Rabu, 03 Agustus 2011

F-4 Version Of The Boys At 9A_Bab 5


Halaman 1:

Sudah kurang lebih 2 minggu telah berlalu pasca persaingan antara Agung dan Fahri yang membuat Fahri sangat kecewa berat akan peristiwa tersebut. Fahri terus berusaha untuk melupakan kejadian tersebut dan Isna dengan berbagai cara termasuk dengan memperbanyak aktivitasnya. Hari ini adalah hari Minggu, hari untuk berahkir pekan. Mengingat hal itu, ia mengganti pakaiannya untuk melakukan jogging di tepian Sungai Mahakam sambil juga menghirup udara segar pagi hari karena belum terlalu banyak kendaraan berlalu lalang.

“ Ma, aku mau pergi jogging dulu mumpung akhir pekan jadi besok jadi segar, bolehkan ma ? “ tanya Fahri

“ Iya, tapi jangan lama-lama “ pesan Ibunya

“ Iya bu, tenang aja, Fahri ingat kok pesan Ibu “ balas Fahri

“ Ya udah, Fahri pergi dulu assalammualaikum…” lanjut Fahri

“ Iya, walaikumsalam “ balas Ibunya. Fahri mulai berlari untuk mengeluarkan keringatnya. Fahri mulai masuk di area tepian Sungai Mahakam, ia langsung melihat burung-burung berkicau dan kupu-kupu berterbangan menandakan bahwa indahnya hari Minggu hari ini.

Lama – kelamaan Fahri mulai merasa kecapekan karena dari tadi ia berlari. Ia kemudian mencari tempat untuk duduk di area taman pinggiran Sungai Mahakam. Tak beberapa menit kemudian ia mendapatkan tempat duduk yang enak bisa menikmati indahnya bunga-bunga yang di tata di taman. Ketika ia duduk, ia kembali teringat akan kejadi sekitar 2 minggu lalu yang membuatnya kecewa ta;pi kini Fahri coba untuk bangkit dan menatap masa depan yang cerah dan indah yang telah menunggunya.

“ Baiklah aku sudah dapat jawaban diantara kalian berdua..” sahut Isna

“ Jadi…” lanjut Isna

“ Aku lebih milih Agung daripada kamu Fahri, maafkan aku ya Fahri…” sahut Isna sambil menarik tangan Agung

“ Iya gak papah Is..”. Fahri mengingat akan perkataan Isna yang lebih memlih Agung. Fahri melamun bagaimana jika yang dipilih oleh Isna adalah Agung. Tiba-tiba ada sebuah bola yang melayang ke arah belakang kepalanya.

“ Aduh sakit…sial, lagi asik melamun eh niy bola datang “ ujar Fahri. Tak lama kemudian seorang anak laki-laki datang menghampiri Fahri untuk meminta bola yang tadi mengenai kepala belakangnya.

“ Maaf kak, …” ujar anak kecil tersebut

“ Iya gak papah, lain kali kalau main bolanya hati-hati ya dek..” balas Fahri dengan mengelus kepala anak tersebut sambil tersenyum

“ Iya kak, bolanya mana kak ?” tanya anak kecil tersebut



Halaman 2:

“ Oh, ini dek..” senyum Fahri

“ Makasih ya kak “ balas anak tersebut sambil berlari menuju ke arah teman-teman sebayanya yang menanti kehadirannya. Energi dan kekuatan Fahri mulai terisi seiring ia dari tadi beristirahat. Fahri kini duduk mengarah ke arah Sungai Mahakam. Di tengah-tengah Sungai Mahakam, terdapat sebuah pulau dan pulau ini merupakan salah satu pulau buatan yang dibuat oleh anak bangsa sendiri. Pulau tersebut di beri nama Pulau Kumala dan di dalamnya terdapat tempat-tempat rekreasi dan hiburan serta di depannya terdapat Patung Lembuswana yang merupakan maskot dari Kabupaten Kutai Kartanegara yang diambil dari sebuah kisah bahwa Lembuswana adalah kendaraan yang dipakai oleh para Raja-Raja Kerajaan Hindu Kutai dan dianggap adalah hewan dewa karena hampir setiap bagian tubuh luarnya mewakili tiap hewan di Bumi. Jika Fahri berbalik ke arah belakang ada kompleks perkantoran Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari berbagai intansi dinas.

Back to story, Fahri mulai merasa segar kembali dan melanjutkan untuk jogging mengelilingi area tepian Sungai Mahakam. Ketika Fahri jogging di sekitarnya banyak sekali warga Kota Tenggarong yang berolahraga entah itu jogging, main bulu tangkis, main sepak bola dan masih banyak lagi. Ia mulai merasa halus dan ingin sekali untuk mencari minuman untuk diminum. Tak perlu waktu lama, ia telah mendapatkan sebuah penjual minuman.

“ Mas, berapa minuman ini ?” tanya Fahri sambil menunjukkan minuman yang ia maksud

“Cuma itu den..harganya Rp 3000,” balas penjual minuman tersebut

“ Iya ini aja mas, ini uangnya “ balas Fahri sambil memberikan uangnya kepada penjual minuman tersebut

“ Makasih ya mas “ balas penjual tersebut

“ Ya, sama-sama mas..” ujar Fahri dengan tersenyum

“ Tunggu dulu den, uangnya lebih Rp 5.000 “ sahut penjual minuman tersebut

“ Gak papak kok mas, ambil aja kembaliannya “ balas Fahri menolak

“ Makasih banyak mas..” ucap penjual minuman tersebut

“ Iya mas..” balas Fahri sambil meninggalkan penjual minuman tersebut. Fahri senang bisa membantu sesamanya yang kurang mampu. Fahri kemudian membuka minuman kamasan tersebut dan langsung meminumnya. Setelah selesai, ia melihat ke jam tanganya. Ternyata sebentar lagi pukul 8 pagi, ia harus pulang karena kalau tidak ia akan dimarahin oleh kedua orangtuanya.

Fahri mulai berlari menuju ke kediamannya. Sewaktu ia pulang lalu lalang kendaraan masih belum terlalu nampak di jalan-jalan Kota Tenggarong. 30 menit berlalu, Fahri tiba di kediamannya dan segera masuk ke dalam rumah sebelum kedua orangtuanya melihat Fahri bahwa ia telah melanggar janjinya.



Halaman 3:

Di lain tempat yaitu di kediaman Dopang, Dopang telah selesai berpakaian rapi untuk pergi beribadah menuju Gereja.

“ Pergi gereja lagi..” ucap Dopang

“ Mana lagi niy adik, katanya mau sama-sama dengan aku “ pikir Dopang

“ Tunggu bentar kak, ini sedikit lagi selesai kok, aku berpakaian “ ujar adik Dopang

“ Iya, iya..” balas Dopang

“ Nah, udah selesai kan kak, ayo kita berangkat ke gereja “ ajak adik Dopang

“ Iya, naik sudah..” balas Dopang

“Baik kak” balas adik Dopang. Dopang yang merupakan seorang Kristiani melakukan rutinitasnya setiap hari Minggu yatiu dengan pergi ke gereja bersama keluarganya di kediamannya. Di lain kediaman anggota F-4 boys yaitu di rumah Wicesa, ia tengah merawat hewan peliharannya . Wicesa termasuk anggota F-4 yang paling suka memelihara binatang. Di kediamannya ia memelihara 4 ekor hamster, 2 pasang jantan dan betina dan sisanya adalah anak dari sepasang hamster tersebut.

“ Ini, makanan kalian..” ucap Wicesa

‘ Makan yang banyak ya, teman-teman..” lanjut Wicesa. Wicesa memperhatikan tingkah laku hewan peliharannya tersebut. Tak lama kemudian Ibunya memanggil Wicesa.

“ Cesa..” sahut Ibunda Wicesa

“ Iya apa ma ?” sahut Wicesa

“ Hamstermu sudah kamu beri makan gak ?” tanya Ibunya

“ Udah ma, mereka malah makan yang banyak “ jawab Wicesa

“ Oh bagus itu ces..” balas Ibunya. Di lain kediaman F-4 boys yang lain yaitu di kediaman Agung. Agung kini tengah bermain bulu tangkis di halaman rumahnya bersama Ayahanya. Agung dan Bapaknya menunjukkan keahlian mereka dalam bermain bulu tangkis.

“ Ini gung, Ayah bakalan nyemash, bisa gak kamu kembalikkan “ sahut Ayahanda Agung sambil loncat untuk memukul cock dengan raket

“ Baik Ayah, mana…” balas Agung. Ayahnya pun menyemash cock tersebut ke arah Agung dengan sangat keras dan ternyata Agung berhasil mengembalikkan cock tersebut kepada Ayahnya.

“ Kurang keras Ayah..hahaha” tawa Agung

“ Ok gung, ntar Ayah kasih yang lebih keras “ balas Ayahnya. Agung terus bermain bulu tangkis dengan Ayahnya. 15 menit kemudian, ia dan Ayahanya mulai merasakan



Halaman 4:

kelelahan dan terpaksa pemainan pun berhenti. Kemudian Agung masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil Handphonenya.

“ Hm, ada SMS masuk, dari siapa ya ??” pikir Agung. Agung kemudian membuka SMS masuk, ternyata SMS tersebut berasal dari Isna.

“ Hay honey, udah bangun lum “ tanya Isna dalam SMS. Setelah melihat pertanyaan Isna tersebut, ia langsung membalasnya dan terjadilah sebuah pertistiwa yang banyak anak zaman sekrang menyebutnya SMSan dan di dalam SMS tersebut berisi kata-kata yang lebay dari kalangan remaja masa kini.

“ Udah dong honey..” balas Agung

“ Pasti belum mandi kan ?” tanya Isna kembali

“ Ya belum lah, ini baru mau mandi sayang, kenapa ?” tanya Agung dalam SMS

“ Gak papah sayang..” balas Isna. SMSan mereka sempat terhenti sejenak karena Agung yang pergi menuju ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan badannya. Ketika Agung masuk ke dalam kamar dan telah selesai berpakaian, ia membuka kembali kotak masuk SMSnya dan ternyata ada SMS lagi yang berasal dari Isna.

“ Honey, ntar malam kita ke tepian Sungai Mahakam, ntar aku tunggu di sana, ok honey ?” tanya Isna

“ Iya sayang, aku jemput kamu kah ?” tanya Agung

“ Gak sayang, gak usah ntar aku naik motor sendiri ke sana “ jawab Isna

“ Ok sayang..” balas Agung. SMSan Agung dengan Isna terhenti namun tak lama kemudian, ada SMS masuk yang merupakan SMS dari mantannya Agung.

“ Gung, ntar kita ketemuan di pinggiran Sungai Mahakam ya soalnya aku lama gak ketemu kamu lagi “ ajak mantan Agung tersebut dalam SMS

“ Iya ..” balas Agung. Tiba-tiba terlintas sebuah pikiran di dalam benak Agung mengenai Isna

“ Hm, aku kan udah gak sayang lagi sama Isna, lagi pula aku hanya pengen membuktikan bahwa aku bisa mengalahkan Fahri dalam memperebutkan wanita, saatnya aku memutuskan Isna malam ini di tepian Sungai Mahakam dengan cara aku memeluk mantanku, benar “ ucap Agung dalam hatinya. Agung mulai tak menyukai Isna lagi dan lagipula ia memang tak ada rasa sayang dan cinta terhadap Isna namun sekali lagi hanya untuk menunjukkan bahwa ia dapat mengalahkan Fahri dalam memperebutkan wanita. Agung kemudian memikirkan cara agar Isna dapat melihat dia sedang berpelukkan dengan wanita lain.

Di kediaman Fahri, Fahri sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju, menyetrika baju, mencuci piring dan sebagainya. Ia melakukan semua hal itu untuk



Halaman 5:

membantu Ibunya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Fahri baru saja beristirahat selesai membantu Ibunya namun tiba-tiba Ibunda Fahri menyuruhkan sesuatu kepada Fahri.

“ Fahri “ sahut Ibunda Fahri

“ Iya bu, ada apa ?” tanya Fahri

“ Nanti sore menjelang malam antar Ibu ya ke rumah teman Ibu yang dekat Bukit Biru “ jawab Ibunya

“ Iya bu..” balas Fahri. Kemudian Fahri kembali beristirahat untuk melepas penat namun ia mulai merasa mengantuk setelah berisitirahat.

“ Huuuaaah !!!” Fahri menguap sambil mentup mulutnya

“ Hah, baru jam 1 siang, aku mau tidur dulu, lumayan ngisi tenaga dan energi dan ntar sore ngantar Ibu deh “ ucap Fahri

“ Ah, enak, saatnya tidur “ ujar Fahri. Bukit Biru merupakan semua nama daerah di Tenggarong yang memang berada di sebuah bukit. Fahri mulai tertidur di dalam mimpi. Di dalam mimpinya ia bermimpi bahwa ia menjadi seorang yang sukses dan berhasil di masa depan serta berguna bagi bangsa dan negara tapi begitulah semua impian manusia di dunia ini, tak mungkin ada orang yang bermimpi menjadi seorang yang buruk. Namun jangan pernah bermimpi tapi berusaha jugalah jika keinginan dan impian tersebut tercapai.

Back to story, Fahri telah tidur kurang lebih 3 jam lamanya, ia terbangun karena ada seorang anak tentangganya yang bermain bola sangat ribut sekali.

“ Aduh, ributnya pang ..” ujar Fahri

“ Tapi tak papah lah, supaya persepakbolaan Indonesia maju, jayo ank-anak “ teriak Fahri. Ia terbangun dan melihat ke arah jam dindingnya yang berada di dalam kamar.

“ Astaga udah jam 4, untung aja cepat aku bangun “ kaget Fahri

“ Tanya Ibu dulu “ lanjut Fahri. Fahri menuju keluar kamar dan menghampiri Ibunya yang sedang menikmati secangkir teh manis di luar rumah.

“ Ibu, diantarnya sekarang kah ?” tanya Fahri

“ Ya gak lah Fahri, nanti aja sekitar jam 6 sore “ jawab Ibunya

“ Baik bu..” balas Fahri sambil meninggalkan Ibunya

“ Oh ya Fahri..” sahut Ibunya

“ Iya apa bu ?” tanya Fahri berhenti berjalan

“ Kamu mandi dulu sana, udah sore ini “ jawab Ibunya



Halaman 6:



“ Iya bu “ balas Fahri. Fahri pun pergi mandi. Setelah usai, Fahri pergi berpakaian untuk mengganti baju lamanya. Fahri melihat ke arah jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Ia langsung menghampiri Ibunya yang berada di luar rumah.

“ Ibu ayo..” sahut Fahri

“ Ibu berpakaian sudah sana, udah mau jam 6 ini “ lanjut Fahri berbicara

“ Iya Fahri, kamu siapain motor aja ya..” balas Ibunya

“ Iya Ibu..” senyum Fahri. Fahri mulai mempersiapkan motornya untuk mengantar Ibunya menuju ke rumah teman Ibunya. Ibunya kini telah selesai berpakaian dan berdandan. Fahri kemudian menyuruh Ibunya untuk menuju ke motor sedangan Fahri berpamitan dahulu ke Ayahnya yang sedang merawat tanaman hias.

“ Ayah, Fahri pergi dulu..” sahut Fahri

“ Iya nak, hati-hati di jalan sama Ibumu “ balas Ayahnya

“ Iya Pak, assalammualaikum “ balas Fahri

“ Walaikumsalam “ balas Ayahnya. Fahri mulai menyalakan mesin motornya dan kemudian mengendarainya menuju ke rumah teman Ibunya. Di lain tempat di kediaman Agung, ia telah selesai berpakaian dan ingin menuju ke tepian Sungai Mahakam untuk menepati janjinya kepada Isna tadi melalui SMS. Sebelum ia pergi, ada sebuah kotak masuk SMS masuk ke dalam handphonenya.

“ Sayang, ntar bawa bunga mawar yang waktu kamu tembak aku di taman sekolah, ok ? “ ucap Isna dalam SMS

“ Iya sayang “ balas Agung

“ Makasih ya sayang “ balas Isna dalam SMS

“ Iya,sama-sama” balas Agung. Agung kemudian meminta izin kepada Ibunya untuk pergi menuju ke tepian Sungai Mahakam, setelah itu ia langsung saja pergi meninggalkan kediamannya. Di sepanjang perjalanan menuju tepian Mahakam ia terus saja bernyanyi dan menebar pesona kepada pengendara motor yaitu remaja-remaja wanita. Tak memerlukan waktu yang lama, ia telah sampai di tepian Sungai Mahakam. Namun Isna telah berada terlebih dahulu di tepian Sungai Mahakam sambil menunggu Agung. Agung memarkirkan motornya dan mengambil bunga mawar yang ia pakai ketika menyatakan cinta kepada Isna di taman sekolah. Ketika Agung baru saja berjalan beberapa langkah dari parkiran sepeda motor, ia melihat ada mantannya yang tengah berdiri. Melihat itu, Agung membuang bunga mawar merah tersebut.



Halaman 7:

Tempat di mana mantan Agung berdiri tak jauh dari tempat di mana Isna berada, jadi jika Isna berbalik ke belakang terlihat lah mantang Agung tersebut. Mantan Agung tersebut langsung berteriak memanggil Agung.

“ Agung…!!” sahut mantan Agung tersebut. Agung pun membalasnya dengan senyuman sambil mendekati mantannya tersebut. Ketika telah sampai di hadapan mantannya tersebut, tanpa berkata sepata kata apapun di antara mereka berdua, mantan Agung langsung saja memeluk Agung tapi Agung tak memberikan sedikit respon.

“ Aku lama gak ketemu sama kamu gung “ peluk mantan Agung tersebut

“ Iya..” balas Agung

“ Kamu,ke mana aja selama ini ?” tanya Agung

“ Ya, aku pindah ke Jakarta, tapi setahun kemudian Ayahku kembali dipindahkan ke sini ya sudah, aku kembali ke sini “ jawab mantan Agung tersebut yang masih saja memeluk Agung

“ Oh..” balas Agung. Isna mulai resah menunggu kedatangan Agung, ia terpikir bahwa pasti ia akan ke sini dengan menggunakan sepeda motor. Mengingat hal itu, Isna langsung berbalik mengarah ke arah parkiran sepeda motor. Namun apa yang dilihat Isna bukannya hanya Agung yang datang tetapi Isna melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Agung tengah berpelukkan dengan wanita lain. Isna kemudian berdiri dan hanya bisa terdiam melihat kejadian tersebut serta menjatuhkan bunga mawar putih yang ia bawa untuk Agung. Isna tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun untuk memberikan respon atas kejadian tersebut, ia hanya bisa terdiam berdiri melihat semua itu terjadi. Isna kemudian berlari menuju ke tempat lain sambil menangis karena tak menyangka orang yang sudah menemani hari-harinya sekitar 2 minggu lebihnya ternyata berselingkuh dengan wanita lain. Agung tak melihat bahwa Isna telah mendapati dia tengah berpelukkan dengan wanita lain aka tetapi justru mantan Agung tersebut mengajak Agung berkeliling tepian Sungai Mahakam dengan berjalan kaki sambil menikmati indahnya malam di Kota Tenggarong namun dengan arah yang berbalik arah, Agung dan mantannya berjalan menuju ke arah selatan sedangkan Isna berjalan ke arah utara.

Isna hanya bisa terus meneteskan air mata tanda kepedihan cintanya. Ia tak menyangka Agung tega membuangnya seakan ia tak pernah ada di matanya, serta mengahancurkan semua harapan Isna bahwa Agung adalah seorang lelaki yang tampan dan setia kepada pasanganya. Ia pun membuang bunga mawar putih tersebut ke Sungai Mahakam.

Di lain tempat, Fahri telah selesai mengantar Ibunya dan kini ia ingin kembali menuju ke kediamannya. Di perjalanan, ia selalu melihat ke kiri dan kanan untuk mengetahui suasana Kota Tenggarong di malam hari. Pandangannya tiba-tiba terhenti ketika melihat Isna yang tengah menangis di tepian Sungai Mahakam, Fahri langsung berbalik arah menuju ke parkian tepian Sungai Mahakam untuk melihat Isna. Ketika ia turun dan selesai memarkirkan motornya, ia melihat sebuah bunga mawar merah yang bertuliskan Isna.



Halaman 8:

“ Kok, bunga ini ada di sini “ ucap Fahri mengangkat bunga mawar merah tersebut

“ Ini kan bunga mawar merah yang Agung punya, ketika ia menyatakan cinta di taman sekolah “ lanjut Fahri. Ia kemudian mengambil bunga mawar merah tersebut dan bergegas menuju ke tempat Isna yang sedang menangis. Isna di sana terus saja meneteskan air mata serta menutup wajahnya karena ia sangat menyesal karena telah menerima Agung menjadi seorang pacarnya dan tidak menerima sarannya bahwa Agung hanya mempermainkannya. Isna terus saja menangis dan menangis tanpa memperhatikan orang disekelilingnya.

Tiba-tiba Isna merasakan ada seorang yang datang mendekatinya yang sebenarnya adalah Fahri. Fahri datang duduk disamping Isna sambil mengambil bunga mawar putih yang dijatuhkan Isna tadi dan Isna pun merasakan ada orang yang duduk di sampingnya.

“ Kenapa kamu disini Fahri ?” tanya Isna sambil mengusap matanya dari tetesan air mata

“ Gak papah..” balas Fahri dengan tersenyum

“ Oh..” balas Isna sambil terus mengusap matanya

“ Ini pasti bunga mawarmu kan ??” tanya Fahri dengan memberikan bunga mawar merah tersebut kepada Isna

“ Kalau bunga mawar putih ini punya kamu juga kan ?” balas Fahri

“ Iya “ balas Isna dengan mengambil bunga mawar putih dan bunga mawar merah tersebut

“ Kamu mendapatkannya dari mana ?” tanya Isna kembali

“ Aku mendapatkannya sewaktu aku datang ke sini tepatnya di parkiran tepian “ jawab Fahri

“ Terima kasih ya Fahri..” ujar Isna

“ Iya, sama-sama…kamu mengapa menangis Isna ?” tanya Fahri

“ Aku gak menangis kok Fahri…” jawab Isna

“ Itu kenapa kamu meneteskan air mata dan matamu merah “ balas Fahri

“ Oh, iya, aku ngaku Fahri, kalau aku menangis..” balas Isna

“ Aku tahu, pasti yang membuatmu menangis adalah Agung ?” tanya Fahri

“ Iya ..” jawab Isna dengan kembali meneteskan air mata. Fahri terus saja menghibur Isna yang tengah bersedih karena peristiwa yang tadi yang telah membuatnya sangat patah hati dan kecewa berat kepada Agung. Akhirnya Fahri berhasil membuat Isna berhenti bersedih dan menangis. Cinta telah membuat semua menjadi buta , tak mengenal siapa saja ia



Halaman 9:

datang menghampiri dan terkadang membuat orang bersedih dan bergembira. Back to story, Fahri membujuknya untuk pulang dan melupakan Agung.

“ Isna, sudah malam sudah hampir 1 jam ini kita berada di sini, sekarang sudah jam 8 malam” ujar Fahri sambli melihat jam di handphoennya

“ Iya Fahri, makasih ya kamu sudah menghibur aku..” balas Isna

“ Iya, sama-sama Isna “ balas Fahri dengan tersenyum. Isna bangkit berdiri dan berjalan menuju ke parkiran motor di tepian Sungai Mahakam. Fahri melihat bunga mawar merah yang tadi ia ambil ketika di parkiran sepeda motor tertinggal, ia langsung menanyakannnya kepada Isna.

“ Isna, bunga mawar merahmu ketinggalan “ teriak Fahri

“ Gak papah Fahri, ambil aja itu untukmu “ senyum Isna

“ Makasih ya Isna..” balas Fahri dengan melempar senyum kepada Isna

“ Iya, sama-sama” balas Isna. Isna pun pergi meninggalkan tepian Sungai Mahakam dengan kembali bergembira dan semangat. Namun Isna mulai menyadari bahwa Fahri adalah orang yang tiba-tiba datang di saat Agung pergi meninggalkannya. Isna tak percaya bahwa orang yang ia tolak mentah-mentah ketika di taman sekolah, membuatnya bisa tenang. Isna mulai merasakan rasa cinta dan sayang terhadap Fahri namun dalm hati Isna ia berkata biarlah cinta dan rasa sayang tersebut berkembang di dalam hatinya dan menjadikan hidupnya berarti. Fahri masih berpikir mengapa Isna meninggalkan bunga mawar merah tersebut kepadanya akan tetapi Fahri telah senang karena sudah bisa membuat orang yang ia sayangi menjadi tidak menangis. Fahri membawa bunga mawar merah tersebut dengan penuh harapan bahwa Isna akan mencintai dan menyayanginya kembali. Mereka berdua akhrinya mulai merasakan kembali cinta yang lama telah hilang.



Pesan Dari Bab 5:

Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang berada di sampingmu karena mereka telah mengisi dan menemani hari-harimu yang kosong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar