Rabu, 19 Januari 2011

Bab 1_Harta Terindah



Tema Bab Ini : There was a friendship that has now disappeared and vanished from my heart


Cinta merupakan hal yang wajar yang dialami oleh seluruh manusia maupun itu kaum Adam maupun kaum Hawa dan hal itu merupakan sebuah anugrah dan harta teriindah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa serta semua manusianya pun menjaga cinta tersebuat dengan sebaik mungkin.
Fakta dan hal tersebut terjadi di anak muda zaman sekarang. Pemuda dan pemudi zaman sekarang yang akan menikah dengan pasangannya banyak mengangap hal bahwa pasangan yang mereka miliki adalah harta terindah yang pernah mereka miliki dan tidak akan terulang 2 kali dalam hidup mereka sampai maut menjemput salah satu dari mereka. Kisah perjuangan cinta itu terjadi di sebuah daerah Jakarta Selatan,Provinsi DKI Jakarta. Perkenalkan saja tokhnya yaitu Muhammad Rahmadhan atau biasa disapa Dhan di kampusnya,yaitu seorang laki yang kehidupannya lumayan tercukupi dan tinggal di sebuah apartemen mewah di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dhan adalah seorang remaja yang pintar dalam hal computer dan teknologi komunikasi karena dia adalah seorang fakultas Komputer dan Teknologi Informatika di sebuah perguruan tinggi di daerah Jakarta Pusat. Dhan mempunyai tubuh yang tinggi dan lumayan tampan di kalangan teman di kampusnya, dia mempunyai hobi yaitu bermain gitar dan keyboard.
Dhan memiliki seorang sahabat bernama Nadia Ananda Mila Pertiwi,atau Dhan lebih enak memanggilanya dengan nama Nadya. Nadia adalah seorang gadis yang cantik, manis, periang dan selalu membuat suasana yang tadinya tidak menyenangkan menjadi menyenangkan serta memiliki rambut yang berwarna merah. Nadia mempunyai hobi menari dna benyanyi jadi tidak heran banyak lelaki yang tertarik padanya. Dhan dan Nadia telah berteman mulai dari mereka duduk di bangku kelas 1 SD ketika itu Nadia pindah ke dekat rumah Dhan. Mereka memulai bersahbat ketika di daerah puncak, Bogor. Mereka berdua selalu bermain di sebuah lapangan di daerah perkebunan teh yang dimiliki oleh keluarga Dhan. Di lapangan tersebut, ada sebuah rumah pohon milik Dhan yang dibuat oleh Ayahnya untuk hadiah ulang tahun Dhan. Di dalam rumah pohon tersebut menyimpan berbagai kenangan-kenangan dan foto tentang masa-masa kecil Dhan dan Nadya yang sebagian dihabiskan bermain di rumah pohon tersebut.
Waktu demi waktu bergulir sampai tak terasa mereka berdua telah dewasa tepatnya telah berumur 20 tahun. Ketika mereka duduk di bangku SMP tiba-tiba Dhan menyukai Nadia yang dengan diam-diam agar hubungan persahabatan meraka tak kandas di tenagh jalan.





Namun ketika itu ditengah-tengah aktivitas Dhan menyukai Nadia datanglah seorang anak dari direktur Bank BCA Kota Bogor yang baru pindah dari Medan. Nama anaknya adalah Muhammad Arfin Ramadhan seorang lelaki yang kaya raya dan mempunyai wajah yang tampan bias dibilang wajah lelaki idaman para wanita. Ketika itu Nadia langsung saja menyukai Arfin apalagi bisa dibilang Nadia beruntung karena Arfin rupanya menyukai ia juga.
Hubungan persahabatan Dhan dengan Nadia pun lama-lama memudar karena kedatangan Arfin yang Dhan tidak menduganya.
Masa-masa itu pun berlalu Dhan coba menatap masa depan yang cerah dan meningglakan masa lalunya yang Dhan anggap sangat buruk.
“Kkkkkrrriiinnggg…kkkkrrriiiinnggg…krriinngggg” bunyi jam weker Dhan
“ Hah,sial niy jam bangunkan gue…padahal kan q masih ngantuk…” balas Dhan
“Hhhaahh….apa????sudah jam 8 pagi…aduh,gue bisa terlamabat niy pergi ke kampus
Dhan pun bergegas mandi karena ia telah terlambat untuk kuliah. Setelah mandi, Dhan pun bergegas memakai pakaian dan menyiapkan buku kuliahnya. Di perjalanan Dhan sangat kesal karena jalan meuju ke kampusnya sangat macet…
“Apaan sich ini, gak tau apa kalau geu mau pergi ke kampus dengan cepat…???” kesal Dhan
Dhan di tenagh perjalanan hanya mengeluh dan marah karena jalanan yang macet. Sekitar 30 menit berselang Dhan pun tiba di kampusnya, dengan cepat Dhan memarkirkan motornya di halam parkir di kampusnya. Dhan pun berlari menuju ke kelasnya tiba-tiba dia menabrak Nadia.
“Woy, kalau jalan lihat pakai mata dong…” sahut Dhan dengan nyaring
“ Seharusnya loh yang seharusnya lihat-lihat kalau jalan….bukuku kan berantakan..” sahut Nadia
“ Ow,maaf Nadia,gue kira siapa…maaf ya aku terlamabat niy…sorry gak bisa bantu….huh…” maaf Dhan yang tengah terburu-buru masuk ke dalam kelas
“…..”Nadia tersenyum sesaat
Setelah menabrak Nadia,kini Dhan bergegas berlari menuju kelasnya. TIba-tiba ia terhenti sejenak dan melihat dari luar ke arah kelasnya.


“Aduh…gawat bnget niy…dosennya udah masuk…bisa habis deh gue niy…” eluh Dhan dalam hatinya
Dhan pun melangkahkan kakinya sedikit demi sedikt. Hingga saatnya Dhan telah masuk ke dalam kelas dengan rasa takut yang menghantui hatinya.
“ Pak,maaf saya terlambat…karena tadi di jalan raya sangat macet dan padat…serta Pak, saya terlambat bangun…” maaf Dhan dengan rasa yang sangat takut
“Eheem…Ehhemm….baiklah tak papah…silahkan Anda duduk di bangku Anda…tapi ingat jangan sampai mengulangnya untuk yang kedua kali….Bapak tak mau kalau sampai alumni kampus ini kurang disiplin…mengerti semua…???” balas Dosen Dhan serta menanyakan kepada teman-temannya Dhan
“Iya Pak….” teriak seluruh temannya Dhan beserta Dhan
Setelah Dhan meminta maaf kepada Dosennya ia pun duduk di bangkunya. Setelah duduk, Dhan mengambil buku kuliahnya.
Ketika Dosennya menerangkan di depan kelas, pikiran Dhan tak berfokus kepada pelajaran yang diberikan oelh Dosennya. Dhan hanya terpikir tentang kecantikan Nadia di pikirannya. Bahkan hingga Dosennya habis menerangkan pelajaran dan keluar dari kelas Dhan masih saja melamun membayangkan Nadia. Namun tiba-tiba datanglah teman Dhan yang bernama Robi
“ Woy,….” Teriak Robi dengan keras sehingga Dhan pun terkejut
“Huh….asik-asiknya ngelamun loh ganggu..sial loh…” balas Dhan dengan sedikit perassan marah
“ Memamng ngayal siapa Dhan???” tanya Robi
“ Pokoknya yang pasti kan ngayalin cewe masak cowo…aneh loh….” jawab Dhan
“Sapa tau kan kamu homo….hehehe….bercanda Dhan “ balas Robi sambil tertawa
“Ok….Robi, kita pulang yuk….” ajak Dhan
“ Tapi….” balas Robi
“Tapi apa ???” tanya Dhan
“ Kita ke kantin dulu…ntar aku yang teraktir…tenang aja…” balas Robi


“ Ok ….ayo gue mau cepat pulang niy…soalnya gue mau bikin sesuatu…” ajak Dhan
Mereka berdua pun keluar dari kelas dan pergi menuju ke kantin kampus. Robi adalah teman satu kelas dengan Dhan yang juga merupakan teman dekat Dhan. Robi mempunyai bentuk rambut yang berdiri dan juga mempunyai wajah yang tampan. DIa juga mempunyai hobi yaitu bermain gitar dan bermain sepeda. Tak lama kemudian mereka pun sampai di kantin kampus dan langsung Robi menanyakan kepada Dhan dia memasan apa.
“ Dhan loh mesan apa???” tanya Robi
“ Gue pesan itu aja orange juice…” jawab Dhan
“Mbak….” panggil Robi kepada pelayan yang berada dalam kantin
“ Iya…Anda pesan apa???” tanya pelayan wanita
“ Saya pesan 1 teh hangat dan 1 orange juice….yang cepat ya mbak” minta Robi
“ Baik mas….” Balas pelayan wanita tersebut
Akhirnya, pesanan yang Robi dan Dhan nanti telah ada di atas meja. Mereka pun meminumnya dengan sedikit demi sdikit sambil bercerita.
“ Dhan,yang kamu mau kerjakan di rumah itu apa ????”tanya Robi
“ Gue mau ambil foto seseorang wanita yang gue mau edit untuk latihan jadi editor yang handal…kan jurusan kita Komputer dan Teknologi Komunikasi kan ???...” tanya Dhan kembali
“ Hehhe…kok aku selama ini baru ingat Dhan….” jawab Robi sambil tertawa
“ Oh ya, kemana Rasyid ya seminggu gak muncul-muncul….???...” tanya Dhan
“ Biasa Rsyid kalau udah dapat pacar baru semua pasti lupa….” jawab Robi
“Oh…gue mau duluan niy pergi Robi….bye…” sahut Dhan
“ Ok bro…bye…” balas Robi
Dhan pun pregi meuju ke halam parkir untuk mengambil motornya. Ketika ia baru saja duduk di atas motor tiba-tiba di pikirannya terlintas sesuatu tenatnag Nadia.
“ Oh ya, kenapa aku gak belikan Nadia bunga mawar ya…??/” tanya Dhan dalam hatinya

Dhan dengan cepat menyalakan mesin sepeda motornya dan bergegas menuju tokoh bunga yang berada dekat dengan apartemennya. Sekitar 15 menit berlalu, Dhan pun tiba di salah satu kios bunga di daerah dekat apartemennya.
“ Permisi Mbak….” sahut Dhan yang bermaksud ingin membeli bunga mawar
“ Iya,mas ada yang bisa saya bantu…???” tanya pemilik kios bunga tersebut
“ Ada setangkai bunga mawar merah yang masih segar…???...” tanya Dhan
“ Ada mas harganya Rp 15.000 ….” Jawab pemilik kios bunga tersebut
“……………………..” Dhan pun memberikan uangnya kepada pemilik kios bunga tersebut
“ Terima kasih yam as…lain kali datang lagi ke kios bunga saya….kalau saya boleh tau mas…bunga mawar ini untuk siapa????” tanya pemilik kios bnunga tersebut sambil tersenyum
“ Oh…bunga ini untuk buat pacar saya…ya sudah mas, saya permisi dulu…” sahut Dhan
Kemudian, Dhan pun menaruh bunga mawar tersebut ke dalam tasnya dan bergegas pergi dari kios bunga tersebut. Karena jarak kios bunga tempat Dhan mebeli bunga mawarnya dengan apartemennya, Dhan pun dengan cepat tiba di apartemennya.
Setelah itu, Dhan memarkirkan sepeda motornya dan bergegas menuju ke apartemennya. Tak lama kemudian Dhan pu tiba di apartemennya dan langsung menaruh tas kuliahnya serta selanjutnya Dhan membuka laptopnya untuk mencari foto-foto Nadia di akan facebook milik Nadia. Dhan pun membuka koleksi foto yang dimiliki Nadia dan memilih foto-foto Nadia yang akan ia print. Setelah memastikan bahwa foto-foto tersebut akan ia print, Dhan pun mengambil kertas foto.
Dhan pun menunggu hingga semua foto yang tadi ia pilih selesai semua. Untuk mengisi waktu menunggu hasil foto tersebut, Dhan menulis sesuatu yang akan dia selipkan ke dalam bunga mawar yang tadi ia beli. Tulisannya berbunyi : “ Untuk permaisuri yang cantik jelita yang membuatku setiap hari terpesona…serta suara yang terbaik yang pernah aku dengar…semoga permaisuri senang dengan bunga mawar ini…”.
Akhirnya semua foto yang Dhan pilih tadi selesai di print dan juga Dhan kini telah selesai juga menyilipkan tulisan tadi ke dalam bunga mawar yang dia beli. Kemudian Dhan menaruh semua foto-foto Nadia ke atas meja belajarnya dan Dhan mengambil handphonnye untuk memesan gabus yang akan dia jadikan tempat menaruh foto-foto Nadia.


“ Halo,Pak….selamat siang…saya pesan 1 gabusnya yang ukuran sedang…di antar sekarang….” minta Dhan
“ Ini yang kemarin pesan gabus juga ya di salah satu apartemen di Jakarta Selatan yang bernama Mas Dhan…” tanya pengangkat telepon Dhan
“ Iya,pak….cepat ya pak….” minta Dhan kembali
“ Iya,mas…assalamualaikum…” balas pengangkat telepon tersebut
“ Ok pak….walaikumsalam…” balas Dhan
Dhan pun selesai memesan gabus dan dia pun menunggu hingga pesanan gabus tersebut selsai diantarkan. Tak terasa Dhan menunggu pesannan tersebut datang dengan cepat.
“ Kringgg…kringgg…” bunyi bel pintu masuk Dhan
“………” Dhan membuka pintu
“ Oh, makasih pak sudah antarkan gabusnya dengan cepat…” ucap Dhan
“ Iya, mas….” senyum pengantar gabus tersebut
“ Ini pak ongkos pengirimannya….” sahut Dhan sambil memberikan kepada pengantar tersebut
Dhan pun langsung menutup pintu apartemennya. Dhan berlari menuju meja belajarnya yang tadi penuh dengan foto-foto Nadia.
Sesampainya di meja belajarnya Dhan mengambil lem perekat dan alat penjembit untuk foto-foto Nadia. Dhan sangat bersemangat menempelkan foto-foto Nadia ke gabus yang tadi ia beli. Akhirnya mading versi Dhan telah jadi dengan artikel-artikel mengenai Nadia dan foto-foto Nadia yang Dhan anggap adalah harta terindah yang pernah dia miliki.
Setelah Dhan mengangpa semua selesai Dhan menempelkan madding tersebut ke dinding apartemennya. Kemudian Dhan mencari temapt lilin dan lilin di apartemennya. Setelah Dhan mendaptkannya, Dhan menaruh tempat lilin dan lilin itu tepat di bawah madding tersebut tapi Dhan menjauhkannya sedikit karena Dhan memperkirakan kalau terlalu dekat akan terjadi kebakaran.
Akhirnya Dhan telah selesai menyelesaikan semua tugasnya dan Dhan pun duduk di sofanya untuk menonton acara kesukaannya yang tepatnya ada di siang hari saja. Ketika Dhan asik menontonj handphonnya berbunyi pertanda ada sebuah SMS masuk ke dalam handphonenya.

“ Siang niy bung…..maaf jarang balas SMSmu seminggu niy soalnya aku lagi izin kuliah dan HPku ku tinggal di rumah dan ini aja baru pulang….maaf bnget bro…” maaf Rasyid
“ Iya ndak papah bro…gue gak marah….kata Robi loh punya pacar baru ya????...wah traktiran ni…” balas Dhan sambil mengejek Rasyid
“ Hahaha….iya bro, gue lupa kasih tau….oh ya,sahabat mu yang dari kecil itu…siapa namanya???...” tanya Rasyid
“ Namanya Nadia..ada apa dengan dia,..???” jawab Dhan
“ Oh ya,tadi gue baru dengar kabar dari pacarku kan dia berteman dengan Nadia….katanya Nadia baru aja jadian sama Arfin bung…” kata Rasyid dalam SMS
“ Hah…apa betul Rasyid???...” tanya Dhan sambil kaget
“ Iya…” balas Rasyid
“ Memang nama pacarmu siapa Rasyid…??/” tanya Dhan kembali
“ Namanya Fheny Anggreani, atau nama panggilannya Fheny…” jawab Rasyid
“ Oh…sudah dulu SMSan nya bro…soalanya aku menagntuk banget niy…” balas Dhan sambil berpura-pura dengan alas an mengantuk
“Ok bro…” balas Rasyid
Dhan pun tak menyangka bahwa orang yang merusak hubungan persahabatannya dengan Nadia yang mendapatkan Nadia yaitu Arfin. Dhan sangat kecewa mendengar kabar tersebut tapi ada sesuatu yang membisikan sesuatu ke telinganya yang berasal dari dalam lubuk hatinya.
“ Dhan,kamu jangan cepat menyerah untuk mendaptkan Nadia…pasti suatu saat ada jalan untuk mendapatkannya..mungkin kali ini bukan rezekimu.. tapi dengan berusah pasti kamu akan mendaptkannya Dhan..ingat itu,kamu tak boleh putus asa…ingat…” sahut lubuk hati dalam hatinya
Dhan pun mengikuti intuisi yang berasal dari lubuk hatinya bahkan Dhan berjanji suatu saat dia akan mendaptkan Nadia kembali ke pelukannya.
Setelah Dhan berjanji pada hatinya bahwa dia pasti akan mendaptkan Nadia , Dhan pergi menuju kamar mandi karena hari sudah senja dan juga Dhan ingin pergi ke toko buku Gramedia.


Dhan pun pergi ke salah satu mall di daerah Jakarta Pusat. Ketika ia telah samapai di toko buku Gramedia, Dhan ingin mencari tentang buku-buku mengenai internet. Ketika ia membaca-baca buku mengenai hal seputar internet, handphonenya berbunyi pertanda SMS ada masuk.
“ Sore niy bro…kita ketemuan di salah satu café di daerah Jakarta Utara…gue mau ngomongin sesuatu…ada gue,loh dan Rasyid…ok????” tanya Robi
“ Ok….” jawab Dhan
“Nanti gue kirimkan alamatnya…” balas Robi
Dhan pun langsung memilih salah satu buku yang tadi ia baca dan kemudian menuju kasir untuk membayarnya.
Dhan pun telah keluar dari toko buku Gramedia, kini Dhan ingin menuju ke café yang di maksud Robi dalam SMS. Tak beberapa selang melangkahkan kakinya keluar dari toko buku Gramedia,handphonenya kembali bergetar. Ternyata Robi mengirimkan alamat café yang akan dituju oleh Dhan.
Dhan pun tiba di halaman parkiran mall dan langsung menyalakan mesin motornya untuk bergegas menuju ke cafe yang ditunjuk oleh Robi.
Sekitar 1 jam berlalu Dhan pun tiba di cafe yang dimaksud oleh Robi dan kini waktu di DKI Jakarta dan sekitarnya menginjak pukul 7 malam. Dhan pun menunggu di salah satu meja di dalam cafe tersebut. Sampai akhirnya Robi dan Rasyid datang.
“ Maaf bro…lama menunggu jalanan macet banget…” maaf Robi
“ Iya,tak papah…ayo duduk….kalian mau bicarakan apa dengan gue….????” Tanya Dhan
“ Gini aku dan Rasyid kan punya hobi bermain alat musik, kamu juga kan punya hobi main alat musik bukan…???” tanya Robi
“ Iya…memang ada apa ???” tanya Dhan kembali
“ Gini…kami mau bikin grup band tapi masih kurang keyboard,vocal dan drum…nah karena loh sangat berbakat dalam bermain keyboard…jadi loh mau gak jadi keyboardsist kami…????” tanya Robi dan Rasyid
“ Hmmm…bagus juga tuh ide kalian….ok,aku terima tawaran loh berdua…” jawab Dhan dengan penuh semangat


“ Jadi kapan kita buat lagu…?” tanya Dhan
“ Aku udah ciptakan 2 lagu niy judulnya Cinta Dia dan Penyesalan Yang Terdalam….loh bantu geu ciptakan lagu…” jawab Robi
“Hmmm..ok,mumpung lagi ada inspirasi…tapi vocal dan drumnya aja belum…????” tanya Dhan
“ Kalalu drum sudah ada namanya Agung…tapi yang susah ini cari vocal…karena bagusnya sebuah lagu tergantung pada suara orang yang membawakan lagu tersebut” sahut Rasyid
“ Kayaknya aku tau siapa yang pantas jadi vokali kita…????” pikir Dhan
“ Siapa Dhan…????..” tanya Rasyid
“ Ada sahabatku mulai dari kecil yang memang punya hobi menyanyi dan juga suaranya lumayan bagus dan merdu di dengar….” balas Dhan
“ Oh,Nadia…” lanjut Rasyid
“ Iya….betul…tuh bro…” balas Dhan
“ Ok semua, jadi loh Dhan cari vokalisnya dan jangan lupa nyiptakan 1 lagu dan kita berdua akan menemui yang tadi kami maksud untuk di jadikan seorang Drummer….bagaimana Dhan????” tanya Robi
“ Ya…” jawab Dhan
“ Oh, ya teman-teman sudah tak terasa sudah pukul 9 malam…gue ntar bisa di marahin pulang larut malam…ya udah,kami berdua bali dulu….bye Dhan…” sahut Robi
“ Ok…bye….” balas Dhan dengan nyaring
Ketika Robi dan Rasyid pulang dan Dhan pun juga berdiam sebentar memikirkan Nadia. Setelah Dhan memikirkan sesaat mengenai Nadia, Dhan pun pergi menuju motornya.
Di sepanjang perjalanan menuju apartemennya Dhan selalu saja memikirkan Nadia bagaikan sebuah hafalan pelajaran untuk di pakai saat ujian maupun ulangan.






Sesampainya di apartemennya, Dhan pun langsung berbaring di atas sofa sambil memegang foto Nadia yang tadi ia print sebelum ia keluar. Dhan pun mencium foto Nadia menandakan bahwa dia sangat menyukai Nadia dan menyayanginya.
Malam pun benar-benar tiba di Kota Jakarta, Dhan pun menaruh kembali foto Nadia ke madding yang telah ia buat. Setelah itu, Dhan pun pergi tidur untuk menatap hari esok yang lebih menyenangkan dan cerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar