Rabu, 19 Januari 2011

Bab 3_Harta Terindah




Tema Bab Ini : Success begins now




Pagi pun tiba menyapa kota metropolitan Jakarta, Dhan pun telah bangun dari tidur malamnya dan kin ia berenang di kolam renangnya di rumah kediaman orangtuanya. Ketika ia tengah asyik berenang, Dhan pun memanggil Bi Leha untuk menanyakan sesuatu.
“ Bi…Deni sudah di antar ke sekolah kah…???” tanya Dhan
“ Sudah Den….baru saja tadi di antar sama Pak Sale….” jawab Bi Leha
“ Oh…Bi…tolong bawakan saya air putih dua gelas….” minta Dhan
“ Baik den….” Balas Bi Leha
Pak Sale adalah supir di rumah di kediaman orangtua Dhan dan Pak Sale sangat akrab sekali dengan orang yang ada di sekelilingnya. Pak Sale mrupakan supir pribadi yang sudah di kontarak oleh Dhan ketika ia masih kecil. Ketika Dhan asik menjemur badannya yang masih basa karena berenang, Bi Leha pun telah tiba dengan membawa dua gelas air putih penuh.
“ Ini Den….dua gelas air putihnya…” sahut Bi Leha
“ Oh….Papa dan Mama kapan pulang Bi….????” Tanya Dhan
“ Oh…Den…rencananya Ibu dan Bapak pulang nanti siang…apa Den mau menunggu Ibu dan Bapak sampai pulang…???” tanya Bi Leha
“ Ga Bi…soalnya nanti siang saya kuliah sampai sore….” Jawab Dhan samabil mengeringkan rambutnya
Setelah Dhan dan BI Leha berbincang-bincang sejenak, Bi Leha pun kembali ke dapur. Kemudian, Dhan lekas mengganti bajunya untuk pergi kuliah. Setelah semua selesai, Dhan melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya. Namun ketika ia hendak menutup pintu Bi Leha dan Pak Sale datang menghampiri Dhan.
“ Oh Bibi dan Pak Sale…ada apa…???” tanya Dhan
“ Ndak papah Den…kami cuma mau mastikan Den sampai ke jalanan dengan aman…”jawab Bi Leha dan Pak Sale
“ Aduh Bi dan Pak Sale…ga usah repot-repot…saya kan bukan anak kecil lagi seperti dulu yang diantarkan…” balas Dhan sambil tertawa
“ Oh ya Bi, saya titip salam ya sama Papa dan Mama…” minta Dhan
“ Iya Den….” jawab Pak Sale


“ Apa Den…maua di antar menuju ke kampus…???”tanya Pak Sale
“ Aduh…gak usah Pak…nanti saya naik taksi….” jawab Dhan
“ Ini Bi Leha dan Pak Sale uang Rp 100.000 untuk kalian…” beri Dhan sambil memberikan uang kepada Bi Leha dan Pak Sale
“ Untu apa Den…???” tanya Bi Leha dan Pak Sale
“ Ndak papah Bi dan Pak Sale…ambil aja pokoknya…” jawab Dhan
“ Makasih ya Den” balas Bi Leha dan Pak Sale
“ Bi…saya pergi dulu ya…assalammualaikum…” sahut Dhan sambil berjalan
“ Ya Den…walaikumsalam….” balas Bi Leha dan Pak Sale
Setelah Dhan mengucapkan salam perpisahan kepada Bi Leha dan Pak Sale, Dhan pun langsung memanggil taksi.
DI perjalanan, Dhan ingat janjinya ingin memberikan bunga mawar kepada Nadia di kampus. Ketika ia mengingat hal tersebut, Dhan lanats menyuruh dulu supir takasi yang ditumpungi Dhan untuk pergi ke apartemennya di daerah Jakarta Selatan.
Setibanya di halaman apartemen yang Dhan diami. Dhan pun meminta kepada supir taksi agar menunggunya sebentar.
“ Pak…tunggu sebentar..saya ingin mengambil sesautu di apartemen saya..” minta Dhan
“ Baik mas….” jawab supir taksi tersebut
Dhan segera berlari menuju ke kamar apartemennya. Setibanya di apartemennya, Dhan kebingungan karena bunga mawar yang dia beli ia lupa menaruhnya di mana. Dhan sangat berkeringatn karena kebingungan mencari bunga amwar tersebut. Namun ia baru ingat Dhan menaruhnya di laci meja belajarnya. Dengan cepat, Dhan segera mengambil bunga mawar dan tas kuliahnya untungnya ia ingat bahwa dari rumah kediaman orangtuannya ia lupa membawa tas kuliah.
Setelah selesai, Dhan kembali mengunci pintu apartemennya serta segara berlari menuju ke taksi yang tadi ia tumpangi. Dhan pun tiba di bawah dan lanagsung menuju ke taksi yang ia tadi tumpangi. Ketika ia telah naik di atas taksi, ia pun lega karena semua sudah ia bawa.


Akhirnya Dhan pun tiba di kampus, Dhan langsung turun berlari untuk mencari Robi. Namun tak lama kemudian ia menemukan Robi untuk menanyakan sesuatu.
“Huh……akhirnya gue nemukan loh….huh…huh…” sahut Dhan sambil masih dalam keadaan yang sangat lelah
“ Santai aja Dhan…jangan sampai segini nyari gue…memang ada apa…???..” tanya Robi
“ Iya…iya….yang loh maksudkan tadi malam tuh sbenarnya apa…????...” tanya Dhan kembali
“ Oh…itu…gue mau perkenalkan drummer kita ke loh dan Rasyid…ntar malam gue jemput di rumahmu kan…???/..” tanya Robi
“ Oh…jemput di apartemenku aja….” jawab Dhan
“ Oh ya,bagaiman voklais kita…loh udah tanyakan gak…???” tanya Robi
“ Aduh…gue lupa tanyakan niy Robi..tapi tenang aja ntar juag geu amu tanyakan…ya sudah…gue mau ke kelas dulu…loh gak masuk kah…????” tanya Dhan
“ Gue pindah kelas dan jam….soalnya gue gak bisa kalau sore-sore..jadi gue ambil jam pagi…” jawab Robi
“ Ya udah…ndak papah…oh ya,aku duluan ya….” Sahut Dhan
“ Iya…” balas Robi
Setelah Dhan menanyakan sesuatu kepada Dhan, Dhan pun bergegas melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya. Setibanya di kelas,ia pun sangat senang karena keadaan kelasnya sangat sepi belum ada yang datang namun pandangannya tertuju pada tas Nadia yang berada dalam kelas. Dalam pikiran Dhan berkata : “mumpung ada tasnya Nadia di sini….kenapa gak gue masukkan aja langsung bunga mawarnya ke dalam tasnya…”. Dhan pun langsung bertindak memasukkan bunga mawar merahnya dengan hati-hati karena jangan sampai bunga mawarnya rusak tertindih buku.
Akhirnya, Dhan selesai memasukkan bunga mawar tersebut ke dalam tas milik Nadia. Untung saja sekitar 5 menit berlalu Dhan memasukkan bunga mawar ke dalam tas Nadia, teman-teman Dhan yang satu kelas satu persatu mulai masuk ke dalam, mungkin Dhan sangat beruntung mempunyai nasib seperti itu. Pada akhirnya, Nadia pun masuk bersama Fheny yaitu pacarnya Rasyid.
Fheny merupakan teman kuliah Nadia. Dia merupakan seorang sahabat untuk tempatnya mencurahkan apa isi hatinya nadia setiap saat. Fheny juag merupakan seorang dancer yang terkenal tak heran banyak lelaki yang menyukainya termasuk pacarnya sendiri Rasyid.
Setelah Nadia masuk bersama Fheny, akhirnya Dosen yang mengjar Dhan bersama teman-temannya masuk juga. Ya setelah itu, Dosennya pun menerangkan dan mengajar tentang jurusan yang di ambil oleh Dhan dan Nadia.
Dhan pun hanya kadang-kadang memerhatikan dan juga kadang-kadang Dhan selalu memerhatikan Nadia. Namun ia akhirnya serius juga memerhatikan apa yang diajarkan oleh Dosennya.
Akhrnya waktu mengajarnya pun selesai, Dhan menyimpan kembali bukku-buku kuliahnya serta tak terasa sudah pukul empat sore waktu Jakarta. Dhan bergegas menuju ke apartemennya untuk memulihakan tenaga yang telah hilang seharian serta untuk tenaga persiapan nanti malam.
Dhan berjalan kaki keluar kampus padahal jarak lumayan jauh dari jalan raya hamper satu kilometer. Namun Dhan tak merasa bosan atupun kecapekaan karena ia berjalan sambil mendengarkan musik dari mp3 yang ia bawa. Sampai Dhan tak merasa bahwa dia telah sampai di pinggir jalan utama. Ketika ia mencari-cari taksi yang kosong, datanglah mobil yang hampir menabraknya yang rupanya di dalam adalah Rasyid.
“ Woy…mata loh di mana…????” kesal Dhan sambil memukul mobil Rasyid
“Hahaha..” Rasyid pun tertawa
“ Woy…niy gue Rasyid…….hahahaha….” lanjut rasyid
“ Sial loh….orang lagi susah nyari taksi yang kosong loh datang hampir nabrak gue…untung aja gak kena….” Sahut Dhan yang masih kesal
“ Maaf…kan gue Cuma bercanda aja..ya sudah,ayo naik ke atas mobilku..gue antarkan ke apartemen loh…sebagai gantinya….” Ajak Rasyid
“ Ok…” Dhan langsung saja naik
Di tempat lain, Nadia masih menunggu untuk dijemput oleh Arfin memakai mobil. Namun ia tak sendiri karena ada Fheny yang juga menunggu di jemput oleh orangtuanya. Mereka menunggu sambil duduk di kantin kampus.
“ Hubungan loh sama Arfin masih baik-baik kan…????” tanya Fheny
“ Iya…masih baik aja…malah makin harmonis…hehehe…” jawab Nadia sambil mebuat lelucon
“ Kalau loh bagaimana hubunganmu dengan Rasyid…???” tanya Nadia
“ Ya…masih baik juga….” jawab Fheny

“Oh…” balas Nadia
“ Nadia….aku duluan ya….aku udah di jemput niy sama orangtuaku tuh mobilnya yang warna biru…” sahut Fheny
“ Ya…Fheny…” balas Nadia
“ Aduh mana Arfin niy….” Nadia mengeluh karena Arfinjuga belum datang-datang
Namun tak lama kemudian datanglah Arfin dengan menggunakan mobil. Rasa mengeluh di hati Nadia pun kini telah hilang karena Arfin telah datang.
“ Aduh…sayang lama bnget…” sahut Nadia sambil duduk di kursi mobil
“ Aduh maaf sayang…tadi lama keluar kelasnya…” maaf Arfin
“ Ya sudah,lupakan saja sayang…..” minta Nadia
“ Iya…” balas Arfin
Di sepanjang perjalanan, mereka berdua kembali bermesraan di mobil sambil berjabat tangan dan mengucapkan janji-janji cinta. Namun hal itu tak mebuat mereka lelah menempuh perjalanan ke kediaman Nadia. Sekitar 30 menit berlalau, kin Nadia dan Arfin telah tiba di kediaman Nadia.
“ Sampai sini aja ya sayang….” minta Nadia
“Ok sayang…sampai jumpa besok…” sahut Arfin
“ Iya sayang…sampai jumpa….” balas Nadia
Setelah Nadia mengucapkan salam perpisahan kepada Arfin, dia pun pergi menuju ke kediamannya dengan sedikit jalan kaki. Setibanya di depan pintu rumahnya, Nadia langsung mengambil kunci rumah yang ia bawa. Setelah mendapatkan kunci pintu rumahnya, Nadia langsung membuka pintu rumahnya.
“Duh…capeknya seharian beraktivitas….” keluh Nadia sambil menaruh sepatu kuliahnya ke dalam rak sepatu
Setelah Nadia menaruh sepatu kuliahnya, Nadia pun menuju kamarnya. Setibanya di kamarnya, Nadia langsung berbaring di atas temapat tidur dan menaruh tas kuliahnya di sampingnya. Nadia masih saja tak merasa bahwa dalam tasnya terdapat bunga mawar merah yang dbeli oleh Dhan.


