Rabu, 19 Januari 2011

Bab 4_Harta Terindah




Tema Bab Ini : Continue to strive to have you




Dhan pun bangun pagi dengan sangat lesuh seperti tak ada semangat untuk menyambut hari yang datang padanya sambil memgang kepalanya.
“ Aduh….untuk aja sakit kepalaku telah hilang…kalau gak gue gak bisa pergi kuliah “ keluh DHan
“ Pantasan semalam kepalaku pusing…lupa makan malam, mungkin maq ku kembali kambuh…” sesal Dhan
Setelah ia menyesalai perbuatannya yang membuatnya sakit kepala semalam, ia pun menuju kamar mandi untuk pergi mandi serta bersiap-siap untuk pergi ke toko kue. Dhan saat berada dalam kamar mandi, supaya ia tak sepi membersihkan diri ia pun menyempatkan untuk menyanyikan lagu favoritnya.
Akhirnya, Dhan telah selesai mandi dan ia pun pergi menuju kamar untuk berpakaian dan bersiap-siap menuju ke toko kue. Ia pun telah selesai berpakaian dan bergegas menuju keluar apartemennya. Namun ketika ia bar u saja ingin menutup dan mengunci pintu, ia teringat akan kata-kata semalam yang berbunyi bahwa ia harus secepatnya mencari seorang vokalis baru untuk mengisi grup bandnya. Seketika pikiran Dhan langsung tertuju kepada Nadia yang memiliki suara yang nan indah.
“ Oh iya…aku lupa kasih tau ke Nadia bahwa ada tawaran ngeband bersama kami…aduh gawat “ sahut Dhan dalam hatinya
Dhan pun mengamabil handphonenya dan ia pun mencoba menghubungi Nadia untuk menanyakan hal tersebut.
“ Assalammualaikum….” sahut Dhan
“ Walaikumsalam Dhan…ada apa ? “ tanya Nadia
“ Gini Nadia, gue ada tawaran sesuatu ke kamu tapi susah banget kalau jelasinnya di handphone. Jadi aku pengen nanyakan hal tersebut ke rumahmu…kamu bisa gak ? “ tanya Dhan
“ Bisa aja sih…ya sudah cepat ke sini Dhan “ ajak Nadia
“ Iya Nadia…bye…” balas Dhan sambil menutup pembicaraan mereka di handphone
Dhan pun kini berlari menuju lift untuk segera menuju ke parkiran motor. Setibanya ia di parkiran motor, ia pun menyalakan mesin motornya dan bergegas menuju ke rumah Nadia.

Di perjalana Dhan mengeluh karena jalanan sangat macet maklum saja hampir sepuluh ribu kendaraan keluar masuk ke dalam dank e luar Kota Jakarta. Mungkin DHan harus menunggu hingga tiga puluh menit agar jalanan yang ia lalui tak macet lagi.
Ia pun kini telah sampai di rumah Nadia dan ia pun tak lupa terlebuh dahulu memarkirkan motornya kemudian mengetuki pintu kediaman Nadia. Dhan kini telah berhadapan dengan pintu kediaman Nadia dan ia pun langsung mengetuk pintu rumah Nadia.
“ Assalammualaikum, permisi…” sahut Dhan dari luar sambil mengetuk pintu
“ Walaikumsalam…” balas Nadia
“ Oh Dhan, ayo silahkan masuk “ ajak Nadia
“ Tunggu sebentar ya Dhan, gue bikini minum …” minta Nadia
“ Ah, gak usah Nadia…tak usah repot-repot…” tolak Dhan sambil bermaksud minta maaf
“ Baiklah kalau gak mau…memang yang kamu omongin ama aku apa Dhan ???” tanya Nadia
“ Gini…kamu punya hobi menyanyi kan Nadia? dan jug ague dengar kalau kamu nyanyi ketika kecil bagus…jadi…” tanya Dhan
“ Yup situ benar bnget…mksudnya jadi apa Dhan “ tanya Nadia kembali
“Gini yang semalam kamu lihat aku main keyboard waktu di cafĂ©…itu adalah grup bandku…nah jadi grup bandku tersebut belum mempunyai seorang vokalis kebetulan banget Robi ketua grup band kami ngusulin bahwa untuk seorang vokalisnya adalah wanita…nah kamu kan punya suar yang bagus niy, mau gak jadi vokalis di grup band kami, kami sangat berharap banget niy Nadia ? “ minta Dhan
“ Hm, ini harus aku pikirkan dengan matang dulu Dhan..tapi sih kayaknya gue mau ikut tapi aku harus minta izin dulu ke mama dan papa, jadi ntar kalau di bolehkan aku kasih kabar ke kamu deh “ jawab Nadia
“ Baiklah,kami sangat berharap kamu bisa saja menjadi voklais kami “ sahut Dhan
“ Iya,iya “ balas Nadia
“ Ya udah,kalau gitu Nadia, gue mau pulang dulu soalnya banyak kerjaan..” ucap Dhan
“ Iya…” balas Nadia

“ Nadia aku pulang dulu….assalammualaikum….” sahut Dhan sambil melambaikan tangannya
“ IYa Dhan…walaikumsalam…” balas Nadia sambil melangkahkan kaikinya masuk ke dalam kediamannya
Setelah Dhan telah selesai menyampaikan aspirasi Robi, ia pun pergi dari kediaman Nadia dengan tujuan toko kue untuk membeli kue coklat kesukaan Nadia.
Beberapa menit berlalu, Dhan kini sudah berada di toko kue. Sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam toko, ia terlebih dahulu melihat apakah uang dalam dompetnya masih cukup untuk membuat kue. Rupanya uang dalam dompetnya masih cukup untuk membeli kue coklat kesukaan Nadia.
“ Permisi Mbak…bisa beli kue coklat blackforest yang ukuran mini….” Minta Dhan
“ Mau berapa mas???” tanya pelayan toko kue tersebut
“ 1 aja..jangan lupa bungkus dan kotaknya berbentuk hati dan berwarna merah dan merah muda…” minta Dhan
“ Baik mas…tunggu sebentar saya ambilkan dan bikinkan tempatnya…” balas pelayan toko tersebut
Pelayan toko tersebut pun berjalan menuju ke ruang pembuatan kue sedangkan Dhan menunggu di tempat duduk yang disediakan oleh pemilik toko tersebut. Lama Dhan menunggu nama pada akhirnya pesanan yang ia minta datang juga.
“ Berapa Mbak ? “ tanya Dhan
“ Rp 100.000 mas…” jawab pelayan toko tersebut
“ ………” Dhan memberikan uangnya kepada pelayan tersebut
“ Iya,sama-sama mas…” balas pelayan toko tersebut sambil tersenyum kecil
Kini Dhan telah membeli kue kesukaan Nadia, ia pun menyimpannya dengan hati-hati dalam kantung plastic yang diberikan oleh pelayan tersebut. Dhan pun kemudian langsung pergi kembali menuju ke apartemennya.
Di perjalanan Dhan sanagat senang sekali karena kue yang tadi Dhan beli akan diberikan kepada Nadia dengan cara diam-diam seperti ketika Dhan memasukkan bunga mawar merah ke dalam tas kuliahnya Nadia dengan sangat hati-hati serta tak di ketahui orang sama sekali.



Setibanya di apertemen, DHan pun langsung saja membuka pintu dan kemudian duduk di sofanya. Ketika ia terduduk di sofanya, ia teringat sesuatu. Tibia-tiba ia bangkit dari sofa dan menuju ke meja belajarnya.
Setibanya di sana, Dhan menatap mading yang penuh dengan foto-foto Nadia yang membuat dia terpesona. Ketika Dhan melihat bahwa lilin di sekeliling mading tersebut tak menyala, ia mengambil korek api dalam meja belajarnya dan setelah iti ia menyalakan lilin yang berda di sekitarnya. Seperti biasa Dhan mengambil foto Nadia sambil berkata.
“ Nadia, aku selalu memikirkanmu bahkan tak pernah ada habisnya…” ucap Dhan dalam hatinya
“ Aku selalu menginginkanmu belaian tanganmu ketika kita masih kecil bermain bersama namun hingga dewasa ini aku selalu menginginkan itu..” lanjut Dhan sambil mencium foto Nadia
“ Kau lah harta terindah dalam perjalanan hidupku di setiap denyut jantungku…kau yang memberikan keindahan yang sangat berbeda…semua itu ku haus memikirkannya..” sambung Dhan
“ Aku ingin kau tau isi hatiku…kau lah yang terahkir dalam hidupku dan mungkin hanya kau lah harta yang terindah yang pernah ku miliki serta kau lah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku dan itu semua harus kujaga sebaik mungkin…” ucap Dhan dalam hatinya sambil menaruh foto Nadia di dadanya
Dhan mengungkapkan perasaan hatinya kepada Nadia melalu foto-foto Nadia yang berada dalam sebuah mading yang dibuat oleh Dhan. Setelah ia mencurahkan is hatinya yang selalu terpendam ketika ia masih kecil, Dhan pun menulis suatu kata-kata mungkin juga sebuah kalimat yang seperti surat-surat cinta.
“ Nadia, kaulah yang membuatku terpesona dan bahagia bersamau ketika masih kecil dan memberikan ku suatu keindahan yang berbeda yang belum pernah aku dapat…ketika kecil kau membelai tanganku ketika aku terjatuh, sampai sekarang aku selalu menginginkan belaian tangan tersebut ketika aku sudah dewasa…Nadia, mungkin kaulah harta yang paling terindah yang diberikan Tuhan kepadaku dan harta tersebut aku harus jaga suatu saat….tak ada yang lain yang aku mau hanya kamu satu-satunya wanita yang kucintai dan aku sayangi….”
Dhan telah puas mencurahkan isi hatinya kepada selembar kertas kosong yang Dhan ambil dari laci meja belajarnya.


Seteleh itu surat curahan hatinya tersebut ia simpan di dalam sebuah buku novel kesukaannya bahkan jalan cerita yang di dalam novel kesukaan Dhan hampir mirip dengan kisah cinta yang dialamai oleh Dhan.
Dhan pergi menuju meja makan untuk memasak makanan untuk makan siang sbeelum ia pergi ke kampusnya. Kini Dhan telah selesai memasak dan masakannya tersebut ia langsung memakannya di atas meja makan. Beberapa saat kemudian, kini Dhan telah selesai menyantap makanan siangnya yang tadi ia masak sendiri.
Setelah ia membereskan makanan siangnya, Dhan langsung mengambil tas kuliahnnya dan tidak lupa Dhan mengambil kue coklaty yang tadi ia beli. Dhan pun mengunci pintu apartemennya dan langsung pergi meninggalkan kamar apartemennya.
Setibanya di bawab, DHan langsung menyalakan mesin motornya dan bergegas menuju ke kampus. Ketika di perjalanan, Dhan hampir saja menabraka seorang nenek yang sedang menyebrang karena Dhan tengah asyik bahan perlajarannnya di kampus. Untung saja Dhan sempat mengerem motornya sebelum bertabrakan dengan nenek tersebut. Dhan pun meminta maaf kepada nenek tersebut dan bergegas menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus tepatnya di halaman parkir sepeda motornya, ia langsung disapa oleh Nadia.
“ Maaf Dhan..mengganggu dan mengangetkanmu “ maaf Nadia
“ Ya,tak papah…” balas Dhan
“ Yang masalah tawaran tersebut aku menerimanya…” balas Nadia sambil tersenyum
“ Oh,baguslah…ntar aku kasih tau ke Robi….” sahut DHan
“ Iya,makasih ya Dhan…bye “ sahut Nadia sambil melangkahkan kainya pergi dari Dhan
“ Iya…” balas Dhan
Kemudian Dhan pergi menuju ke kelasnya. Di perjalanan ia menemui Robi yang tengah asyik bermain gitar mungkin juga Robi sedang menciptakan sebuah lagu.
“ Woy Rob, aku sudah dapat vokalis baru…” sahut DHan sambil mengangetkan Robi
“ Hah..sudah kah? Baguslah, jadi dimana sekarang vokalis baru kita ?” tanya Robi
“ Dia teman satu kelasku di kampus…katanya besok dia mau menemui kita berempat…bagaimana Robi ?” tanya Dhan kembali
“Oh…ok dah,bisa di atur…” jawab Robi masih asyik bermain gitar

“ Loh, ngapain sih dari tadi kelihatannya asyik banget bermain gitar ?” tanya Dhan
“ Niy lagi nyitain lagu bro…” jawab Robi
“ Oh,ya sudah, gue mau ke dalam kelas dulu..bye..” sahut Dhan
“ Ya, “ balas Robi
Dhan pun bergegas menuju ke dalam kelasanya karena sapatau saja tasnya Nadia tertaruh di atas kursinya dan keadaan dalam kelas Dhan sepi sekali. Dhan telah sampai di dalam kelas dan apa yang diduga DHan benar keadaan kelasnya sangat sepi sekali serta yang membuat Dhan sangat senang yaitu tas Nadia tertaruh di atas kursi Nadia di kelas.
Dhan tidak menyia-nyiakan keadaan tersebut dahn ia pun langsung membuka tas Nadia dengan sangat pelan-pelan. Setelah selesai Dhan membuka, kini ia mengambil kue kesukaan Nadia dari dalma tas kuliahnya serta kemudian Dhan memasukkan kue tersebut dengan sangat pelan-pelan jangan sampai kue di dalamnya rusak. Dhan akhirnya lega karena kini kuenya sudah masuk dengan rapi namun Dhan tidak lupa menutup kembali tas kuliah Nadia.
“ Semoga kamu senang Nadia atas pemberianku…maafkan aku memberikannya secara diam-diam…” sahut Dhan dalam hatinya sambil duduk di atas kursinya
Dhan duduk dengan tenang sambil membaca buku pelajarannya seakan-akan tak ada yang terjadi dalam kelasnya padahal Dhan baru saja memasukkan sesuatu ke dalam tas kuliah Nadia. Tak lama kemudian, Nadia dan temannya yaitu Fheny masuk. Namun Dhan kaget bahwa Nadia mempunyai teman baru yang bernama Lita.
Lita adalah seorang mahasiswi yang baru saja pindah dari Surabaya ke Jakarta bersama kedua orangtuanya. Lita adalah seorang guru Bahasa Inggris di suatu yayasan kursus Bahasa Inggris. Lita tak terlalu cantik tapi dia merupakan lulusan dari sekolah SMAnya yang terbaik.
Setelah selang masuk Nadia, Fheny dan Lita datanglah Dosen yang akan mengajari mereka di dalam kelas. Ketika Dosen yang akan mengajari Nadia dan DHan masuk, DHan melihat jam tangnnya bahwa waktu di Jakarta sudaha mau setengah empat sore. Dhan dengan semua murid yang berada dalam kelas tersebut pun belajar.
Dua jam berlalu, kini Dhan telah selesai kuliah dan Dhan menyimpan kembali buku-buku kuliahnya namun pandangan Dhan langsung saja tertuju ke Nadia yang beranjak keluar dari kelas. Dalam hatinya, Dhan berhapa semoga saja Nadia menyukai kue yang tadiku beli.
Dhan pun langsung juga pergi meninggalkan kelas dan menuju ke parkiran sepeda motor untuk langsung pergi menuju ke apartemennya yang berada di daerah Jakarta Selatan.

Di tempat lain, Nadia, Fheny dan Lita asyik membicarakn tentang tempat tinggal Lita yang sekarang di Jakarta.
“ Lita…kamu sekarang jadi tinggal di mana?” tanya Nadia
“ Aku tinggal di daerah Jakarta Barat, pokoknya dekat Bandara Soekarno-Hatta…tapi gue gak tau persis apa nama daerahnya…” jawab Lita
“ Hmm, waktu kamu pindah ke Surabaya, aku dengan Fheny sangat merindukanmu “
Sahut Nadia
“ Hah…masak sich ?” tanya Lita
“ Iya “ jawab Fheny sambil merangkul Nadia dan Lita
“ Oh ya, aku sduah di jemput sama kakakku…bye…” sahut Lita sambil berlari menuju ke mobilnya
“ Ya sudah, Nadia aku juga mau pulang niy naik motor…bye “ sahut Fheny
“Iya Fheny…bye…” balas nAdia
Nadia pun juga pulang dengan sendiri karena Arfin masih belum selesai kuliah. Nadia menaiki taksi untuk menuju ke kediamannya. Di perjalanan, ia membayangkan dirinya sebgaai seorang penyanyi yang terkenal sampai-sampai ia mengahayal lupa bahwa ia telah sampai di depan rumahnya.
Nadia pun turun dari atsa taksi dan pasti tak lupa membayar ongkos taksi tersbut. Nadia langsung saja membuka pintu rumah tanpa member salam karena keadaan tengah sepi karena pembantu Nadia pergi ke kampung halamnnya.
Nadia langsung saja menuju ke kamarnya dengan rasa gembira. Ia pun mengambil buku diarynya untuk menuangkan perasaan bahagianya hari ini. Nadia pun menulis seprti ini : “ Senangnya hatiku, cita-citaku jadi penyanyi tercapai juga semoga saja aku dan grup bandku bisa terkenal “
Nadia sambil menulis di buku diarnya dengan keadaan tangannya ia taruh di bantal guling Nadia. Ia ingin mengambil buku pelajarannya di dalam tas kuliahnya namun Nadia kaget mengapa bisa ada kue blackforest kesukaannya dalam tasnya padahal dari tadi ia tak merasa bahwa ada seseorang yang memberikannya kue kesukaannya tersebut.
Nadia tidak langsung memakannya tapi ia bertanya-tanya siap yang memasukkan kue kesukaannya dalam tasnya.
“Hm…siapa ya yang mengirimkan kue kesukaan ku ini ke dalam tas kuliahku ?” tanya Nadia dalam hatinya
“ Mungkin saja memang ada orang yang memberikan ku kue ini tanpa aku sadari kan kadang-kadang sifatku seprti itu “ pikir Nadia
“ Tunggu dulu kayaknya ini seperti…” ucap Nadia dalam hatinya
“ Ini persis banget kayak kasus kemarin ada bunga mawar merah dalama tas kuliahku…” pikir Nadia
“Ah,biarkan saja hal tersebut terjadi….berarti saat ini ada yang mengagumiku
“ Aku senang banget sama yang mengrim kue ini…makasih ya…” sahut Nadia dalam hatinya sambil tersenyum
Nadia tak langsung memakan kue tersebut namun Nadia terlebih dahulu menyimpan kue blackforest tersebut ke dalam kulkasnya sebelum ia tau siapa yang mengirmkan kue tersebut. Setelah itu, Nadia kembali masuk ke dalam kamarnya dan tidur sejenak karena ia merasa kelelahan.
Di temapat lain yaitu apartemen Dhan, Dhan tengah asyik menonton bola bersama Agung dan Rasyid yang datang ke apartemennya. Dhan melihat bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
“ Yes….gggggggooooollll !!!!!!” sahutr Agung dengan nyaring
“ Ah sial jagoan kita kalah Dhan…” kecewa Rasyid
“ Ah gak papah bro..yang lain bukan kita juga,kita kan hanya penggemar saja “ balas Dhan sambil memakan popcorn yang dibawa oleh Rasyid dan Agung
“ Iya juga sich “ pikir Agung
“ Ya sudah,niy makan gue tadi sudah pessan hamburger untuk kita makan malam..niy untuk kalia. “ sahut Dhan
“ Makasih bro “ balas Agung
“ Makasih banyak Dhan “ balas Rasyid
“ Iya,gak papah…anggapa aja loh semua berada di rumah sendiri
“ Wah…kelihatannya sudah habis niy Rasyid, abs makan kita pulang ok ? “ tanya Agung
“ Iya, makan aja dulu “ jawab Rasyid
Mereka bertiga pun makan dengan makan humberger. Setelah mereka makan, Agung dan Rasyid berpamitan kepada Dhan.

“ Dhan…kami pulang dulu bro…maaf kalau ngerepotkan dan bikin rumah loh berantakan “ maaf Rasyid
“ Iya bro, kami juga buang sampah sembarangan di dalam kamar apretemen mu..” maaf Agung
“ Iya ndak papah kok, tadi sudah gue bilang anggap aja rumah sendiri “ balas Dhan
“ Ya sudah bro,kami pulang dulu…assalammualaikum “ sahut Agung
“ Ya,walaikumsalam “ balas Dhan sambil menutup pintu kamar apartemennya
Dhan kini harus sibuk membresihkan kamar apartemennya karena sangat kotor sekali. Dhan dengan ikhlas menerima sampah-samapah Rasyid dan Agung yang tadi ia buang selama menonton.
Setelah semua seleasi, Dhan melihat jam di kamar apartemennya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam namun Dhaan belum saja mandi. Dhan pun pergi mengambil handuk dan bergegas pergi menuju ke kamar mandi. Setelah selesai Dhan pergi kembali menonton namun tiba-tiba handpohonenya berbunyi pertanda sebuah SMS masuk ke dalam handphonennya.
“ Malam Dhan, ini Nadia…lagi ngapain ? “tanya Nadia
“ Oh, Nadia tau dari mana nomorku ? gue lagi nonton televise kalau kamu ? “ tanya Dhan kembali
“ Gue baru aja bangun niy,,,,Dhan belakangan niy gue punya pengalaman yang aneh…waktu kemarin gue dapat bunga mawar merah dan kue coklat blackforest kesukaanku ….yang ngirimn niy syapa sich ? “ tanya Nadia
“ Oh, jadi perassaanmu bagaimana ? “ balas Dhan
“ Ya senang aja…berati ada yang mengagumiku seminggu ini “ balas Nadia
“ Sebenarnya bunga mawar merah dan kue coklat balack forest tersebut yang ngirim gue Nadia…aku sungguh mencintai dan menyayangimu “ sahut Dhan dalam hatinya
“ Dhan…ingatkan besok keempat temanmu termasuk olh untuk menemui ku di rumah…ok ? “ tanya Nadia
“ Tapi tunggu dulu besok aku tanya “ jawab Dhan
“ Hm, baiklah…olh sudah mandi kah ? “ tanya Nadia
“ Sudah,,,memang kenapa? “ tanya Dhan

“ Oh, gue belum mandi niy…udah dulu SMS nya Dhan…bye…selamat malam “ ucap Nadia dalam SMS
“ Ya Nadia, selamat malam “ balas Dhan
Dhan pun setelah berSMS bersama Nadia dan ia pun melanjutkan menonton acara favoritnya yang ditayangkan oleh suatu stasiun televise local. Dhan kin bosan menonton acara kesukaannya tersebut, Dhan pun mencoba melatih skillnya dalama bermain keyboard.
Dhan sangat menikmati permainan keyboardnya dan Dhan kadang-kadang memainkan lagu-lagu ciptaan keyboardsist luar negeri. Smapai-samapai ketika ia mencoba melatih skillnya dalam bermain keyboard, dia menemukan nada yang pas untuk sebuh lagu tentang cinta.
Dhan pun menuliskan nada tersebut pada selembar kertas dan kemudian menyimpannya kembali ketika telah selesai. Dhan sangat bersemangat sekali menuliskan nada yang ia buat sendiri. Setelah selesai, Dhan menyimpannya di dalam laci meja belajarnya untuk besok diberikan kepada Robi untuk membuatkan liriknya.
Ketika selesai Dhan pergi tidur karena tenaganya terkuras membauta nada untuk sebuah lagu dari jam tujuh malam samapai pukul Sembilan malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar