennya.
Setelah itu, Dhan memarkirkan sepeda motornya dan bergegas menuju ke apartemennya. Tak lama kemudian Dhan pu tiba di apartemennya dan langsung menaruh tas kuliahnya serta selanjutnya Dhan membuka laptopnya untuk mencari foto-foto Nadia di akan facebook milik Nadia. Dhan pun membuka koleksi foto yang dimiliki Nadia dan memilih foto-foto Nadia yang akan ia print. Setelah memastikan bahwa foto-foto tersebut akan ia print, Dhan pun mengambil kertas foto.
Dhan pun menunggu hingga semua foto yang tadi ia pilih selesai semua. Untuk mengisi waktu menunggu hasil foto tersebut, Dhan menulis sesuatu yang akan dia selipkan ke dalam bunga mawar yang tadi ia beli. Tulisannya berbunyi : “ Untuk permaisuri yang cantik jelita yang membuatku setiap hari terpesona…serta suara yang terbaik yang pernah aku dengar…semoga permaisuri senang dengan bunga mawar ini…”.
Akhirnya semua foto yang Dhan pilih tadi selesai di print dan juga Dhan kini telah selesai juga menyilipkan tulisan tadi ke dalam bunga mawar yang dia beli. Kemudian Dhan menaruh semua foto-foto Nadia ke atas meja belajarnya dan Dhan mengambil handphonnye untuk memesan gabus yang akan dia jadikan tempat menaruh foto-foto Nadia.
“ Halo,Pak….selamat siang…saya pesan 1 gabusnya yang ukuran sedang…di antar sekarang….” minta Dhan
“ Ini yang kemarin pesan gabus juga ya di salah satu apartemen di Jakarta Selatan yang bernama Mas Dhan…” tanya pengangkat telepon Dhan
“ Iya,pak….cepat ya pak….” minta Dhan kembali
“ Iya,mas…assalamualaikum…” balas pengangkat telepon tersebut
“ Ok pak….walaikumsalam…” balas Dhan
Dhan pun selesai memesan gabus dan dia pun menunggu hingga pesanan gabus tersebut selsai diantarkan. Tak terasa Dhan menunggu pesannan tersebut datang dengan cepat.
“ Kringgg…kringgg…” bunyi bel pintu masuk Dhan
“………” Dhan membuka pintu
“ Oh, makasih pak sudah antarkan gabusnya dengan cepat…” ucap Dhan
“ Iya, mas….” senyum pengantar gabus tersebut
“ Ini pak ongkos pengirimannya….” sahut Dhan sambil memberikan kepada pengantar tersebut
Dhan pun langsung menutup pintu apartemennya. Dhan berlari menuju meja belajarnya yang tadi penuh dengan foto-foto Nadia.
Sesampainya di meja belajarnya Dhan mengambil lem perekat dan alat penjembit untuk foto-foto Nadia. Dhan sangat bersemangat menempelkan foto-foto Nadia ke gabus yang tadi ia beli. Akhirnya mading versi Dhan telah jadi dengan artikel-artikel mengenai Nadia dan foto-foto Nadia yang Dhan anggap adalah harta terindah yang pernah dia miliki.
Setelah Dhan mengangpa semua selesai Dhan menempelkan madding tersebut ke dinding apartemennya. Kemudian Dhan mencari temapt lilin dan lilin di apartemennya. Setelah Dhan mendaptkannya, Dhan menaruh tempat lilin dan lilin itu tepat di bawah madding tersebut tapi Dhan menjauhkannya sedikit karena Dhan memperkirakan kalau terlalu dekat akan terjadi kebakaran.
Akhirnya Dhan telah selesai menyelesaikan semua tugasnya dan Dhan pun duduk di sofanya untuk menonton acara kesukaannya yang tepatnya ada di siang hari saja. Ketika Dhan asik menontonj handphonnya berbunyi pertanda ada sebuah SMS masuk ke dalam handphonenya.
“ Siang niy bung…..maaf jarang balas SMSmu seminggu niy soalnya aku lagi izin kuliah dan HPku ku tinggal di rumah dan ini aja baru pulang….maaf bnget bro…” maaf Rasyid
“ Iya ndak papah bro…gue gak marah….kata Robi loh punya pacar baru ya????...wah traktiran ni…” balas Dhan sambil mengejek Rasyid
“ Hahaha….iya bro, gue lupa kasih tau….oh ya,sahabat mu yang dari kecil itu…siapa namanya???...” tanya Rasyid
“ Namanya Nadia..ada apa dengan dia,..???” jawab Dhan
“ Oh ya,tadi gue baru dengar kabar dari pacarku kan dia berteman dengan Nadia….katanya Nadia baru aja jadian sama Arfin bung…” kata Rasyid dalam SMS
“ Hah…apa betul Rasyid???...” tanya Dhan sambil kaget
“ Iya…” balas Rasyid
“ Memang nama pacarmu siapa Rasyid…??/” tanya Dhan kembali
“ Namanya Fheny Anggreani, atau nama panggilannya Fheny…” jawab Rasyid
“ Oh…sudah dulu SMSan nya bro…soalanya aku menagntuk banget niy…” balas Dhan sambil berpura-pura dengan alas an mengantuk
“Ok bro…” balas Rasyid
Dhan pun tak menyangka bahwa orang yang merusak hubungan persahabatannya dengan Nadia yang mendapatkan Nadia yaitu Arfin. Dhan sangat kecewa mendengar kabar tersebut tapi ada sesuatu yang membisikan sesuatu ke telinganya yang berasal dari dalam lubuk hatinya.
“ Dhan,kamu jangan cepat menyerah untuk mendaptkan Nadia…pasti suatu saat ada jalan untuk mendapatkannya..mungkin kali ini bukan rezekimu.. tapi dengan berusah pasti kamu akan mendaptkannya Dhan..ingat itu,kamu tak boleh putus asa…ingat…” sahut lubuk hati dalam hatinya
Dhan pun mengikuti intuisi yang berasal dari lubuk hatinya bahkan Dhan berjanji suatu saat dia akan mendaptkan Nadia kembali ke pelukannya.
Setelah Dhan berjanji pada hatinya bahwa dia pasti akan mendaptkan Nadia , Dhan pergi menuju kamar mandi karena hari sudah senja dan juga Dhan ingin pergi ke toko buku Gramedia.
Dhan pun pergi ke salah satu mall di daerah Jakarta Pusat. Ketika ia telah samapai di toko buku Gramedia, Dhan ingin mencari tentang buku-buku mengenai internet. Ketika ia membaca-baca buku mengenai hal seputar internet, handphonenya berbunyi pertanda SMS ada masuk.
“ Sore niy bro…kita ketemuan di salah satu café di daerah Jakarta Utara…gue mau ngomongin sesuatu…ada gue,loh dan Rasyid…ok????” tanya Robi
“ Ok….” jawab Dhan
“Nanti gue kirimkan alamatnya…” balas Robi
Dhan pun langsung memilih salah satu buku yang tadi ia baca dan kemudian menuju kasir untuk membayarnya.
Dhan pun telah keluar dari toko buku Gramedia, kini Dhan ingin menuju ke café yang di maksud Robi dalam SMS. Tak beberapa selang melangkahkan kakinya keluar dari toko buku Gramedia,handphonenya kembali bergetar. Ternyata Robi mengirimkan alamat café yang akan dituju oleh Dhan.
Dhan pun tiba di halaman parkiran mall dan langsung menyalakan mesin motornya untuk bergegas menuju ke cafe yang ditunjuk oleh Robi.
Sekitar 1 jam berlalu Dhan pun tiba di cafe yang dimaksud oleh Robi dan kini waktu di DKI Jakarta dan sekitarnya menginjak pukul 7 malam. Dhan pun menunggu di salah satu meja di dalam cafe tersebut. Sampai akhirnya Robi dan Rasyid datang.
“ Maaf bro…lama menunggu jalanan macet banget…” maaf Robi
“ Iya,tak papah…ayo duduk….kalian mau bicarakan apa dengan gue….????” Tanya Dhan
“ Gini aku dan Rasyid kan punya hobi bermain alat musik, kamu juga kan punya hobi main alat musik bukan…???” tanya Robi
“ Iya…memang ada apa ???” tanya Dhan kembali
“ Gini…kami mau bikin grup band tapi masih kurang keyboard,vocal dan drum…nah karena loh sangat berbakat dalam bermain keyboard…jadi loh mau gak jadi keyboardsist kami…????” tanya Robi dan Rasyid
“ Hmmm…bagus juga tuh ide kalian….ok,aku terima tawaran loh berdua…” jawab Dhan dengan penuh semangat
“ Jadi kapan kita buat lagu…?” tanya Dhan
“ Aku udah ciptakan 2 lagu niy judulnya Cinta Dia dan Penyesalan Yang Terdalam….loh bantu geu ciptakan lagu…” jawab Robi
“Hmmm..ok,mumpung lagi ada inspirasi…tapi vocal dan drumnya aja belum…????” tanya Dhan
“ Kalalu drum sudah ada namanya Agung…tapi yang susah ini cari vocal…karena bagusnya sebuah lagu tergantung pada suara orang yang membawakan lagu tersebut” sahut Rasyid
“ Kayaknya aku tau siapa yang pantas jadi vokali kita…????” pikir Dhan
“ Siapa Dhan…????..” tanya Rasyid
“ Ada sahabatku mulai dari kecil yang memang punya hobi menyanyi dan juga suaranya lumayan bagus dan merdu di dengar….” balas Dhan
“ Oh,Nadia…” lanjut Rasyid
“ Iya….betul…tuh bro…” balas Dhan
“ Ok semua, jadi loh Dhan cari vokalisnya dan jangan lupa nyiptakan 1 lagu dan kita berdua akan menemui yang tadi kami maksud untuk di jadikan seorang Drummer….bagaimana Dhan????” tanya Robi
“ Ya…” jawab Dhan
“ Oh, ya teman-teman sudah tak terasa sudah pukul 9 malam…gue ntar bisa di marahin pulang larut malam…ya udah,kami berdua bali dulu….bye Dhan…” sahut Robi
“ Ok…bye….” balas Dhan dengan nyaring
Ketika Robi dan Rasyid pulang dan Dhan pun juga berdiam sebentar memikirkan Nadia. Setelah Dhan memikirkan sesaat mengenai Nadia, Dhan pun pergi menuju motornya.
Di sepanjang perjalanan menuju apartemennya Dhan selalu saja memikirkan Nadia bagaikan sebuah hafalan pelajaran untuk di pakai saat ujian maupun ulangan.
Sesampainya di apartemennya, Dhan pun langsung berbaring di atas sofa sambil memegang foto Nadia yang tadi ia print sebelum ia keluar. Dhan pun mencium foto Nadia menandakan bahwa dia sangat menyukai Nadia dan menyayanginya.
Malam pun benar-benar tiba di Kota Jakarta, Dhan pun menaruh kembali foto Nadia ke madding yang telah ia buat. Setelah itu, Dhan pun pergi tidur untuk menatap hari esok yang lebih menyenangkan dan cerah.
Langganan:
Postingan (Atom)