Di tempat lain, Dhan tiba di dalam kamarnya dengan perasaan yang sangat menyenangkan bagaikan ia melayang ke surge tingkat ke tujuh. Namun ia langsung memandang madding yang penuh dengan foto-foto Nadia, ia pun berlari menuju madding tersebut. Ketika ia telah berada persis di depannya, ia mengambil korek api dari laci meja belajarnya. Kemudian, ia pun menyalakan korek apinya dan memberikan nyala api di koreka api tersebut kepada lilin yang berada di sampan kiri kanan madding.
Dhan pun sejenak terdiam serta pikirannya terfokus kepada Nadia. Tiba-tiba ia mengambil salah satu foto Nadia yang berada di madding tersebut. Dhan kini memegang foto Nadia. Lantas apa yang Dhan perbuat???. Dhan pun mencium foto Nadia dan kembali menaruhnya ke mading tersebut.
Dhan pun tetap menyalakan lilin tersebut dan Dhan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi karena ia akan segera pergi bersama Robi dan Rasyid untuk berkenalan dengan Agung seorang drummer baru di grup bandnnya.
Di tempat lain yaitu di kediaman Nadia, Nadia pun berbaring sambil menulis sesuatu ke dalam buku diarynya tentang perasaannya kepada Arfin saat ini. Ketika ia telah selesai menuliskan beberapa kata ke dalam buku diarynya, kini Nadia pun ingin membuka tas kuliahnya. Ketika ia membuka tas kuliahnya,ia pun lantas kaget karena Nadia mendapati tasnya berisi kan bunga mawar merah serta di dalam bunga mawar merah tersebut terdapat kertas kecil yang berisikan kata-kata cinta.
“ Hah….siapa ya yang ngirim bunga mawar merah ini….???” Nadia pun bingung namun di balik kebingungannya tersebut terdapat rasa bahagia
“ Mungkin saja Arfin….” jawab Nadia sendiri
“ Tapi kan…Arfin sellau ngasih barang gak tiba-tiba kayak gini langsung muncul ke dalam tasku ….siapa ya…????” pikir Nadia
“ Ah…biar saja ini aku simpan…sapa tau lama kelamaan orang yang ngasih bunga mawar meraha yang indah ini ketahuan…” pikir Nadia kembali
“Nah…pengirim rahasia atau pengangumku ini bagus banget niy kalau aku masukkan ke dalam buku diaryku…supaya nanti aku selalu ingat ketika aku membukanya…” sahut Nadia dalam hati kecilnya
Ketika ia telah habis berpikir siapa pengirim rahasia yang mengerimkannya bunga mawar, Nadia pun menaruh bunga mawar keriman Dhan itu di atas meja riasnya dan setlah itu Nadia pergi mandi karena hari telah beranjak menjadi sore.


Di tempat Dhan kini, ia baru saja selesai mandi dan kini ingin memakai baju. Dhan pun telah siap pergi menuju ke cafe yang dimaksudkan oleh Robi namun Dhan harus menunggu Robi datang menjemputnya karena ia telah berjanjai kepada Robi bahwa ia akan pergi menuju ke cafe yang dimaksud oleh Robi bersama-sama.
Dhan pun melangkahkan kakinya untuk menuju ke luar apartemennya. Namun tak lupa, ia mengunci pintu kamar apartemennya dahulu. Kini ia telah selesai mengunci pintu kamar apartemennya dan bergegas menuju lif untuk turun ke bawah.
Setibanya ia di bawah,ia pun menunggu di halte bus untuk menunggu Robi dan Rasyid datang menjemputnya. Dhan pun lelah menunggu karena sudah lima belas menit ia menunggu Robi dan Rasyid belum juga datang. Namun ketika ia telah selesai mengeluh karena mobil Robi dan Rasyid belum datang juga, mobil yang ia tunggu pun datang juga.
“ Maaf niy bro terlambat soalnya…ngurus perlengkapan musik kita untuk main di cafĂ© yang aku tujukan….” maaf Robi
“ Iya,tak papah…jadi kita langsung main band niy….kan kita belum latihan…???” tanya Dhan kaget
“ Tenang aja…kita berdua pasti baik main gitas dan bassnya…” jawab Rasyid
“ Baiklah…gue juga kan coba bermain keyboard yang sanagt baik…tapi bagaiman dengan drummer kita Robi…???” tanya Dhan
“ Agung sudah menunngu di sana duluan untuk menjaga perlengkapan alat musi kita…” jawab Robi
“ Oh ya, yang jadi vokalisnya siapa???” tanya Dhan
“ Tenang aja bro Robi sudah latihan vocal…” jawab Rasyid
“ Hehehe…” balas Robi sambil menggaruk-garik kepalanya karena Ia merasa malu
“ Memang…cafenya di mana Rasyid?” tanya Dhan
“ Cafenya di daerah Jakarta Barat sich kata Robi “ jawab Rasyid
“ Oh “ balas Dhan
Di rumah Nadia, kini Nadia pun selesai mandi dan selesai berganti pakaian. Nadia pun melihat jam belajarnya dan ia kaget karena sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.


Nadia rupanya mempunyai janji dengan Arfin akan makan malam di luar rumah. Ketika ia mengingat hal tersebut, ia pun langsung mengambil handphonnya untuk menelpon Arfin.
“ Halo sayan, jadi kah malam ini makan di luar ? “ tanya Nadia
“ Ia jadi sayang, kamu sudah selesai berpakaian ? “ tanya Arfin kembali
“ Sudah “ jawab Nadia
“ Ya sudah, tunggu aku di luar rumah tapi jangan lupa minta izin dulu dengan orangtuamu ntar kita dimarahin lagi…” pesan Arfin
“ Iya sayang…malam sayang “ Nadia menutupi pembicaraanya memalui handphone
Nadia pun pergi keular kamar untuk meminta izin kepada orangtuanya mengenai rencana Nadia tersebut sekaligus ia langsung menunggu Arfin.
“ Ma…Pa…Nadia mau keluar dulu makan malam sama teman boleh gak Pa dan Ma ??” tanya Nadia
“ Boleh…tapi ada satu syarat jangan pulang larut malam “ jawab Ayahanda Nadia
“ Iya Pa…makasih ya Pa “ balas Nadia sambil menciumi pipi Ayahnya
“Ma…makasih juga ya kasih izin “ lanjut Nadia sambil menciumi pipi Ibunya
“Iya sayang “ balas Ibunda Nadia
“ Pa…Ma… Nadia pergi dulu…assalammualaikum” sahut Nadia sambil emnutup pintu rumahnya
“ Walaikumsalam…” balas Ayahandanya dan Ibundanya dari dalam rumah
Kini Nadia berada di luar rumah untuk menunggu Arfin datang menjemputnya. Namu tak beberapa lam berselang Arfin datang menjemputnya.
“ Ndak lama kan sayang menunggu ? “ tanya Arfin
“ Ndak lama kok…” jawab Nadia
“ Kita mau ke mana makan malamnya sayang ?” tanya Nadia
“ Kita makan malam di daerah Jakarta Barat, katanya di san lagi ada grup band yang lagi launcing lagu-lagu terbarunya “ jawab Arfin
“ Hmm, bagus juga itu sayang… “ balas Nadia
“ Iya sayang…katanya sih lagunya bagus-bagus “ balas Arfin

Di tempat lain, Dhan, Robi dan Rasyid kini telah tiba di cafe yang Robi maksud. Ternyata cefe yang juga dituju oleh Arfin dan Nadia adalah cafe yang di maksud juga oleh Robi. Kini mereka bertiga menuju ke belakang panggung untuk menemui Agung yang sudah lama menunggu mereka.
“ Dhan dan Rasyid…perkenalkan ini Agung yang gue maksudkan dari tadi…” sahut Robi
“ Hay, nama saya Dhan…saya yang memegang keyboard “ balas Dhan
“ Salam kenal “ balas Agung
“ Hay, nama saya Rasyid…saya yang memegang bass gitar “ balas Rasyid
“ Salam kenal “
Agung merupakan teman baru Dhan, Robi dan Rasyid. Agung memiliki tubuh lumayan tinggi, tamapan dan penampilannya terkenal sederhana padahal kedua orantuanya seorang direktur perusahaan dan dokter.
Di halaman parkir tempat Robi dan kawan-kawan akan memperkenalkan grup bandnya, Nadia dan Arfin pun telah tiba di cefe tersebut. Kemudian mereka berdua langsung memesan makanan dan minuman serta tidak lupa memsan meja. Setelah itu, Nadia dan Arfin duduk di kursi dan meja yang telah disediakanoleh pelayan cefe tersebut.
Kini Dhan, Robi, Rasyid dan Agung siap menampilkan aksi grup bandnya dalam bermain musik. Mereka pun sedikit menyeting alat musiknya sebelum ia di panggil pembawa acara untuk masuk ke dalam panggung. Akhirnya tiba saatnya grup band Robi tampil di depan kalangan banyak orang.
Kini Robi, Dhan, Rasyid dan Agung telah berada di atas panggung dan sudah siap untuk membawakan lagu ciptaan Robi. Namun Dhan di kagetkan dengan adanya Nadia dan Arfin ikut juga menyasikkan penampilannya. Dhan pun bersemangat untuk menunjukkan bahwa dia juga handal bermain keyboard di mata orang banyak termasuk Nadia.
Nadia pun juga lants kaget karena yang di atas panggung ada Dhan seorang sahabatnya ketika ia masih kecil. Nadia pun berpikir bahwa Dhan kin telah sukses dengan grup bandnya. Akhrinya grup band Robi pun menunjukkan aksi hebatnya dalam berkarya lewat musik.
“ Nadia…bagaiman keren kan…mereka bermain ?” tanya Arfin
“ Iya sayang, apalagi yang memegang keyboard “ jawab Nadia
“ Tapi… kalau aku pegang gitarnya keren banget caranya dia metik gitar…aku abru pertama kali melihat orang memetik gitar seprti itu…”

Nadia dan Arfin pun saling berkomentar tentang penampilan grup band Robi. Robi, Dhan, Rasyid dan Agung membawakan tiga lagu dengan semua lagu yang diciptakan oleh Robi. Durasi mereka bermain musik sekitar dua puluh lima menit.
Afin dan Nadia akhirnya memakan makanan dan meminum minuman yang tadi mereka pesan kepada cefe tersebut. Akhrinya juga, penampilan grup band Robi dan kawan-kawan selesai dan mereka pun langsung pergi menuju ke belakang panggung namun tak lupa seluruh penonton memberi tepuk tangan yang meriah kepada penampilan grup band Robi. Namun sayangnya Nadia dan Arfi tak semapy melihat lagu terahkir Robi karena Nadia telah di panggil pulang oleh Ayah dan Ibunya di rumah.
Kini mereka berempat berada di belakang panggung, namun Dhan langsung ingin pulang karena tiba-tiba Dhan tidak enak badan berupa sakit kepala dan batuk.
“ Teman-teman semua..gue duluan pulang niy soalnya gue tiba-tiba gak enak badan..maafkan gue ya gak bisa ikut ngerayai kesuksesan kita…” maaf Dhan
“ Iya..tak papah…kami mengerti keadaan mu kok…ini duit taksi untuk kamu pulang..” balas Robi
“ Tapi ?” tanya Dhan
“ Iya, tak papah ambil aja…’ jawab Robi
Dhan pun lekas pergi dari cafe tersebut dan langsung memamanggil taksi untuk mengantarnya kembali ke apartemennya. Di sepanjang perjalanan, Dhan memegang kepalanya karena kepalanya sangat terasa sakit dan pusing
Selang 15 menit berlalu, kin Dhan tiba di depan pintu aparetemennya. Kemudian Dhan mengambil kunci dalam sakunya dan setelah itu membuka pintu apartemennya. Ketika ia telah membuka dan menutupnya, Dhan langsung saja berlari menuju kamarnya karena ia sudah tak tahan lagi dengan sakit kepala yang dia derita. Dhan kin telkah berada di tempat tidur dan Dhan langsung saja tertidur pulas hingga ia lupa menganti pakaiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar