Rabu, 19 Januari 2011

Bab 2_Harta Terindah




Tema Bab Ini : Try looking at a bright future and leave the bad past and future that awaits ahead sunny



Pagi pun tiba di Kota Jakarta, Dhan masih saja tertidur lelap. Di tempat lain, Nadia baru saja bangun dari tidurnya dan Nadia dibangunkan oleh handphonenya yang berbunyi keras pertanda ada SMS masuk.
“ Pagi cantik…maaf niy ganggu sudah bangun kah>..????” tanya Arfin
“ Iya sudah…saying….ada apa SMS pagi gini???” jawab Nadia
“ Gak papah…oh ya cantik, nanti aku mau ke situ….boleh kan????” tanya Arfin
“ Boleh aja kok...kebetulan juga rumah lagi kosang…jadu kamu bisa temanin aku di rumah” jawab Nadia
“Ok…ya sudah…selamat pagi saying…” ucap Arfin
“ Iya ganteng…selamat pagi….” Balas Nadia
Arfin pun sangat bersemangat karena akan pergi ke rumah Nadia yang juga tengah ditinggalkan oleh orangtua Nadia. Arfin pun bersedia pergi menuju ke rumah Nadia dengan membawa kue coklat kesukaan Nadia. Arfin memandang cermin di dalam kamarnya sambil berkata : “ Mudahan….Nadia tertarik dengan penampilanku serta kue coklatku yang satu ini…amin…”. Setelah puas menatap dirinya sendiri di depan kaca, Arfin pun berlari menuju ke mobilnya.
Tak lama kemudian Arfin pun menyalakan mesin mobilnya dan lekas menuju ke rumah Nadia. Di sepanjang perjalanan, Arfin terus saja bernyanyi agar dia tak bosan menyetir mobil.
Beberapa waktu kemudian Arfin pun tiba di rumah Nadia. Arfin kemudian mengetuk pintu rumah Nadia.
“ Kring….krrriinnnnggg……” bunyil bel rumah Nadia ketika Arfin menekannya
“ Selamat pagi…assalammualaikum…..” sahut Arfin dari luar
“ Ya, walaikumsalam….” sahut Nadia dari dalam rumah
“……………” Nadia membuka pintu rumahnya
“ Oh saying,ayo masuk…..sayang tunggu dulu ya soalnya aku belum mandi….” Sahut Nadia
“ Iya…” balas Arfin sambil tersenyum….”


Arfin pun duduk di ruang tamu sedangkan Nadia baru saja pergi mandi karena tadi ia baru saja sarapan pagi. Untuk mengisi waktu menunggunya, Arfin mengambil handphonenya dan mendengarkan musik dari Mp3.
Arfin pun sangat pegal menunggu Nadia mandi namun akhirnya Nadia pun selesai mandi dan berpakaian serda berdandan.
“ Wah…cantik banget kamu Nadia…bagaikan permaisuri di negeri dongeng…..” puja Arfin samabil tersenyum lebar
“ Hm…bisa saja kamu Arfin…ayo kita kebelakang kolam renang…kita ngobrol di sana saja Arfin karena di sana suasananya lebih tenang…” ajak Nadia
Nadia pun menarik tangan Arfin dan mengajaknya pergi ke belakang rumah tepatnya pergi ke kolam renang. Sesampainya di kolam renang, Arfin di suruh dulu menunggu sejenak karena Nadia ingin menyediakan sesuatu.
“ Maaf saying….aku mau nyiapkan teh untuk kita berdua minum…kamu tunggu di sini ya…” sahut Nadia
“ Iya…di sini kan??” tanya Arfin
“Iya.” jawab Nadia
Arfin pun terpaksa harus menunggu untuk berpacaran dengan Nadia. Arfin berdiri di depan kolam renang sambil melihat pemandangan di sekelilingnya. Tak lama kemudian Nadia kembali dengan membawakan dua gelas teh.
“ Maaf menunggu sayang….” sahut Nadia sambil memeluk Arfin dari belakang
“ Iya gak papah cantik….” balas Arfin sambil memegang tangan Nadia
“Nadia…aku sangat menyukaimu dan menyanyangimu…” sahut Arfin sambil membelai rambut Nadia
“Iya,aku juga sangat mencintaimu dan menyanyangimu…aku ingin sayang gak pergi dari kehidupanku…” balas Nadia
“ Iya…aku akan selalu ada untukmu….” balas Arfin
“ Maaf ya sayang, mungkin tadi aku bangunkan kamu terlalu cepat..makanya sayang lamabat mandi…maafkan Arfin ya???” tanya Arfin
“ Kan Nadia udah bilang ndak papah sayang…” jawab Nadia


“Sayang…kita ke atas yuk…..” ajak Nadia sambil menarik tangan kanan Arfin menuju ke lantai atas rumah Nadia
Ketika telah sampai di lantai atas, Nadia dan Arfin kembali bermesraan bagaikan dunia milik mereka berdua bahkan mereka berdua mengabaikan suara yang ada disekitarnya.
“ Aku mnecintaimu Nadia…” ucap Arfin sambil mencium dahi Nadia
“ Dari tadi itu aja terus…gak adayang lain kah…???hehehe…” balas Nadia sambil tertawa kecil
“ Senyumanmu Nadia bagaikan senyuman terindah yang pernah aku lihat di dunia ini…” puja Arfin kembali
“ Iya…iya….sayang….” balas Nadia sambil mencium pipi kiri Arfin
“Oh ya, tehnya kayaknya udah dingin tug di bawah kita ke bawa yuk…” lanjut Nadia
“ Ok sayang…” balas Arfin
Mereka berdua pun kembali ke bawah namun Nadia pergi ke dalam rumah untuk mengambil kue untuk di makan bersama teh. Arfin pun duduk di anak tangga menuju ke lantai bawah yang berada di dekat kolam renang Nadia.
“ Hah….” kejut Nadia
“ Huhh….aku kira siapa….” balas Arfin sambil masih merasa kaget karena di kejutkan oleh Nadia
“ Ini sayang…tehnya…kaget kah???” tanya Nadia sambil memberikan teh kepada Arfin
“ Ya ialah sayang kaget…kamu kasih kayak gitu…” jawab Arfin
“ Maafin Nadia deh…kan aku cuma bercanda sayang…” minta Nadia
“ Siapa juga yang mau marah sama tuan putrinya sendiri…heheheg…” balas Arfin sambil tertawa
“Hee…ya udah ayo,kita minum tehnya dan makan kuenya…sayang…” ajak Nadia
“ Ayo Nadia…” terima Arfin
Mereka pun makan kue dan minum teh di atas anak tangga. Dengan posisi mereka berdua sambil menyandarkan diri satu sama lain di badan mereka. Mereka berdua sanagat menikmati minuman dan makanan tersebut.


Di tempat lain, Dhan masih saja tertidur lela diatas sofanya. Namun tiba-tiba bel apartemennya berbunyi.
“ Kkkkkkrrrinnngg…….kkrrrrriiinnnngg…kkkkkkkrrrriiiiinnnngg….” bunyi bel apartemen Dhan
“Brrrrrruuuuuukkkkk….” Dhan pun jatuh dari sofa karena meras kaget
“ AHhhhh…..eeeeehhhhh…sakitnya….” eluh Dhan
“ Iya tunggu dulu….” Teriak Dhan dengan nyaring karena ia sedang kesal
“ ………………….” Dhan membuka pintu apartemennya
“ Oh, Rasyid…ayo masuk bro…maaf lambat bukanya soalnya aku baru saja bangun tadi malam begadang nonton bola….” maaf Dhan
“ Iya tak papah….” balas Rasyid
Mereka berdua pun masuk ked ala apartemen Dhan, kemudian Rasydi pun tampak heran mengapa ada foto-foto Nadia di atas sofa.
“ Oy,bro….ngapain loh nyimpan foto Nadia…hah…,jangan-jangan loh suka sama Nadia ya????” tanya Rasyid sambil mengejek
“ Hm….semalam gue edit fotonya Nadia…nah itu yang loh pegang hasilnya…” jawab Dhan yang berusaha menutupi rasa sukanya terhadap Nadia
“ Ah,masak…kelihatannya tak ada yang berubah tuh bro….” balas Rasid
“ Iya…” balas Dhan
“ Kamu gak percaya kah Rasyid???” lanjut Dhan
“ Iya…iya..iya…gue percaya…” jawab Rasyid
“ Oh ya, loh tunggu di sini dulu soalnya aku belum mandi niy….” minta Dhan kepada Rasyid
“Ok bro….” balas Rasyid
Dhan pun berlari menuju kamar mandi karena dia merasa malu belum mandi sudah siang bolong begini. Rasyid pun menyalakan televisi untuk mencari channel yang dia sukai untuk di tonton.


Sekitar 10 menit berlalu, Dhan pun akhirnya telah selesai mandi dan keluar dari akmar mandi dan menuju ke ruang nonton TV tempat duduknya Rasyid.
“ Aduh,maaf niy menunggu lama bro….memang ada apa loh datang ke sini..???” tanya Dhan
“ Gini…tadi Robi titip pesan ke kamu…katanya nyuruh ciptakan dua lagu bukan satu lagu…” jawab Rasyid
“ Oh bisa di atur…itu…oh ya,loh ke sini naik apa Rasyid???” tanya Dhan
“ Naik mobil…memang kenapa Dhan…????” tanya Rasyid kembali
“ Kebetulan banget tuh bro….antarkan geu ke rumah bosku soalnya gue mau mabil keyboard kesayanganku….” jawab Dhan
“ Ayo….sudah…” ajak Rasyid sambil mematika televise
Mereke pun pergi namun tak lupa Dhan terlebih dahulu mengunci apartemennya sebelum pergi. Akhirnya, Dhan dan Rasyid sampai di mobil Rasyid.
“ Ok,kita sudah sampai di dalam mobilku…jadi kita ke mana????” tanya Rasyid sebelum berangkat
“ Ya,kita ke rumah orangtuaku lah Rasyid…masa loh lupa tadi gue kasih tau…” jawab Dhan
“ Iya,gue tau Dhan tapi gue gak tau di mana rumah orangtua loh….” balas Rasyid
“ Tenang aja pokoknya loh yang nyetir ntar aku yang nunjuk jalannya…pokoknya tenang aja…” balas Dhan
Mereke pun akhirnya pergi meninggalkan apartemen. Sepanjang perjalanan Dhan menunjukkan jalan menuju ke kediaman orangtuanya. Ketika di perjalanan, jalanan pun macet karena adanya unjuk rasa di tengah jalan. Rasyid pun sangat kesal karena jalannya di haling oleh para pengunjuk rasa.
Dhan di dalam mobil tiba-tiba teringata sesuatu bahwa dia hari ini seharusnya mengirimkan bunga mawar kepada Nadia namun pada akhirnya Dhan pun membatalkan niat dan rencananya serta akan melakukannya esok hari saja.
“ Woy….unjuk rasa lama bnget loh semua…” teriak Rasydi sambil merasa kesal
“ Gak usah marah-marah Rasyid…kan kita gak diburu waktu juga….santai saja….” balas Dhan.

Akhirnya pengunjuk rasa membubarkan diri di karenakan polisi memarahi pengunjuk rasa yang menghalangi lalu lintas jalan. Setelah itu, Dhan dan Rasyid pun tancap gas menuju ke kediaman orang tua Dhan.
Akhirnya mereka tiba di rumah orangtua Dhan sudah sore hari. Mereka pun turun dari atas mobil dan melangkahkan kaki mereka menuju rumah kediaman orangtua Dhan. Setibanya di sana Dhan pun mengetuk pintu rumah.
“ Assalammualaikum..pa…ma….????” teriak Dhan dari luar sambil mengetuk pintu
“ Tunggu sebntar den….” jawab Bi Leha
Bi Leha merupakan pengasuh Dhan ketika ia mulai kecil hingga umur 14 tahun. Namun sekarang kondisinya semakin tua karena juga harus mengurusi adiknya Dhan bernama Deni yang berumur 6 tahun. Deni merupakan adik dari Dhan, dan Deni adalah anak terahkir.
“……………” Bi Leha membuka pintu
“ Maaf den…saya lambat membuka pintunya soalnya tadi den…saya lagi memasak di dapur…” lanjut Bi Leha
“ Iya tak papah bi…Papa dan Mama ke mana bi???” tanya Dhan sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kediaman orangtuanya
“ Ibu dan Bapak masih di kantor……” jawab Bi Leha
“ Kalau Deni mana????” tanya Dhan
“ Kalau Den Deni lagi ada di atas belajar soalnya besok hari Den Deni mau ulangan harian…” jawab Bi Leha
“ Ayo masuk Rasyid…jangan di luar aja….Bi…bikinkan kami berdua jus orange ya….” ajak Dhan kepada Rasyid dan menyuruh Bi Leha
“ Iya den “ Bi Leha pun pergi menuju dapur
“ Besar juga ya rumahmu Dhan….???/” kagum Rasyid sambil duduk di atas sofa
“ Hahaha…biasa aja ….loh aja yang terlalu mengangumi…” balas Dhan sambil tertawa kecil
“ Rasyid…tunggu dulu ya….gue mau ke atas temuin adikku….” minta Dhan
“ Ok bro….” balas Rasyid sambil menerima SMS


Dhan pun pergi menuju ke lantai dua di kediaman orangtuanya untuk menemui adiknya yang tengah asyik belajar. Dhan pun mengejutkan adiknya tersebut.
“ Woy, tumben kamu rajin belajar…biasanya kerjaannya main playstation terus…” Dhan mengejutkan adiknya
“ Huhh kakak….sudah tau orang lagi belajar di kagetkan lagi….” balas Deni
“ Ngapain kakak ke sini gak biasanya…????” tanya Deni
“ Kakak mau ambil keyboard kakak mau di taruh di apartemennya kakak….” Dhan menjawab sambil duduk di depan adiknya serta Dhan menyiapakan kejutan unytuk adiknya tersebut
“ Oh….” Balas Deni
“ Deni…kakak punya sesuatu untukmu…” sahut Dhan
“ Apa kak>>>>???” tanya Deni denagn penuh rasa penasaran
“ Ini koleksi sepuluh mobil hotwheels dan lima CD playstation terbaru….” Jawab Dhan sambil memgang kepala adiknya
“ Makasih kak…” jawab Deni dengan senyuman yang lebar
“ Ya udah, belajar yang baik…supaya bisa lebih sukses seperti kakak….” sahut Dhan
“ Iya kak…” balas Deni
Dhan akhirnya keluar dari kamar Deni dan kembali ke bawah untuk menemui Rasyid namun sebelum dia turun Dhan pun menyempatkan untuk mandi. Tak lama kemudian Dhan pun tiba di bawah dengan membawa sesuatu yang dia temukan di kamarnya ketika ia masih kecil.
“ Apa itu Dhan????yang kamu bawa…kelihatannya sejenis mainan….” tanya Rasyid
“ Iya…ini mainanku waktu ketika masih kecil….” jawab Dhan
“ Oh ya,minum tug jusmu sudah gak dingin lagi….” Suruh Rasyid
“ Iya….ssssssyyyyuuuutt…sssssyyyyyyuuuuut…” bunyi Dhan mengisap jusnya melalui se sedotan
“ Hah…sudah jam setengah tujuh malam….gue belum mandi niy Dhan…” balas Rasyid
“ Tenang aja..ntar ku ambilkan handuk khusus tamu….Bi….” teriak Dhan

“……..” Bi Leha pun berlari menuju Dhan
“ Iya den…ada apa…????” tanya Bi Leha
“ Tolong ambilkan teman saya ini handuk khusus tamu…yang cepat ya Bi….” Minta Dhan
“ Tunggu dulu Bi…Bibi tau di mana keyboard saya….???” tanya Dhan
“ Itu ada di kamarnya orangtuanya Den Dhan….” jawab Bi Leha
“ Oh…makasih bi…” sahut Dhan
“ Iya Den sama-sama…” balas Bi Leha
“ Rasyid loh tunggu gue di sini…soalnya gue mau ambil keyboardku di kamar bosku..” minta Dhan
“ Tenang aja bung…” balas Rasyid dengan nada yang santai
Dhan pun lekas pergi menuju ke kamar orantuanya. Sesampainya di dalam, Dhan terlebih dahulu melihat foto keluarga mereka bahkan Dhan sambil membayangkan masa lalunya ketika ia masih kecil dan susahnya di rawat oleh kedua orantuanya. Setelah itu, Dhan pun mengambil keyboardnya yang sudah penuh debu dan bergegas keluar kamar. Dhan pun membawa keyboardnya keluar rumah untuk dibersihkan.
Dhan mengambil kain kotor untuk membersihkan alat musik kesayangannya tersebut. Setelah selesai membersihakan, Dhan kembali menuju ke ruang tamu untuk menemi Rasyid yang mungkin telah selesai mandi.
“ Loh,udah mandi kah…..???...” tanya Dhan
“ Sudah bro…tenang aja…apakah sudah selesai bung membersihkan dan mengambil keyboardnya,…???” tanya Rasyid kembali
“ Sudah…ini sudah ada di depanmu…” jawab Dhan
“ Hahh…kok gue gak sadar ya…” heran Rasyid
“ Ya ialah…loh dari tadi gue lihat asyik aja ngelamun..memang lohneglamunin siapa…???” tanya Dhan
“ Hahaha…mikirn pacarku….” balas Rasyid sambil tertawa
“ Hmm…ayo kita pulang sudah pukul tujuh malam…mana kita belum makan lagi…” ajak Dhan

“ Tunggu dulu Den…Ibu dan Bapak tadi pesan suruh Den bermalam di sini…untuk temanin Den Deni…karena Ibu dan Bapak tiba-tiba ada urusan mendadak di Surabaya…jadi kini Bapak dan Ibu Den tengah ada di Surabaya…” cela Bi Leha
“ Baiklah…..ayo Rasyid makan dulu sebelum loh pulang bersama kami di sini…Bi panggil Deni turun makan….” ajak Dhan kepada Rasyid serta menyuruh Bi Leha memanggilkan Deni
Mereka pun melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang terletak bersampingan dengan kolam renang dan kolam ikan koi punya Ayahanda Dhan. Tak lama kemudian mereka berdua pun sampai di meja makan dan langsung duduk di kursi makan.
“ Ini ikan koi mu Dhan…???...” tanya Rasyid
“ Lain…itu punya Ayahku…yang memang punya hobi memelihara ikan hias…” jawab Dhan
“ Hay…ka dan hay Kak Rasyid…” sahut Deni yang tiba-tiba muncul
“ Adek sudah selesai kah belajarnya…????” tanya Dhan
“ Sudah kak….” jawab Deni
“ Jadi ini saudara kandungmu dan sekaligus menjadi adikmu…wajahnya lumayan mirip sih sam loh….” pikir Rasyid
“ Ya ialah kan kami berdua saudara…ya sudah semua, ayo makan…ayo Rasyid ambil duluan kan loh mau pergi niy duluan…” ajak Dhan
Mereka bertiga pun mengambil makan kesukaan mereka masing-masing yang terletak di atas meja makan serta minuman yang beraneka ragam. Setelah semuanya selesai, merek pun makan dengan lahap terutama Dhan yang mulai dari tadi siang belum sama sekali makan siang.
Beberapa menit kemudian Dhan,Rasyid dan Deni pun selesai bersantap malam dan Deni pun kembali ke kamarnya untuk belajar sedangkan Dhan dan rasyid mengobrol sebentar di luar rumah sambil mengantarkan Rasyid sampai ke mobilnya.
“ Hati-hati Rasyid di jalan tengah malam begini…” pesan Dhan
“ Tenang aja bro….” balas Rasyid dengan kata-kata andalannya tenang aja
“ Loh abis niy mau kemana lagi…???” tanya Dhan
“ Gue mau ke rumah pacarku…heheh…” jawab Rasyid ssambil tersenyum

“ Ingat,hati-hati bro…..” pesan kembali Dhan
“ Iya bro…ya udah…gue cabut duluan…assalammualaikum…” sahut Rasyid
“ Iya…walaikumsalam…” balas Dhan
Rasyid pun akahirnya pergi menuju ke rumah pacarnya sedangkan Dhan kini ingin masuk kembali ke dalam rumahnya. Dhan pun naik ke atas kamar adiknya untukmenemani adiknya tidur di dalam kamar. Namun rupanya Deni sudah terlebih dahulu tidur karena kecapekan menghafal hafalan-hafalan untuk bahan ulangan hariannya. Ketiak ia sudah terbaring di atas tempat tidur pikirannya melayang menghayalkan Nadia.
“ Hmmmm…bagaiman kabarmu Nadia sudah tiga hari ini gue gak ketemu sama kamu Nadia…” tanya Dhan dalam hatinya
“ Mungkin saja baik…..mungkin saat ini kamu ingin mau tidur….selamat malam Nadia…” lanjut Dhan dalam hatinya
Ketika Dhan selesai mencurahkan isi perasaannya terhadap hati kecilnya, Dhan pun ingat akaan besok harus turun kuliah sore hari dan juga Dhan mempunyai rencana esok bahwa Dhan akan mencuri salah satu buku Nadia ketika sudah berada di kampus dan setelah itu menyelipkan bunga mawar yang telah ia beli dari kemarin. Namun ketika Dhan hendak memejamkan matanya handphonnya berbunyi pertanda ada SMS masuk ke dalam HPnya.
“ Maaf bung menggangu tidurnya….besok kita ngumpul di Mall Ratu Indah…di KFCNya soalnya geu sudah daptkan Agung sebagai drummer kita dan juga kita mau diskusi kan tentang vokalis dan lagu-lagu yang akan kita buat…tapi tenang aja…semua biaya makan aku yang tanggung….ok bro…????” tanya Robi
“ Iya,,,,tapi jam berapa????” tanya Dhan
“ Jam 8 malam….” jawab Robi
“Ntar okoknya gue yang jemput loh…kamu sekarang ada di mana…???” tanya Robi
“ Di rumah orangtuaku…” jawab Dhan
“ Ok,besok aku ke sana…lagi pula aku tau rumah orangtuamu…selamat malam..” balas Robi
Setelah membalas SMS Robi, Dhan pun membetulkan kembali posisi tidurnya dan kemudian ia pun tertidur lelap bersama adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar